Malaikat Kematian yang Menggunakan Sabit

86 33 7
                                    

SHAAAK..

Di langit malam yang gelap, sebuah retakan dimensi terbuka, memunculkan celah antara ruang dan waktu, menembus batas dunia manusia. Sosok makhluk misterius dengan jubah hitam panjang menyelimuti tubuhnya yang kokoh. Sayap-sayapnya yang hitam berderak saat ia mengoyak ruang di sekitarnya, melayang di antara kehidupan dan kematian. Kehadirannya tak kasat mata bagi mereka, namun aura kematiannya begitu menekan.

Makhluk itu adalah malaikat pencabut nyawa, makhluk yang telah ada sejak manusia pertama kali diciptakan. Tubuhnya tegap, tatapannya datar dan dingin. Tanpa emosi, dia melayang melintasi dunia fana, sabit besar yang telah menjadi saksi banyaknya kematian manusia tergenggam erat di tangannya yang kuat. Cahaya redup dari sabitnya bersinar samar terkena pantulan cahaya bulan.

Ekspresinya kosong, tidak ada hati maupun belas kasih. Hanya tugas suci yang telah ia emban selama ribuan tahun, memburu jiwa yang telah terikat pada ajal.

Ia tiba di sebuah hutan lebat yang diselimuti oleh salju tebal, salju yang menutupi tanah yang kotor dan menghapus jejak-jejak kejahatan, menutupinya dengan lapisan putih yang murni. Permukaan bumi yang kering sama sekali tidak terlihat di balik lapisan salju itu.

Di tengah hutan itu, seorang pria muda dengan rambut hitam dan tubuh pucat berjuang melawan dingin yang menembus ke dalam tulang-tulangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah hutan itu, seorang pria muda dengan rambut hitam dan tubuh pucat berjuang melawan dingin yang menembus ke dalam tulang-tulangnya. Dengan telanjang kaki, dia melangkah di atas salju yang dalam dengan penuh perjuangan. Kulitnya sudah menunjukkan tanda-tanda kemerahan dari suhu dingin yang tak tertahankan, seperti mayat beku yang bangkit dari kematian.

Dia meniup kedua tangannya yang membeku, berusaha menghangatkan jari-jarinya yang sudah kaku dan mati rasa. Bibirnya membiru, dan napasnya keluar dalam bentuk uap tipis yang terlihat jelas di udara dingin. Tubuhnya bergetar melawan dinginnya salju, berusaha untuk terus melangkah menuju suatu tempat. Tempat yang menjadi harapan terakhirnya untuk mendapatkan kehangatan dan perlindungan.

Manusia menyebutnya rumah.

Rasa haus yang menggerogoti tenggorokannya membuat setiap tegukan ludah terasa menyakitkan seperti pisau yang menyayat tenggorokannya. Ia mengalami dehidrasi parah.

Sebentar lagi, dia akan menghadapi kematian, entah kematian seperti apa yang akan ia rasakan, semuanya ada pada keputusan malaikat pencabut nyawa yang telah mengikutinya sambil memegang sabit di tangannya.

Malaikat pencabut nyawa, makhluk yang telah ada sejak sebelum adanya manusia, dan keberadaannya menjadi misteri bagi manusia yang tidak bisa melihatnya. Entah sudah berapa lama mereka ada, dan mereka juga mempertanyakan seperti apa dunia itu.

Para malaikat berdoa setiap harinya agar diizinkan untuk membunuh semua makhluk hidup di muka bumi karena telah mengotori dunia. Tidak lebih dari itu, mereka sudah melewati banyak hal yang seharusnya sudah terasa biasa, tetapi perasaannya sangat berbeda.

LOST IN THE WORLD OF THE DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang