2. This is 'The' Life

44K 1K 7
                                    

5 jam kemudian, disini lah aku ditemani oleh kakak ku di depan gedung besar asrama yang akan ku tempati selama 4 tahun kedepan dengan 3 koper besar berisi semua barang yang akan aku butuhkan. Aku melihat sekitar, semua mahasiswa baru terlihat begitu semangat untuk melihat siapa yang akan menjadi roommate mereka, sementara aku, aku tidak sabar untuk segera mandi lalu meluruskan kaki ku di kamar

"Kamar 507" gumam kakak ku menoleh kiri-kanan mencari nomer yang tepat "507.." Gumamnya lagi

"Menyuarakan angkanya tidak akan mempermudah menemukan nomer yang di cari" ucap ku bersusah payah menarik 2 koper di belakang ku

"Ah! Ini dia" ucap kakak ku senang. Yah, aku sudah biasa tidak didengarkan oleh seseorang saat bicara, sudah tidak sakit hati lagi kalau kembali terjadi

Saat kamar dibuka, aku di sambut dengan kamar kosong, tapi dari apa yang terlihat, roommate ku telah sampai dan mengambil tempatnya. Juga jelas sekali kalau siapapun dia ini, dia sudah sampai sejak kemarin atau setidaknya beberapa jam lalu, karena barang-barangnya sudah tertata rapi di tempat seharusnya, dan tidak seperti ku, ia keluar untuk melihat-lihat sekitar kampus yang sudah jelas sekali terlihat sangat-sangat besar yang sungguh sangat ingin ku teliti seluk beluknya. Tapi aku kan melakukan itu besok saja, saat ini aku ingin menikmati kamar baru ku saja

Namun, sayangnya, rencana ku untuk tinggal di kamar dan meluruskan kaki ku hancur saat kakak ku memaksa ku untuk berhenti menjadi anti sosial dan keluar mencari teman baru di lapangan penawaran ekstrakurikuler kampus, yang sebetulnya tidak ada niatan untuk ku ikuti karena melihat jadwal kelas ku saja sudah cukup membuat ku lelah, aku tidak butuh tambahan lain. Tapi karena sikap ku yang selalu saja mendahulukan kesenangan orang lain yang dekat dengan ku, aku pun mengalah dan melakukan apa yang kakak ku minta. Aku sungguh harus merubah sikap kelemahan ku ini, karena ku yakin sifat ini akan meledak di wajah ku suatu hari nanti di masa yang akan datang. Buruk, sangat-sangat buruk

Saat aku kembali ke kamar, waktu sudah menunjukkan jam 7 malam dan kakak ku juga sudah kembali ke kehidupannya yang jauhnya 2,5 jam dari ku. Aku penasaran apa yang sedang ibu ku lakukan saat ini di rumah sendirian tanpa diri ku untuk menemaninya. Apa ia masih bersedih aku sudah keluar dari rumah? Aku sudah tahu ia pasti merindukan ku, itu bukan lagi sesuatu yang diragukan, karena saat kakak ku melakukan hal yang sama, ibu ku tak henti-hentinya mencoba menghubung kakak ku di saat yang ia bisa. Aku rasa aku akan menelponnya sesaat aku keluar dari keramaian dan masuk ke kamar.

Namun, disanalah kejutan sesungguhnya berada saat aku mendengar seseorang dari dalam kamar mengatakan "great, teman sekamar ku seorang perempuan" dan tidak butuh waktu yang lama untuk mencerna fakta kalau teman sekamar ku adalah seorang laki-laki! Bagaimana bisa? Di kertas penempatan kamar jelas dikatakan kalau dia adalah perempuan bernama Tansee Rogers, dia jelas bukan Tansee Rogers ataupun perempuan! Apa aku sedang dikerjai? Kau tahu.. Semacam orientasi siswa baru? Apa ini semacam bagian dari peloncoan itu? Sial!

"Siapa kau?" Tanya ku menjaga jarak dari siapa pun dia ini

"Tidak perlu seperti itu, aku tidak suka gadis" ucapnya santai. Okay, apa itu artinya dia gay? Tapi dia tidak terlihat seperti gay. Lupakan "siapa nama mu?"

"Kau dulu" balas ku kaku masih menjaga jarak ku dengan si pria itu

"Lyander" ucapnya santai "dan kau?" Dia terlihat menyeramkan kalau dengan pencahayaan seperti saat ini

"Abigail" balas ku masih sedikit ragu

"Teman sekamar mu yang seharusnya, ia meminta perubahan kamar di detik terakhir, sesuatu tentang kamar ini memiliki chi yang buruk dan aku juga sudah meminta pemindahan kamar sebelumnya, jadilah aku yang dipindahkan, lalu disini lah aku sekarang" jelas lyander santai tanpa aku minta. Okay, itu menarik.. Tapi mengapa harus ditukar dengan seorang pria? Apa dia satu-satunya yang meminta tukar kamar?

"Aku tidak bisa sekamar dengan seorang pria!" Ucap ku setelah akal sehat masuk ke pikiran ku dan secepat mungkin keluar dari kamar menuju administrasi kamar asrama

Saat aku sampai di depan kaca yang bertuliskan "administrasi kamar asrama" di lantai bawah, aku menemukan kalau disana tidak ada orang dan membutuhkan nomer ID siswa untuk mendapat nomer antrean. Sial.

"Biar aku bantu" kenapa ia mengikuti ku? Lyander memasukan nomer-nomer yang ku tebak adalah student IDnya. Mengapa ia sudah tahu student IDnya sementara aku belum? Itu tidak adil! "sekarang kau tinggal menu-- ah, selamat berdiskusi" ucapnya santai dan meninggalkan ku saat seorang wanita paruh baya muncul dari ruang belakang

Aku mencoba berbicara pada wanita itu, tapi sayangnya keberuntungan tidak ada di pihak ku. Ia memberitahu ku kalau aku tidak akan mendapatkan kamar baru sampai semester depan atau sampai ada yang meminta perubahan kamar karena saat ini semua kamar sudah di kunci datanya. Sungguh sialnya diri ku!

Jadi sekarang aku kembali ke kamar dengan hati kecewa, aku akan memiliki teman sekamar seorang pria yang.. tidak jelas apakah ia normal dan hanya tidak menyukai kehadiran wanita di kamarnya, atau apakah ia gay

Beberapa hari telah berlalu sejak aku menemukan kalau Lyander adalah teman sekamar ku, dan berdasarkan buku cetak yang tergeletak di mejanya, Lyander tidak seperti ku, dalam tahun kuliah maksud ku, dia lebih diatas, tahun ke dua menurut buku cetak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari telah berlalu sejak aku menemukan kalau Lyander adalah teman sekamar ku, dan berdasarkan buku cetak yang tergeletak di mejanya, Lyander tidak seperti ku, dalam tahun kuliah maksud ku, dia lebih diatas, tahun ke dua menurut buku cetaknya, jadi itu menjawab pertanyaan ku tentang dia yang kemarin sudah mengetahui student IDnya sementara aku belum. Lalu, sebuah nilai tambah lainnya, Lyander juga jarang sekali kembali ke kamar di malam hari untuk tidur, aku tidak tahu dimana ia menginap saat ia tidak kembali, kemungkinan aku tebak di rumah teman atau mungkin pacarnya, dan di saat ia kembali, yang aku jarang sekali melihatnya melakukan itu, itu juga hanya untuk mengambil buku dan tidak pakaian, hanya buku. Jadi kurang lebih, aku sama saja tinggal sendiri di kamar ini, dan saat kalau ia memang kembali, ia sudah berada di kamar sejak sebelum aku kembali dari kampus dan entah bagaimana selalu sudah jatuh tertidur, entah apa itu secara asli atau hanya tipu-tipu demi menghindari ku yang akan mengajaknya berbicara basa-basi

Semuanya kurang lebih menjadi rutinitas sehari-hari yang sama, sampai pada suatu hari, aku terbangun terlalu pagi dan ia ada disana, sedang berganti pakaian, yang membuat ini menjadi saat pertama kalinya aku melihat Lyander bertelanjang dada, dan disaat itu juga, aku menemukan kalau Lyander, pria misterius yang menjadi teman sekamar ku ini, menceritakan banyak hal dengan tattoo yang tergambar di dadanya. Dan itu sungguh mengejutkan ku.

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang