11. Once is Fine but Twice and Trice?

10.1K 330 0
                                    

Ini adalah kedua kalinya aku mendapat tamu kejutan di kampus. Saat kemarin adalah Chloe, sekarang adalah ibu ku. Ini bahkan bukan ulang tahun ku. Bagaimana menurut mu? Mengapa ibu ku ada disini tiba-tiba? Apa yang aku lakukan akhir-akhir ini yang bisa sampai membuatnya kemari? Apa berita seseorang merampok ku sampai padanya? Kuharap tidak, aku tidak ingin ia membuang uangnya hanya untuk hal sesepele seperti itu

Tapi ternyata, ibu ku datang karena ia merindukan ku dan ia belum pernah mendatangi kampus ku sejak aku di terima disini atau kapan pun, ia bahkan tidak mengantarkan ku saat hari pertama kedatangan ku seperti orang tua lainnya, tidak seperti aku komplain atau sesuatu, karena aku tidak, tidak sama sekali. Dirinya melepaskan ku untuk kuliah jauh darinya saja sudah cukup untuk ku, aku tidak akan mewajibkannya untuk harus ikut melepas ku juga..

Tapi lagi, ternyata ibu ku memiliki motif tersembunyi di balik kedatangannya, dan aku menemukannya sehari terlalu terlambat. Ibu ku, menggali, dan dia menggali dalam. Dia mencari tahu apa saja yang telah ku lakukan selama disini, dan dia mendapat semua jawabannya dalam sekali tangkap. Hanya saja, jawaban yang ia dapatkan tidak begitu akurat, karena ia bertanya pada orang yang salah, yaitu Shawn. Kalau memang ibu ku ingin tahu jawaban yang sebenarnya, mungkin ibu ku harus bertanya pada Lyander. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, pria itu menemukan cara untuk tahu setiap aspek dalam hidup ku, entah bagaimana

"Bunda" panggil ku datar "bunda tidak akan menemukan apapun, aku disini untuk belajar, jadi itu lah yang telah aku lakukan selama ini, tidak kah nilai-nilai ku cukup membuktikannya?" Lanjut ku sebenarnya cukup panik, ia hampir menemukan kebenaran kecil tapi besar dampaknya "kenapa kau tiba-tiba melakukan ini?"

Lalu seseorang memilih waktu ini untuk memasuki kamar asrama ku "halo anak muda, dan siapakah kau?"

"Aku.. teman sekamar Abigail" ucapnya lalu aku meringis, tidak... "Pacarnya teman sekamar Abigail" ralatnya mengerti "aku akan kembali lagi nanti, kalau.. ah.. Tansee sudah kembali" oh, itu sangat meyakinkan ibu ku, dalam bentuk sarkasme tentunya, bukan harfiah

"Abigail Beatrice Young! Mulailah bercerita apa yang sebenarnya terjadi di sini!" Perintah ibuku lantang

"Apa yang bunda bicarakan? Tidak ada yang terjadi disini" ucap ku sungguh merasa bersalah berbohong pada ibu ku

"Antara gadis Tansee ini adalah perempuan-laki-laki.." ucap ibu ku sambil mengangkat kaos Lyander yang ada di kasur "atau kau memang tinggal bersama laki-laki" lanjutnya melepas kaos tersebut seperti itu adalah barang najis

"Apa yang kau coba temukan, bunda?" Tanya ku menebak omong kosongnya, dia masih menggali, tetapi bukan tentang kehidupan ku di sini, tapi tentang sesuatu yang sepenuhnya lain. Ayah ku mungkin? "Ini tentang ayah, bukan? Dia datang ke rumah, dan bunda di sini untuk memastikan aku masih belum terpengaruh?" Tebak ku, tapi dari ekspresi ibuku yang berubah seketika, aku tahu kalau aku benar "bunda, jangan khawatir, apapun yang ia lakukan, ia masih akan tetap selalu menjadi pria yang meninggalkan keluarganya 12 tahun lalu" ucap ku menahan semua kata buruk dalam mulut ku "tapi dalam sisi lain, ia masih ayah ku, aku yakin kan bunda, aku akan baik-baik saja, begitu juga dengan Avelysa"

"Kau seharusnya berada di jurusan psikologi" ucap ibu ku membuang nafas

"Pulanglah" ucap ku "aku suka dengan bunda ada disini, tapi bukan kah aku berangkat kemari untuk menjadi independen? Dan bunda juga sudah berjanji untuk tidak datang sebelum tahun pertama selesai, bunda mengingkari janji"

"Okay" dan akhirnya, aku berhasil membuat ibu ku kembali ke Washington, kehidupan ku disini baru saja berubah kembali menjadi lebih mudah.

Jangan mengambil ini dengan cara yang salah, bun, tapi aku sudah dewasa, aku memiliki kehidupan sendiri yang tidak lagi harus selalu kau ketahui seperti sebelumnya.. tapi walaupun begitu, aku masih akan menyayangi mu.. selalu.

"Apa kau Abigail?" Seseorang mendatangi ku pada suatu siang yang cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau Abigail?" Seseorang mendatangi ku pada suatu siang yang cerah

"Siapa yang bertanya?" Aku harus berhati-hati kepada siapa aku memberikan identitas ku

"Aku"

Aku pun tersenyum melihat sang pemilik suara "Avelysa, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya ku berdiri untuk memeluknya. Aku tidak sadar betapa aku merindukan kakak ku..

"Aku disini untuk mengenalkan mu pada tunangan ku" ucapnya merangkul pria yang tadi bertanya nama ku

"Tunangan? Sejak kapan kau punya pacar serius, Vely?" Tanya ku tertawa pelan "tidak perlu di jawab" lanjutku menggeleng "jadi.."

"Oh ya, benar" ucap kakak ku tersadar untuk mengenalkan seseorang pada seorang kau harus menyebutkan sesuatu yang mengidentifikasikan mereka, seperti nama "ini Scott"

"Hai, Scott, ya, aku Abigail" sapa ku tersenyum mengulurkan tangan ku

"Hai, senang bertemu dengan mu" ucapnya membalas uluran tangan dan senyum ku

"Kalian ingin duduk?" Tawar ku menunjuk kursi di sekitar meja ku "maaf berantakan, aku sedang mengerjakan tugas" lanjutku mulai mengumpulkan kertas ku yang berserakan di sekitar meja. Sambil melakukan itu, aku melirik kakak ku, memberikannya sebuah tatapan yang berarti "what the fuck is actually going on?!", tapi ia hanya menatap ku dan tersenyum. Oh, aku tahu apa yang ia ingin aku lakukan, ia mengenalkan seorang pria, dan aku akan menilainya, selalu seperti itu

"Serius, Avelysa, aku tak tahu kau memiliki pacar serius" ucap ku lagi, hari ini adalah ini yang buruk untuk mengenalkan seseorang.. "dan kapan tepatnya kau putus dengan Greg atau siapa lah itu namanya?" Lanjut ku berusaha terdengar normal, tapi sepertinya gagal, aku menggenggam lebih erat pensil yang sedang ku pegang. Aku menatap Avelysa untuk beberapa detik sebelum menoleh ke seberang jalan

"Beberapa bulan yang lalu" ucap Scott mewakili kakak ku. Itu namanya dia, bukan?

"Abigail, apa yang membuat mu begitu aneh saat ini?" Tanya kakak ku meraih tangan ku. Aku tidak bisa memberi tahunya

"Scott, apa aku mengenal mu dari suatu tempat?" Ucap ku mengalihkan topik sambil menatap Scott penasaran

"Ku percaya kita belum pernah" balasnya menggeleng

"Umm.. berapa lama kalian akan ada disini?" Tanya ku sambil mulai merapikan barang-barang ku, aku harus pergi, kakak ku tahu ada yang salah dengan ku, aku harus pergi sebelum terlambat

"Beberapa hari" balas kakak ku. Dia terlihat khawatir, dan aku juga tahu apa yang ia pikirkan, ia berpikir aku benar-benar tidak seperti diri ku. Well dia benar "aku tahu kau mengatakan semester ini kau sangat sibuk, tapi bisakah kau meluangkan waktu besok? Sudah lama kita tidak berbicara antar kakak-adik"

"Ya, tentu. Maaf aku harus pergi, aku baru ingat aku harus melakukan sesuatu" ucap ku terburu-buru lalu pergi dan menyebrangi jalan tepat sebelum lampu pejalan kaki berubah merah. Apa yang salah dengan ku? Mencari mati?

Aku harus menemukan Lyander saat ini juga. Ini sangat penting. Tidak bisa ditunggu satu hari lain. Walaupun itu berarti aku harus memperpendek pertemuan ku dengan kakak ku yang sangat aku rindukan dan tunangan yang sangat menawan. Aku senang akhirnya kakak ku menemukan seseorang yang akan menemani sisa hidupnya. Dia sudah hampir 30, sudah waktunya.

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang