"LEPAS! DASAR GILA ...!"
BRAAAK!
Tiba-tiba pintu gudang terbuka secara paksa. Menampakkan sosok Kenan yang terengah setelah menendang pintu kayu itu. Di sebelahnya, Mikayla memasang raut wajah khawatir.
Dua orang itu berlari menghampiri. Dengan gesit Kenan melayangkan pukulan ke wajah Eky hingga pemuda itu tersungkur ke samping.
"Karrie, lo gak apa-apa?" tanya Mikayla setengah panik. Apalagi melihat dua kancing atas kemeja Karrie yang terlepas. Serta kedua mata Karrie yang berkaca-kaca.
Mikayla memeluk Karrie menenangkan. Dia yakin air mata teman kecilnya itu tak lagi bisa terbendung.
Sementara itu, Kenan belum cukup puas hanya memukul Eky sekali. Meski badannya tak sebesar Eky, cowok itu sangat jantan ketika murka.
"A, ampun ... ampun!" mohon Eky setengah menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Setelah puas memberi pelajaran pada Eky, Kenan mengantar Mikayla dan Karrie pulang. Mikayla menyuruh Kenan langsung pulang setelah mengantarnya. Sementara dia akan menjelaskan pada orang tua Karrie mengenai kejadian tadi.
Sampai di rumah, Karrie langsung masuk ke kamar tanpa berbicara sepatah kata pun. Dengan perlahan Mikayla menjelaskan ke Mama Yola. Terkejut mendengar cerita Mikayla. Mama Yola menangis. Tak menyangka di luar sana banyak yang melecehkan Karrie. Selama ini beliau tidak pernah tahu masalah itu. Karena Karrie memang tidak pernah cerita. Mama Yola merasa sangat bersalah pada putranya itu.
●●●
Sudah beberapa hari Karrie tidak masuk sekolah. Kepala sekolah juga telah mencari Karrie berkali-kali karena ingin membahas pensi yang akan segera diadakan dalam waktu dekat. Dengan sigap Kenan mewakili Karrie menangani tugas-tugas yang ketua OSIS itu emban.
Pagi ini, saat Mikayla akan berangkat sekolah, Mama Yola menghentikannya.
"Mika, tunggu Karrie ya. Dia hari ini masuk sekolah."
"Oh ya? Iya, Ma ..." sahut Mikayla dengan antusias. Mikayla juga sudah berhari-hari tidak melihat batang hidung cowok itu. Bagaimana kabarnya, Mikayla juga tidak berani menghubungi. Dia memutuskan menunggu Karrie di depan pagar.
Tak lama kemudian Mikayla mendengar suara langkah kaki mendekat. Mikayla menatap sosok laki-laki tampan yang berjalan ke arahnya. Untuk beberapa detik, Mikayla mematung. Mengagumi seorang Karrie yang baru kali ini Mikayla lihat berambut pendek. Meski tak benar - benar pendek.
Jantungnya tiba - tiba berdegup kencang. Otaknya sudah tidak bisa diyakinkan bahwa itu adalah Karrie yang biasanya. Yang biasa dia sebut kakak perempuan. Karrie yang kali ini di hadapannya benar - benar terlihat seperti laki - laki di mata Mikayla. Dan itu masalah besar.
"Apa yang lo lihat? Ayo ..." ujar Karrie dengan dingin.
Mikayla mengikuti langkah Karrie yang berjalan mendahuluinya. "Lo udah gak apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preety Boy
Teen FictionPunya wajah tampan pasti menjadi keinginan semua cowok. Tapi bagaimana kalo tampannya kelewatan hingga mendekati cantik? Itulah yang dialami Karrie saat ini. Tidak ada yang memperlakukannya sebagai cowok. Mulai dari Mamanya, teman-temannya, hingga...