29. Never Say 'The' Word (Part 1)

6.1K 155 12
                                    

Just because I'm in the mood to write, I'm going to ignore that I have no respond at all on the previous chapter. I hope you all happy that I'm ignoring my own deal and post a new chapter. Bye.

----------////--------//////--------//////--------

Ini chapter spesial dan berbeda, dan sedikit vulgar, kalo masih dibawah umur atau terganggu dengan hal-hal vulgar, di tanda peringatan nanti langsung skip ke 2 chapter selanjutnya aja ya.. Ada tandanya kok, jadi gak usah takut keterusan buat yang gak mau baca bagian itunya.. Okay. Bye😉

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lyander

Aku menatap langit-langit dan berpikir ulang tentang alasan ku mengapa aku harus kembali ke England. Aku memiliki apa yang aku inginkan di sini, aku memiliki Abigail, walaupun memiliki bukanlah kata yang tepat, secara teknis Abigail masih menjadi milik Gary sialan itu saat ini. Aku masih merasa bersalah dengan apa yang ku katakan padanya sebelumnya, aku harus tahu apa Abigail akan memaafkan ku, tapi gara-gara jalang sialan itu, aku tidak mendapat kesempatan untuk mendengar jawabannya. Abigail langsung berjalan pergi ke kamarnya saat diberi tahu kamarnya sudah siap. Dan sekarang di sinilah aku seperti orang bodoh yang akan rela menghitung domba hanya demi bisa tertidur.

Aku sempat terpikir untuk mendatangi kamarnya, tapi setelah dipikir lagi, aku tidak akan melakukan itu. Apa yang ia lakukan sekarang? Apa ia sudah tertidur sekarang? Apa ia masih marah dengan ku? Apa dia-- aku mendengar seseorang berjalan di luar kamar ku. Apa itu dia? Kamar ku berada di paling ujung dekat tangga dan kamar mandi, jadi siapapun bisa saja melewati kamar ku, bisa jadi itu hanya Shawn

Shawn, aku tidak mengerti bagaimana bisa dunia sangat kecil, dia memiliki ayah yang sama dengan Abigail, dan sekarang ia memiliki ayah yang sama dengan ku, walaupun Anders hanya ayah sambungnya, tapi tetap saja. Aku tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi, antara itu memang takdir, atau Harlot memang jalang yang seperti aku kira, seperti namanya

Mengambil keputusan, aku pun bangun dari kasur dan berencana untuk berjalan ke dapur, toh, aku butuh minum juga, jadi aku tidak akan sia-sia juga jalan ke dapur. Saat sampai di lantai bawah, aku melihat lampu kecil menyala dari dapur, jadi siapa pun tadi yang berjalan di luar kamarku juga menuju dapur. Hmm..

Aku melihat sekilas rambut pirang, dan aku langsung tahu kalau itu adalah Abigail ku. Ugh, bukan Abigail ku, belum. Aku tidak bisa memaksanya. Selama ia masih memilih untuk bersama pria Gary itu, dia belum bisa menjadi milik ku. Sampai saat itu datang, aku akan menunggu. Aku cukup mencintainya untuk bisa tetap sabar menunggu. Walaupun itu mungkin mengambil waktu selamanya. Atau mungkin aku harus melepaskannya. Dia tidak memiliki masa depan dengan ku, mungkin aku harus membiarkan Gary mengambilnya. Mungkin aku benar meninggalkannya untuk England, mungkin itu lebih baik daripada dia harus bersama ku.

"Kau memakai pakaian siapa?"

"Kau memakai pakaian siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang