Punya wajah tampan pasti menjadi keinginan semua cowok. Tapi bagaimana kalo tampannya kelewatan hingga mendekati cantik?
Itulah yang dialami Karrie saat ini. Tidak ada yang memperlakukannya sebagai cowok. Mulai dari Mamanya, teman-temannya, hingga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua orang siswa laki-laki serta satu siswa perempuan dari SMA Aksara memasuki kawasan SMA Puspa Bangsa. Mereka perwakilan dari anggota OSIS yang akan mengadakan rapat perihal pertandingan persahabatan antar sekolah mereka.
Suasana hening tercipta di dalam ruang OSIS saat dua perwakilan sekolah bertemu.
"Kata lo namanya Karriescha?" tanya Satya, ketua OSIS SMA Aksara dengan berbisik pada wakilnya.
"Iya, emang namanya Karriescha," balas Derril, sang wakil.
"Kok cowok? Gue kira cewek, anjir!" Alis Satya bertaut.
"Ya gak tau ... tanya aja orang tuanya."
Yang mereka tidak sadari, Karrie mendengar semua yang mereka katakan.
Diam-diam Satya memperhatikan Karrie. Dalam pertemuan ini Karrie cukup acuh dengan tamunya. Dia hanya berbincang dengan Kenan mengenai topik meeting. Sikap sok coolnya itu selalu muncul saat rapat. Membuat suasana terasa membeku.
Satya terhenyak saat Karrie menyisir rambut depannya dengan jari, mengarahkan ke belakang. Karena wajah sempurna Karrie semakin terlihat. Kecantikan seorang cowok yang jarang Satya lihat di manapun.
Bagaimana mungkin ada cowok yang cantiknya melebihi cewek? batin Satya.
Sesaat setelah selesai meeting, Satya berjalan mendekat ke arah Karrie dengan ragu. Karrie yang tengah membereskan berkas-berkas terkejut saat Satya menyodorkan ponselnya.
"Boleh minta nomor lo?"
Karrie menautkan alis. "Buat?"
"Buat ... em, buat keperluan pertandingan persahabatan," jawab Satya semakin gugup.
"Hubungin lewat dia aja." Karrie menunjuk Kenan yang tak jauh darinya. Lalu pergi meninggalkan ruang OSIS.
Kenan nampak bingung karena Karrie pergi begitu saja setelah menunjuknya. "Apa?"
•••
Hari pertandingan basket antara SMA Aksara dengan SMA Puspa Bangsa akhirnya tiba. Anggota OSIS SMA Puspa Bangsa alias sang tuan rumah sangat sibuk mengurus segala persiapan menjelang pertandingan.
Khususnya satu-satunya cowok yang sedang mengenakan almamater yang lengannya dilingkis. Menandakan bahwa dirinya adalah ketua OSIS, mengatur anggotanya dengan wajah serius.
Untuk menghalau rambut depannya yang semakin panjang, dia menggunakan snapback. Karrie tidak akan menguncir rambutnya di saat penting seperti ini. Karena itu akan merusak kharismanya sebagai ketua OSIS.
"Bim, mana anak PMR?!" teriak Karrie pada anggotanya saat melihat anak PMR tidak berada di tempat.