"Gue mau putus," ujar Nania tiba - tiba."Hah?" Karrie masih berusaha mencerna kata - kata yang baru saja diucapkan Nania.
Sore ini harusnya mereka pergi nonton. Tapi Nania hanya mau ngopi di cafe. Dan kata - kata itu meluncur dengan mulusnya dari mulut Nania. Beberapa hari ini Karrie memang tidak punya waktu untuk Nania. Tapi itu hal yang terlalu sepele kalau hanya untuk menyebabkan hubungan mereka berakhir.
"Kenapa?" tanya Karrie dengan tenang sembari menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Wajahnya berubah serius.
"Karena gue bosen sama lo. Gue udah gak tahan." Nania mengaduk jus jeruk di hadapannya dengan asal. "Gue gak nyangka ya cowok sepopuler lo sengebosenin ini. Diajak clubbing gak mau. Diajak mantab - mantab gak mau. Deuuh ... kayak baru pertama pacaran aja. Gak seru lo."
"Gue bukan cowok kayak gitu. Gue lebih suka boxing daripada clubbing. Dan gue gak mau nyentuh lo karna gue pengen ngejaga, bukan ngerusak."
"Yah, berarti kita emang gak cocok."
Seorang cowok yang mengenakan kemeja bergambar naga berwarna merah menyala mendatangi mereka. Karrie menatap heran cowok itu. Perpaduan baju norak dengan banyaknya aksesoris yang dia pakai membuatnya menjadi pusat perhatian. Cowok dari antah berantah itu tiba - tiba mengecup pipi Nania. Membuat Karrie sedikit tersentak.
"Hai, sayang ... kelamaan nunggu ya?" Nania merangkul lengan cowok itu. "Ini cowok baru gue. Yang pasti lebih asik dari lo. Udah ya, urusan kita udah selesai. Gue mau kencan. Bye ..." pamit Nania seraya meninggalkan Karrie.
Karrie tak bergeming di tempatnya duduk. Tak habis pikir dengan apa yang dialaminya saat ini. Dengan tiba - tiba dia didepak oleh Nania. Pacarnya selama tiga bulan ini. Sebenarnya Karrie tak sesedih itu. Hanya saja dia kesal Nania bisa semudah itu membuangnya. Tak lama - lama berdiam di tempat itu, Karrie memilih meninggalkan cafe. Tapi ternyata Nania dan cowok tadi tengah digiring beberapa preman ke gang kecil samping cafe. Karrie sudah bodo amat meski dua orang itu dipalak preman. Kakinya melangkah menuju mobilnya.
"Mana dompet lo?!" sergah salah seorang preman yang memakai jaket denim pada Evan, cowok yang tadi digandeng Nania. "Cepetan!" Preman itu menarik kerah baju Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preety Boy
Novela JuvenilPunya wajah tampan pasti menjadi keinginan semua cowok. Tapi bagaimana kalo tampannya kelewatan hingga mendekati cantik? Itulah yang dialami Karrie saat ini. Tidak ada yang memperlakukannya sebagai cowok. Mulai dari Mamanya, teman-temannya, hingga...