🔻[17+ : Contains Violence, Graphic Content, and Dark Themes]🔻
_____
Alice, seorang gadis biasa, tiba-tiba terjebak di dunia kematian.
Tempat bagi para malaikat pencabut nyawa. Di sana, Clay, sang malaikat pencabut nyawa, terpaksa melakukan segala...
Alice merasakan kain yang tebal serta hangat menyelimuti dirinya dari atas kepala hingga ke bawah.
Ssruk...
Lagi-lagi Alice terdiam ketika seseorang memeluknya.
'S.. Siapa?' Batin Alice.
Alice kembali merasa sesak karena terpaksa ia harus menahan bau anyir yang ada di dekatnya. Bau anyir itu lekat pada bau malaikat kematian.
"Hey sialan, bernapaslah!" Alice tahu suara itu pasti Clay.
'Ke.. Kenapa?! Apa dia memelukku?!'
"Hhah.. Hhah.. Hhah.." Alice menghirup udara dengan cepat seperti tidak pernah bernapas sebelumnya.
Serangan paniknya perlahan menghilang tetapi karena Clay sudah menemukannya. Ia juga sedikit merasa takut tetapi di sisi lain, ia juga merasa nyaman.
Alice kini sudah merasa tenang. Clay melonggarkan pelukannya lalu menarik jubah yang menutupi tubuh Alice.
Ssraak..
Clay mengibas jubahnya lalu kembali memakainya.
"Jangan khawatir, jubahku selalu bersih setiap saat kecuali bagian bawahnya!" Ucap Clay sambil mempelihatkan bekas darah yang menodai bagian bawah jubah panjangnya.
"Hei, aku berada di satu tempat denganmu tetapi kenapa kau tidak meminta pertolongan padaku?!"
Alice tampak bingung dengan perkataan Clay. 'Apa maksudnya?'
"Kenapa kau harus menyebut nama Lathil dan Rias? Itu membuatku muak. Seperti ingin mengeluarkan organ tubuh seseorang melalui tenggorokannya."
Alice tetap diam dan tidak merespon perkataan Clay.
Trak.
Ruangan yang gelap itu perlahan menyala dengan terang.
Alice yang kehabisan kata-kata melihat perubahan perilaku dari Clay kini semakin tidak berkutik ketika tempat gelap tersebut berubah menjadi terang.
'Ini di mana?' Batinnya.
KKREETTT...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alice tadinya berada di sekolah. Setelah melihat Clay, ia lalu berlari di lorong sekolah yang tak berujung dan ruangannya menjadi gelap. Tetapi sekarang ia berpindah tempat di stasiun kereta.
Walaupun sudah tengah malam begini, masih ada beberapa orang di sana dan tentu saja mereka tidak akan bisa melihat keberadaan Alice dan Clay maupun phantom.
"Apa? Sekarang kau mengabaikanku?" Ujar Clay dengan ekspresi wajah dingin.
