Tangannya mengambil satu kantung teh yang ada di sana. Lalu gelas yang ia pegang diisi lah dengan air panas. Warna cokelat menyebar pada air yang mengalir mengisi gelas tersebut. Setelah merasa takaran airnya pas ia berjalan membawa secangkir gelas itu menuju balkon. Ketika pintu untuk ke balkon terbuka secara otomatis, dirinya mendekati pagar pembatas yang berbahan material kaca di sana.
Dari ketinggian lantai puncak, dia bisa melihat seluruh kota dari atas. Ia menghirup aromanya lebih dulu untuk mendapatkan sensasi rileks.
Telinganya yang sensitif dapat mendengar jelas derap langkah kaki di atas lantai marmer kamarnya. Pintu antara kamar dan balkonnya lantas terbuka setelah mendeteksi sensor seseorang mendekat. Laki-laki itu menoleh ke belakang, mendapati seseorang yang tidak asing di matanya.
"Nathan," panggilnya dengan senyum sumringah. Ketika berhasil mendekat, perempuan dengan blouse merah itu lantas mengecup bibir Nathan. Yang dikecup terkejut, karena ini termasuk serangan tiba-tiba di pagi hari.
"Kamu free kenapa nggak kabarin aku?" tanya perempuan itu.
"Siapa yang izinin kamu masuk?" Nathan balik bertanya.
"Oh my gosh, Nathan! Aku ini Rachel, wanita kesayangan pendiri hotel mewah Nael Arce. Semua orang yang kerja di hotel ini juga tahu, aku nggak perlu izin." Perempuan itu tertawa bangga. Lain dengan ekspresi Nathan yang merasa tak setuju dengan ucapan perempuan itu.
"Siapa tuh yang bilang?"
Begitu lah sikap Nathan pada pacarnya yang bernama Rachel. Dingin. Karena dia memulai hubungan tersebut tanpa rasa, alias terpaksa. Bagaimana mungkin juga seorang Nathanael Prawinda Laksana menyukai perempuan nakal seperti Rachel. Nathan pintar, kaya raya, anak seorang pengusaha batu bara terbesar di negara ini. Menjadi investor muda sekaligus pendiri hotel termewah di Jakarta, dengan sembilan puluh lantai hotel itu menyajikan view yang bukan main-main. Dan, ia tinggal di puncaknya, griya tawang. Nael Arce, di mana hanya para eksekutif saja yang datang ke sana.
Lulus dengan predikat cumlaude di Universitas ternama di Indonesia. Nathan kelewat pintar sejak semasa sekolahnya, bahkan seharusnya ia melompat kelas ketika SMP. Namun Nathan memilih untuk menjalani wajib pendidikan 12 tahunnya. Dia bilang agar punya kenangan lebih banyak semasa sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
This All Goes to You 3 | Jaemin
عاطفيةDia Nathan. Dia warna dalam hidup Aruna, sekaligus guratan luka yang abadi dalam hatinya. ❝Kamu adalah bahu ternyaman, Na. Kamu juga rumah paling aman. Kalau kamu nggak ada aku harus gimana?❞ -Aruna ©hanekyung, 2021