"Jangan!" teriak Mikayla saat berhasil menyeruak gerombolan siswa di pinggir lapangan.
Seketika Pak Totok menghentikan kegiatannya yang siap menggunting rambut Karrie.
Mikayla menghampiri Karrie yang terduduk pasrah di hadapan Pak Totok.
"Kenapa, Mikayla?" tanya Pak Totok.
"Maaf banget, Pak. Tapi saya enggak bisa ngebiarin ini terjadi. Ayo, Kar." Mikayla menarik tangan Karrie dan mengajaknya kabur dari Pak Totok.
"Mikayla ...!" teriak Pak Totok bersungut-sungut tanpa bisa mengejar mereka yang sangat gesit.
Saat sudah sampai taman belakang perpustakaan barulah mereka berhenti karena merasa aman. Dua siswa itu membungkuk sembari mengatur napas.
"Gila lo, Mik ... berani banget lo ngelawan Pak Totok," ujar Karrie sambil menyeka keringat di pelipisnya.
"Tau ah, bodo amat. Gue lebih takut kalo nyokap lo galau pas pulang entar rambut lo plontos."
"Terus mau gimana? Gue juga capek kejar-kejaran sama Pak Totok. Bujuk nyokap juga gak bisa. Rambut panjang gerah banget. Mana cuaca sekarang bersaing sama perapian. Panas banget."
"Salah sendiri muka lo kelewat cantik. Gue aja minder sejajar sama lo."
"Ya udah, gue operasi plastik aja!" ucap Karrie asal. Lalu pergi meninggalkan Mikayla.
●●●
"Ma ... aku mohon. Tolong biarin Karrie potong rambut." Dengan sungguh-sungguh Karrie bersimpuh di hadapan sang mama.
Sedangkan Mama Yola malah asik browsing di internet tentang masakan. Tak memperdulikan ucapan Karrie.
"Iya, ma ... tiap hari Karrie dikejar-kejar sama guru BP. Lagian cuaca makin panas. Kasian gerah. Gak konsen belajar." Mikayla membantu membujuk.
"Ya udah, tiap hari biar mama kepang rambutnya biar gak gerah. Mama abis beli ikat rambut lucu-lucu kemaren. Hmm, mama gak sabar dandanin kamu," riang Mama Yola sambil mencubit pipi Karrie dengan gemas.
Karrie sampai terbengong melihat kelakuan ibunya yang masih seperti ABG.
"Ya udahlah, Kar. Gue juga nyerah bujuk nyokap lo." Mikayla juga memilih pergi karena bujukannya sia-sia.
●●●
Pagi-pagi buta seorang siswa diam-diam memasuki kelas 10-1 yang masih kosong. Dia berjalan perlahan menuju meja Karrie. Lalu menaruh sekotak susu strawberry di atas meja. Setelah itu dia segera meninggalkan tempat itu sebelum semua siswa datang.
Kelas mulai ramai, Karrie yang baru datang memperlambat langkahnya saat melihat sekotak susu di atas mejanya. Sudah satu minggu dia mendapat kiriman susu strawberry dari orang yang tidak dia kenal.
Karrie mengambil susu itu. Lalu membaca secarik kertas yang tertempel di sana.
Semoga harimu menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preety Boy
Ficção AdolescentePunya wajah tampan pasti menjadi keinginan semua cowok. Tapi bagaimana kalo tampannya kelewatan hingga mendekati cantik? Itulah yang dialami Karrie saat ini. Tidak ada yang memperlakukannya sebagai cowok. Mulai dari Mamanya, teman-temannya, hingga...