12. I Wish...

10K 321 0
                                    

3 bulan yang lalu...

Aku sudah sangat yakin aku sudah mengunci pintunya saat aku masuk tadi, dan aku juga sudah memastikan kalau kunci tetap terpasang jadi tidak bisa membuka dari luar, oleh karena itu aku sangat nyaman hanya memakai handuk ku dan hanya handuk ku sambil mencukur kaki ku dan melepas handuk ku setelahnya sebelum memakai selembar pakaian pun. Itu adalah tindakan yang bodoh, walaupun aku hanya sendiri dalam kamar ini, tetap saja aku tidak seharusnya melakukan itu. Karena aku seharusnya tahu, bencana selalu saja berada di sekitar ku siap untuk menyerang kapan pun aku lengah. Itu hanya bagaimana dunia ini memperlakukan ku, jadi aku akan berusaha sabar

"Aku sudah melihat yang lebih baik" tentu saja, dia itu manwhore. Kadang, aku sangat mencintai refleks ku

"Keluar!" Jerit ku mengeratkan handuk ku

"Berapa kali harus ku katakan, aku mempunyai hak yang sama berada di sini seperti mu" ucapnya menghela nafas dan masuk

"Tapi aku sedang berganti baju!" Balas ku kesal

"Dan aku tidak perduli" balasnya tertawa dan tiduran di kasurnya, jorok sekali

"Kenapa kau selalu saja melawan ku? Kenapa kau tidak bisa menyerah sekali saja?" Ucap ku geram

"Karena aku egois" balasnya sambil tersenyum "lagipula, kau juga sebenarnya tidak perlu khawatir, aku sudah pernah melihat mu, bahkan.. didalam mu" lanjutnya benar-benar menjijikkan, mendengar hal itu, refleks ku mengambil satu barang di atas laci baju ku dan melempar benda itu ke arahnya "fuck!" Makinya sambil berdiri dari kasurnya saat benda itu mengenainya

"Kau tidak akan pernah membahas hal itu lagi, selamanya!" Ucap ku geram

"Yeah? Siapa kau mengatur-atur ku?" Balasnya menantang "tidak seorang pun boleh mengatur ku" lanjutnya

"Dan siapa kau mengatur-atur ku apa yang boleh dan apa yang tidak boleh ku lakukan?" Balas ku tak ingin kalah. Aku harus ingat kalau aku masih hanya memakai handuk dan hal itu membuat ku sedikit kurang mengancam dan sangat bahaya kalau aku melakukan kesalahan

"Aku akan berbicara apapun yang aku inginkan, Abigail. Fredoom of speech, ingat?" Balasnya berdiri tepat di hadapan ku, sekarang aku terkunci di antara kasur dan laci pakaian ku. Kenapa pula aku berdiri disini dari semua tempat yang ada?

"Tidak saat apa yang kau katakan diluar batas sopan" okay, aku harus tetap tahan posisi, jangan melemah, aku bisa memenangkan yang ini

"Ingin bertaruh kalau itu masih dalam didalam batas sopan?" Kali ini, ia menambahkan senyum, bukan jenis yang manis, tapi lebih ke yang menyeramkan

"Sekarang kau berbicara sesuatu yang tidak masuk akal" ucap ku membuang muka "lupakan saja" lanjut ku mendorong Lyander agar aku bisa berjalan keluar. Sesuatu yang salah, karena ia menarik handuk ku dan sekarang aku kembali terbuka

"Lyander!" Jerit ku berusaha menutupi semua bagian yang harus ku sembunyikan walaupun aku sebenarnya memunggunginya "kembalikan handuk ku!"

"Kenapa pula kau bersantai saat hanya memakai handuk? Itu salah mu" balasnya tertawa "dan kenapa kau masih menyembunyikan diri mu? Dengan sekarang, aku sudah melihat mu 3 kali, santai saja" lanjutnya "kita teman sekamar" tambahnya berbisik di telinga ku

"Mundur" ucap ku menelan ludah, tapi ia malah melakukan yang sebaliknya saat aku merasakan panas tubuhnya di punggung ku semakin dekat

"Dan aku jelas bisa membuat situasi ini lebih berguna daripada hanya untuk pertengkaran" lalu aku merasakan tangannya menyentuh pinggang ku dan bergerak ke perut ku. Kenapa aku sangat klise dengan tidak bisa menolak godaan seorang pria? Kepala ku tahu kalau aku harus melawannya, tapi tubuhku mengkhianati ku, dia menginginkan ini seperti semacam balas dendam karena aku terlalu alim. Mungkin aku terkena karma. Tunggu, apa hubungan karma dan orang alim? Hah, lupakan

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang