Ch. 16. Malaikat yang berdoa

7 7 1
                                    

"Alice, pegang tanganku!" Perintah Clay.

Tanpa menjawabnya, Alice langsung menggenggam erat tangan Clay.

Alice mencium bau darah yang sangat menusuk dari sosok tersebut.

"Kaelus." Clay menatap ke depan dengan raut wajah tidak suka.

Dia harus menjauhkan Alice dari Kaelus karena malaikat itu sangat berbahaya. Dia bisa melakukan apapun yang dia mau.

Kaelus mulai menurunkan tudung jubahnya dan menatap datar Alice dan Clay secara bergantian.

Tatapan itu tampak berbeda, siapapun yang menatapnya akan merasa tidak nyaman.

"Bagaimana kabarmu, Clay?!" Kaelus berusaha tersenyum tetapi terlihat seperti menyeringai karena tidak bisa tersenyum layaknya manusia.

"Kita bertemu beberapa hari lalu." Jawab Clay dengan dingin.

Kaelus bukanlah malaikat yang ramah apalagi harus menanyakan kabar seseorang yang merupakan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

Walaupun bertenu secara kebetulan. Dia pasti mempunyai tujuan tertentu.

"Nona yang ada di sebelah, kau pasti manusia. Bukan.. Kau bukan lagi manusia, kau roh yang bergentayangan."

Alice memundurkan sedikit langkahnya karena merasa tertekan melihat tatapan mengintimidasi dari Kaelus.
Alice merasakan bahwa Kaelus tidak menyembunyikan tatapan kebenciannya kepada Alice dan juga Clay.

"Aku prihatin padamu. Kau pasti sedih karena tidak bisa beristirahat dengan tenang. Jika kau mau, aku bisa membawamu istirahat!"
"Kau tidak lelah? Kehidupanmu hanyalah pengulangan yang sama, kau hanya hidup menderita."

Clay meremas tangan Alice agar tidak melangkah lebih jauh.

"Kami harus pergi sekarang. Banyak urusan yang harus diselesaikan!" Balas Clay sambil berjalan lurus dan hendak melewati Kaelus.

Brakk..

Kaelus bergeser hingga pundaknya menabrak pundak Clay yang tengah berjalan.

"Kau serius mau pergi sekarang? Kau takut? Padahal kau tampak garang saat berkelahi dengan Rias."

'A.. Apa yang terjadi? Apakah Clay berkelahi dengan Rias? Mereka saling mengenal?' Alice mulai membatin.

"Ahk.. Sialan aku benar-benar benci bau manusia." Ucap Kaelus yang terus menatap Alice dan Clay bersamaan.

"Alice itu urusanku. Aku yang bertanggung jawab mengirimnya ke alam baka. Jadi kau selesaikan saja pekerjaanmu seperti biasa." Jawab Clay.

Kaelus menyeringai lebar. Dia seperti menunggu jawaban yang menarik dari Clay.
"Kau.. Kau siapa berani memerintahku?" Kaelus kembali berhadapan dengan Clay.

"Kau terlalu bersemangat karena berada diposisi terdepan tetapi itu tidak akan menjadikanmu kuat." Clay kembali membalas seolah tak mau kalah.

Perang kata-kata mulai terjadi antara mereka berdua.

"Kau bijak sekali seperti Lathil. Dia juga ada di posisi terdepan tepat di sampingku, baunya sangat bersih. Saat pertemuan aku harus menahan tawaku."
"Ada apa dengan kalian? Kenapa sangat menggilai dunia manusia?"

Bulu kuduk Alice berdiri. Dia merasa suasana di tempat itu berubah menjadi mengerikan.

"Kau tahu Clay? Karena kau, Lathil akan dihukum oleh Dewa Thanatos!"
"Kau seharusnya sadar apa yang telah kau lakukan, kau membuang salah satu malaikat terbaik kami!"
"Sudahlah, dia juga bersalah dari awal.."

LOST IN THE WORLD OF THE DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang