Ch. 21. Kau siapa?

4 6 0
                                    

Setelah melakukan petualangan yang panjang mencari kupu-kupu hitam seharian dan sebagai manusia biasa. Alice mulai kelelahan sehingga Clay harus membawanya beristirahat ke rumahnya.


Sudah beberapa minggu ini mereka berkelana dan Alice selalu beristirahat di tempat yang tidak dikenali dan itu sangat tidak nyaman.

Tetapi seiring berjalannya waktu, Alice mulai terbiasa dengan tempat itu.

Akhirnya dia bisa berada di rumah hangat itu lagi.

Rumah yang sudah ditandai oleh Clay agar tidak ada satupun phantom yang berani melangkah ke daerah itu.

"Ck, pasti menjadi manusia itu sangat menyebalkan, mereka butuh istirahat walaupun sudah mati!" Omel Clay.

"Tentu saja.. Kami ini tidak sempurna!" Balas Alice.

"Hanya ada satu kamar di tempat ini, kau boleh memakainya." Ucap Clay.

"Benarkah?!" Tanya Alice yang sepertinya sedikit lagi akan terlelap.

"Hmm.. Aku pernah memakainya hanya sekali tetapi aku tidak menyukainya."

"Selagi kau tidak mengotorinya, kau boleh tidur di tempat itu kapanpun kau mau."
"Nikmatilah sebelum kau tidak akan merasakannya lagi!"

Alice sama sekali tidak keberatan dengan tawaran Clay karena keinginannya untuk segera tidur tidak bisa dilawan lagi.

"Baiklah!" Alice menjawab singkat lalu memasuki kamar itu dan tertidur dengan pulas.

Seluruh badannya yang tampak sakit-sakitan itu bertemu dengan kasur yang sedikit empuk tetapi tetap nyaman, rasanya seperti berada di surga.

Di sisi lain, Clay mulai membersihkan dirinya di bak yang berisikan air hangat dan tak lupa dia juga membersihkan sabitnya.

Setelah itu dia pergi meninggalkan Alice yang sudah tertidur lelap menuju ke suatu tempat.

※※※※※

Malaikat pencabut nyawa dengan tubuh sedikit besar dan tampak seperti pria tua berada di bukit yang selalu terang disinari oleh cahaya.

Malaikat tersebut menundukkan kepalanya seraya berdoa dengan bersungguh-sungguh.

"Jangan biarkan manusia-manusia itu merusak alam yang sudah kau buat. Dadaku terasa sesak dan hatiku menjadi sakit!" Itulah doa terakhir yang terdengar dari mulutnya.

Malaikat tersebut selesai berdoa lalu menaikkan pandangannya.

"Sangat jarang melihatmu ada di sekitar sini, kau juga mau berdoa?" Ucap malaikat tersebut sambil menutup matanya dan tersenyum.

Tidak ada malaikat pencabut nyawa yang tersenyum seperti manusia selain Lathil.

Sedari tadi dia berdoa, dia sudah menyadari sosok lain yang juga datang tetapi tetap berdiam di belakangnya.

"Kau berdoa sangat lama, pasti memohon agar posisimu tidak tergeser kan?!" Ejek Clay.

Clay langsung menundukkan kepalanya dan mulai berdoa.
"Aku mohon, bantu aku membawanya ke alam baka agar tidak terus memikirkannya!" Clay sengaja berdoa dengan suara lantang dengan berharap bahwa doanya dapat terdengar.

LOST IN THE WORLD OF THE DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang