ATLANTIC 3 - The Professor Humanoid [Season 3]

Atlantic 3 - the professor humanoid bab 57

Hideo yang merasa mampu mengalahkan Christopher pun lantas menyuruh kedua temannya tersebut untuk segera pergi meninggalkannya.

"Edric ... Reina ... cepat kalian pergi dari sini."

"Apa yang ..?! -- mana mungkin kami pergi meninggalkanmu Hideo! dia bukan hanya menjadi masalahmu, tapi dia merupakan ancaman bagi setiap orang."
Ujar Reina yang merasa sedikit kecewa mendengar perkataan Hideo.

"Dia terlalu berbahaya Reina, jadi kumohon ... kali ini  biar aku yang melakukanya."
Hideo memegang kedua bahu Reina untuk terus mencoba meyakinkannya.

"Tidak! Apapun resikonya kita harus melawannya bersama-sama ...."
Balas Reina lagi yang langsung menggenggam tangan Hideo.

"Reina ...."

Melihat kedua teman-temannya tengah berdebat, Edric lantas memotong perdebatan mereka.

"Teman-teman ... bisa kita fokus dengan apa yang ada di hadapan kita sekarang? --orang ini ... dia benar-benar terlihat menakutkan."
Ujar Edric yang mencoba menyadarkan teman-temannya.

Tanpa menggubris ucapan Edric, Hideo masih menatap lekat kedua mata Reina yang mulai berkaca-kaca.

"Edric ... tolong, bantu aku untuk kali ini saja, aku mohon."
Ujar Hideo tanpa menoleh menatap Edric.

"Tapi ...."

"Cepat Edric! Lakukan sekarang!"
Bentak Hideo yang mulai emosional karena ia tidak ingin kedua temannya tersebut menanggung beban yang seharusnya tidak mereka tanggung untuknya.

Edric yang faham akan maksud Hideo kemudian dengan cepat membuka portal dimensi ruang dan waktu, lalu dengan segera Edric menarik lengan Reina untuk pergi bersamanya menuju lokasi di mana pasukan major Lucas berada.

"Hideeeeeo! Kau tidak bisa melakukan ini sendiri ... aku ... aku ... Hideo ...."
Teriak Reina yang menjulurkan tangannya sesaat setelah ditarik  Edric ke dalam dimensi ruang dan waktu."

Dimensi tersebut kemudian menutup dan hanya menyisahkan Hideo bersama dengan Christopher di atas kereta yang tengah melaju tersebut.

"Ya, aku tahu apa yang ingin kau katakan Reina ... hanya saja ... aku terlalu payah untuk mengunggkapkannya."
Hideo hanya tertunduk, lalu tanpa sadar air matanya pun jatuh.