Aruna dalam keadaan yang tidak begitu sadar, dirinya merasa seperti dunia berputar-putar. Ini aneh, menurutnya. Apa begini efek dari minuman beralkohol? Sebelumnya memang dirinya belum pernah meminum minuman seperti itu. Tapi yang membuatnya heran, tubuhnya terasa panas dan ringan seperti ingin melayang.
Samar-samar dirinya melihat teman kerjanya masih menari di lantai dansa dengan orang asing. Matanya memicik mencoba mengenali seseorang yang baru saja datang, ia mengenakan jaket berwarna hijau army. Sorot lampu dari berbagai sisi dengan banyak warna membuatnya kembali merasa pusing.
"Aruna, pusing, ya?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja merangkulnya.
"Hah? I—iya sedikit ..." Aruna terlihat planga-plongo seperti orang linglung tak tahu arah. "Mau pulang, kemana ya jalannya? Lantainya goyang-goyang terus—" Tubuhnya hampir jatuh bila tak ditahan oleh seorang temannya di sana.
"Aduh hati-hati! Ya udah gue antar ya, lo merem aja," ujar temannya sambil tertawa pelan.
Kemudian Aruna dituntun oleh temannya untuk meninggalkan tempat tersebut. Melihat Aruna semakin hilang kesadaran, temannya lantas segera membawa Aruna ke lantai dua. Sebelum itu ia sempat kontak mata dengan seorang bartender di sana. "Gue bawa ke atas."
Aruna mana sadar dengan semua itu. Dirinya mabuk parah—hampir teler. Belum lagi temannya menambahkan obat aneh-aneh ke dalam minuman Aruna. Membuat perempuan itu semakin hilang akal sehat dan kesadaran. Dia tidak menyadari bila temannya hanya ingin berniat jahat padanya. Mereka membawanya ke sini hanya untuk menjebak Aruna, yang pastinya akan merugikan dan membuat Aruna dipandang buruk di kantor.
🦋🦋🦋
Telinganya dapat mendengar suara berisik-berisik yang cukup mengganggu. Aruna merasa tidurnya terusik di pagi ini. Entah siapa yang menciptakan suara bising di kamarnya. Dalam pikirannya mungkin abangnya pulang kemudian membuat keributan di kamarnya. Matanya masih enggan membuka hingga ia mendengar suara benda jatuh di dekatnya.Kelopak matanya terbuka lebar seketika, begitu ia menyadari bahwa seseorang di sana bukanlah abangnya. Laki-laki itu terlihat begitu terburu-buru untuk mengambil ponselnya yang jatuh. Rupanya suara keras barusan adalah ponsel yang jatuh. Napasnya tertahan ketika melihat laki-laki itu menatapnya sekilas. Wajah itu, Aruna sudah familiar.
"Nana..." Ketika namanya dipanggil, justru Nathan lari dari sana dengan segera, seperti orang kepergok maling.
Dalam keadaan ini otaknya seperti tidak mampu bekerja dengan baik. Aruna sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Matanya melihat sisi kanan dan kiri, merasa aneh dengan perubahan kamarnya.
"INI DIMANA???!!!"
Aruna terduduk dengan keadaan syok mendapati dirinya di dalam kamar yang tak ia kenali. Hal lain yang membuatnya semakin terkejut hingga rasanya jantungnya mau lepas adalah, dirinya baru tersadar bahwa tak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuhnya. Air matanya membuncah kala perlahan-lahan dirinya memahami situasi ini. Menyadari apa yang baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
This All Goes to You 3 | Jaemin
RomanceDia Nathan. Dia warna dalam hidup Aruna, sekaligus guratan luka yang abadi dalam hatinya. ❝Kamu adalah bahu ternyaman, Na. Kamu juga rumah paling aman. Kalau kamu nggak ada aku harus gimana?❞ -Aruna ©hanekyung, 2021