24. Total Bullsh*t Is What This Is

6.3K 202 1
                                    

Aku kesal karena ia terus menghantui ku, setiap saat aku melihat ke satu arah, aku pikir aku melihatnya, saat sebenarnya, ia menepati janjinya untuk menjauhi ku. Mungkin itu alasan ku menjadi seperti orang delusional seperti ini. Aku harus berkali-kali menyakinkan diri ku kalau ia tidak ada di sana, dia hanya ada di kepala ku, dia tidak nyata, tapi tetap saja aku berakhir melihatnya. Apa yang salah dengan ku?

"Apa kau baik-baik saja? Kau seperti takut melihat sesuatu" ucap Gary yang lagi-lagi mengunjungi ku

"Bukan melihat, tapi menghadapi. Aku ada tes lisan besok" sepenuhnya kebohongan.. tidak ada yang namanya tes lisan di tengah semester

"Kalau begitu kau harus pulang dan belajar, jangan buat kedatangan ku menjadi penghambat" Gary menahan tangan ku "aku akan baik-baik saja di hotel" lanjutnya meyakinkan ku

"Kau yakin?" Tanya ku memastikan

"Yeah, aku yakin di hotel akan ada hiburan lain" Gary tersenyum. Selalu saja pengertian. Aku penasaran mengapa ia sangat percaya pada ku semudah itu, tidakkah ia melihat atau setidaknya curiga saat ini aku berbohong?

"Terima kasih banyak!" Ucap ku bergerak untuk memeluknya. Kata selanjutnya yang tepat untuk ini adalah "I love you" tapi itu akan sangat canggung sejak kata itu belum pernah di ucapkan di antara kita dan aku juga tidak merasakan hal itu, mungkin belum

"Kau pergi saja, aku tahu bagaimana cara kembali ke hotel" aku mengangguk dan kembali memeluknya sebelum mengucapkan perpisahan dan pergi

Sesungguhnya yang harus ku lakukan saat ini bukanlah belajar, tapi datang bekerja. Aku sebelumnya sudah izin untuk menemani Gary, tapi sejak yang ditemani tidak ingin ditemani, aku pun pergi bekerja yang dengan senang hati bos ku izinkan

Dan jadilah aku disini sekarang, melayani pelanggan dengan pesanan minuman atau makanan mereka, menaruh senyum ramah untuk mereka agar tidak dicap judes di wajah ku

Aku tidak ingin menjadi ada dalam situasi klise, tapi sayangnya, aku tidak memilki pilihan lain.. Aku bersumpah aku tidak ada pikiran tentangnya saat ia muncul di hadapan ku, kali ini, bukan sebuah ilusi, dia ada di hadapan ku

"Hai" sapa ku "apa pesanan mu?" Bersikaplah normal, Abigail..

"Bisa aku mendapatkan muffin itu?" Ucapnya menunjuk 2 muffin dalam etalase makanan yang kebetulan menjadi makanan kesukaan ku

"Berapa?"

"2"

"Ada lagi?"

"Ya, kopi, hitam dengan 2 buah gula" aku sedang menulis pesananannya di gelas saat ia berkata "tambahkan 1 Frappuccino, caramel, non-coffee, extra whipped cream dan saus caramel" itu adalah.. Kenapa ia memesan minuman langganan ku? Apa itu sebuah kebetulan atau ia mencoba melakukan sesuatu?

"Ada lagi?" Tanya ku masih dengan senyum, ia menggeleng "totalnya menjadi $13.45" ia memberi ku $20 dan aku mengembalikan kembaliannya yang ia masukan dalam kotak tip seluruhnya. Sangat dermawan, tapi dia kaya, jadi aku yakin itu bukan apa-apa

Aku mengambil 2 muffin, memasukan dalam tas kertas, lalu aku mengulurkan tas itu padanya "terima kasih" lalu ia pergi tanpa kata-kata lain dan aku pun melanjutkan pekerjaan ku

Jam-jam berlalu dengan cepat, tanpa kusadari tiba-tiba waktu shift ku telah berakhir. Aku sedang melipat apron ku saat Vince masuk dan memberi tahu ku kalau seseorang sudah menunggu ku di luar. Sungguh, rasanya seperti deja vu. Aku memungut barang-barang ku ke dalam tas sebelum keluar dan menemui dia yang ku tebak sudah menunggu ku

"Ku kira kau akan ijin hari ini" sudah 2 bulan sejak terakhir aku bicara dengannya, dan berbicara dengannya setelah tidak selama itu, tidak terasa seperti ada waktu berlalu sejak terakhir

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang