9. What Happens If It Never Happen?

15.4K 377 0
                                    

Aku menyalahkan ayah ku.

Aku pernah bermimpi sekali tentang apa yang akan terjadi kalau ayah ku tidak pernah pergi dari rumah. Saat itu, ayah ku baru saja pergi 2 minggu yang lalu, dan ulang tahun ku tinggal 2 hari lagi. Dalam mimpi ku, aku melihat ayahku disana, baru saja pulang dari kantor, tersenyum bahagia kepada ku sambil menyerahkan kotak besar, dalam mimpi itu, aku tidak pernah membukanya. Ayah ku mengecup bibir ibu ku lalu puncak kepala kakak ku, kita bahagia, aku tahu kita bahagia disana. Di mimpi itu, ayah ku berjanji pada ku kalau ia akan terus berada di sana di setiap langkah ku, di sisi ku, menemani ku sampai umurnya habis. Ia berjanji untuk mengajari ku bagaimana cara memilih pria, seorang pria yang tidak bajingan sepertinya. Yep, ayah ku berkata bajingan dalam mimpi ku. Ia berjanji untuk mengajari ku segalanya. Saat mimpi itu berakhir, aku terbangun dan menangis sampai aku kembali tidur lagi. Di umur 7 tahun kurang 1 hari dan 3 jam, aku tahu kalau aku tidak akan pernah bisa lagi memiliki keluarga bahagia seperti di mimpi ku, bahkan kalau aku memiliki ayah baru, semuanya tidak akan pernah seperti mimpi ku. Tidak akan pernah

Dan sejak hari itu, aku tidak akan pernah lagi membiarkan diri ku terbangun karena menangis sampai tertidur kembali karena terlalu lelah menangis. Sampai saat ini.

Kadang mimpi bisa menjadi sebuah penyulut yang paling ampuh, begitu juga dengan memori. Dan saat dua hal itu digabungkan menjadi satu, maka kepastian habis terbakar menjadi 99,9%. Itu adalah fakta yang ku temukan sendiri dengan cara yang sangat menyakitkan. Yang membuat ku berpikir, bagaimana kalau tidak ada satu hal ini pun terjadi? Antara ayah ku tidak pernah pergi, atau ayah ku tidak pernah menjadi ayah ku? Apa yang akan terjadi? Apa takdir tidak bisa dihindari apapun jalan yang ditempuh? Atau apakah jalan lain berarti takdir yang berbeda? Aku pernah berpikir begitu, tapi sampai sekarang, aku tidak pernah menemukan jawaban, karena aku tidak tahu bagaimana tepatnya takdir bekerja

Dulu aku punya teman muslim, dia memberi tahu ku saat aku bertanya tentang bagaimana takdir bekerja di agamanya, ia memberi tahu ku kalau di agamanya, ada 2 jenis takdir, satu yang telah ditetapkan sejak awal zaman dan satu lagi yang bisa diubah, itu membuat ku semakin bingung. Yang manakah takdir itu disituasi ku? Ini sangat suram, aku tidak akan membicarakannya lagi. Yang aku tahu, yang berbeda belum tentu lebih baik, jadi aku harus berhenti berandai-andai dan bertanya 'bagaimana jika...'

"Apa yang kau lakukan semalam?" Tanya Chloe saat menemui ku di cafe dekat kampus langganan ku degan nada jahil

"Aku meninju Lyander" ucap ku santai

"Siapa?" Chloe terlihat bingung

"Pria yang mengambil rokok dan pematik mu" ucap ku meletakkan dua benda yang baru saja ku sebutkan di meja

"Ah, kau mengambil hiburan kita kembali" ucapnya menangkupkan tangan di depan dada sebelum mengambil rokok dan pematiknya "ini edisi limited" tambah Chloe mengangkat pematiknya

"Kalau begitu bagus aku mengambilnya kembali untuk mu" balas ku tersenyum sambil mengangkat bahu

"Apa ia akan kembali datang dan menghancurkan momen kalau aku menyalakan rokok?" Tanya Chloe sudah siap membakar rokoknya

"Kuharap tidak" balas ku singkat mengambil satu batang untuk ku sendiri

"Baguslah" ucap Chloe santai dan membakar batangnya

Aku sebenarnya tidak tahu, sesaat setelah 'itu' aku langsung pergi seperti semacam wanita bayaran, aku tidak tahu mengapa aku melakukan itu, aku hanya berpikir itu adalah hal yang tepat dan aku tidak ingin terlihat seperti wanita yang menggantung setelah 'itu' dengan tetap ada disana. Aku mencoba untuk tetap kasual, tapi sayangnya, itu adalah hal terakhir yang aku rasakan saat ini. Aku melakukan itu hanya untuk membuktikan sesuatu padanya, yang aku akui dan sadari sekarang sebagai hal yang sangat-sangat bodoh, hal itu tidak akan pernah terulang, selamanya, aku hanya memiliki satu kesempatan dan aku membuangnya begitu saja karena aku merasa di tantang. Dia menang, dan aku membiarkannya. Sungguh-sungguh keputusan yang bodoh dan sangat-sangat di sesali

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang