DELAPAN BELAS

530 46 10
                                    

Di sore yang telah ditunggu, Karrie datang ke sebuah sasana yang telah disepakati bersama Mikayla dan Kenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sore yang telah ditunggu, Karrie datang ke sebuah sasana yang telah disepakati bersama Mikayla dan Kenan. Tentunya tempat itu dipenuhi dengan teman-teman Ardhan.

Kenan mendekat ke Karrie seraya berbisik, "ini kalau lo menang mereka gak akan ngeroyok kita kan?"

Karrie hanya menoleh sejenak tanpa menjawab pertanyaan Kenan. Semua mata anak buah Ardhan yang menatapnya kebanyakan pernah dihajat Karrie karena mengganggu Mikayla. Karrie dan Ardhan telah mengganti pakaian dan saling berhadapan. Melihat Ardhan yang mengenakan sabuk hitam membuat Mikayla sangat khawatir. Menandakan mantannya itu telah berkecimpung di olahraga itu lebih dari 5 tahun. Sedangkan Karrie yang baru beberapa bulan baru menggunakan sabuk biru.

Sebelum Karrie melangkah maju, Mikaila menarik lengannya. "Kar, hati-hati," ucap Mikayla penuh kecemasan.

Wasit yang berdiri diantara mereka seorang yang cukup dewasa. Sang pemilik sasana yang kali ini bersedia membantu mereka untuk menengahi pertandingan ini sebagai wasit.

"Gue gak akan ngebiarin kecurangan. Ingat, gak boleh menyerang titik vital. Udah siap? Yak, mulai."

Wasit pun mundur. Karrie dan Ardhan saling mendekat. Setelah melakukan tos kecil, mereka pun mulai saling menarik kerah, mencoba menjatuhkan namun tidak mudah. Setelah berputar-putar dengan mencoba meraih baju lawan akhirnya Ardhan berhasil menarik Karrie yang berbadan lebih kecil. Ardhan menjatuhkan badannya ke belakang menendang pinggul Karrie dan melempar tubuhnya ke belakang membuat tubuh Karrie jatuh dengan keras. Ardhan mendapat poin untuk itu. Karrie pun kembali berdiri meski punggungnya terasa nyut-nyutan. Mereka kembali berusaha menarik baju masing-masing hingga akhirnya Ardhan kembali berhasil menarik kerah Karrie. Ardhan memutar badannya membelakangi tubuh Karrie dan membantingnya serta memelintir lengan Karrie hingga wasit menghentikan mereka. Karrie yang mulai terkuras tenaganya kembali berdiri. Sepertinya Ardhan memanfaatkan tubuh Karrie yang kecil untuk membantingnya berkali-kali. Karrie harus memikirkan cara, kalau tidak dia akan kehabisan tenaga sebelum bisa membalas Ardhan.

"Lo gak mau nyerah aja?" tanya Ardhan meremehkan. "Gue takut tulang lo patah karena keseringan gue banting.

Karrie menatap Ardhan tajam. Mulai kesal dengan cowok itu. "Lo mau ngalahin gue sama mulut lo?"

Pertandingan pun dilanjutkan. Saat Ardhan kembali menarik kerah Karrie. Cowok itu terkesiap saat Karrie berhasil membebaskan diri dan membalik keadaan dengan mencengkeram kerah Ardhan menjegal kakinya dan menjatuhkan Ardhan. Kemudian mengapit leher cowok itu dengan kakinya serta memelintir tangan Ardhan menguncinya kuat hingga cowok itu memukul-mukul lantai tanda meminta hal itu dihentikan. Wasit pun memisahkan mereka rasa percaya diri Karrie mulai bangkit. Ardhan rupanya mulai kesal karena Karrie berhasil membantingnya tak hanya sekali. Karrie berhasil membanting Ardhan tiga kali. Hal itu membuat Ardhan gelap mata. Hingga di suatu kesempatan saat mereka saling bergumul, Ardhan menendang tulang kering Karrie hingga tergelepar kesakitan. Bahkan suara tulang yang retak pun terdengar. Buru-buru wasiy menghentikan pertandingan.

Preety BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang