DUA BELAS

971 78 10
                                    

CIP CIP CIP CIP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CIP CIP CIP CIP ....

Kedua mata dengan bulu mata lentik itu terbuka perlahan. Menatap sekelilingnya yang tampak tak biasa dengan keseharian paginya. Kamar khas cowok yang terdapat juga beberapa boneka besar yang bersandar di sudut - sudut kamar.

Aah iya, semalam gue nginep di rumah Karrie, ujarnya dalam hati.

Mikayla merubah posisinya menjadi duduk. Samar - samar kejadian kemarin terlintas di kepalanya. Jemarinya bergerak menyentuh plester yang telah menempel di leher. Setelah semua kejadian semalam berhasil melintas, Mikayla memilih bangkit dari tempat tidur dan menuruni tangga. Suasana tampak sepi sampai akhirnya Mikayla mendengar suara Mama Yola yang bersenandung dari arah dapur.

"Pagi, Mika ..." sapa Mama Yola ramah saat melihat Mikayla menghampirinya. "Mama lagi bikin toast. Kamu mau gak?"

Mikayla mengangguk sembari menyunggingkan senyum. Lalu mengambil duduk di salah satu kursi di meja makan kecil itu. Menunggu Mama Yola yang sedang memanggang roti.

Tak lama kemudian Mama Yola meletakkan setumpuk roti panggang yang masih panas di sebuah piring. Disusul dengan segelas susu coklat hangat.

"Makan yang banyak ya ..."

Mikayla tersenyum sambil mengangguk. Lalu mengambil roti dan mengolesinya dengan selai strawberry. "Karrie mana, Ma?"

"Lagi di rumah kamu. Ada beberapa polisi melakukan pemeriksaan. Udah dari pagi sih. Mungkin bentar lagi kelar."

Di tengah mereka menikmati sarapan, Mama Yola menatap Mikayla serius. "Mika, lain kali kalo orang tua kamu ke luar kota, kamu gak boleh sendirian di rumah. Kamu harus nginep sini. Ini bukan tawar menawar lagi. Kamu harus nurut."

"Iya, Ma ..."

Setelah menyelesaikan sarapan, Mikayla melihat Karrie yang tengah berbicara dengan polisi di depan rumah. Beberapa petugas polisi itu pun pergi setelah menjabat tangan Karrie secara bergantian. Mikayla pun menghampiri Karrie di depan rumahnya.

"Udah boleh dimasuki?"

"Mau ngapain? Lo tinggal di rumah gue dulu. Orang tua lo baru bisa balik besok pagi," terang Karrie sembari mengikuti Mikayla yang berjalan memasuki rumah.

"Mau mandi, ambil peralatan sekolah."

"Ambil barang yang lo butuhin. Entar gue kunci semua."

Sementara Mikayla mandi, Karrie membereskan hasil dari keributan semalam. Memperbaiki jendela yang semalam dibobol. Lalu memastikan semua pintu dan jendela telah terkunci.

Selesai mandi, Mikayla memasukkan satu stel baju biasa, seragam sekolah, dan peralatan sekolah ke dalam paper bag. Karena besok pagi dia akan berangkat ke sekolah dari rumah Karrie.

"Udah semua?" tanya Karrie sembari mengambil alih paper bag di tangan Mikayla.

"Belom sih. Ini seisi kamar belom di packing," canda Mikayla.

Preety BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang