⭐12. Hug

354 59 2
                                    

Happy reading!!!

ㅡㅡㅡ


Tadi Anne dijemput Jaemin, katanya minta ditemenin main basket bareng temen-temennya. Tanpa Jeno tapi, katanya lagi belajar buat olimpiade.

Awalnya Anne mau-mau aja, mumpung dia lagi bosen juga.

Tapi sekarang Anne nyesel. Yang lain pada asik sendiri, sementara Anne cuma diem di bangku penonton.

Bukan cuma itu sih masalahnya. Ada Mas mantan juga yang ikut main basket.

Mana ganteng banget lagi, padahal cuma liat dari belakang. Eh tapi, Anne jadi sebel kalo inget Mark ngerokok.

 Eh tapi, Anne jadi sebel kalo inget Mark ngerokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggep aja siang)

Bugh

"Akh!"

"Anne!" Bola basket yang dilempar Mark melayang ke arah Anne. Sontak semua yang ada disana menghampiri Anne, termasuk Mark sendiri.

"Sa, lo gapapa?"

"Menurut lo?! Pake nanya lagi!" Anne mengusap kepalanya yang sakit.

Mark menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Eumm, sorry." Anne tak menjawab.

"Aduh, Ne. Kalo benjol gimana?!" Ujar Jaemin khawatir.

Haechan menyentuh dahi Anne, "Biarin benjol, biar lucu kayak ikanㅡaduh! Apaan sih?"

"Sembarangan! Sakit tau! Lucu dari mananya, hah?!"

"Mending dikasih minyak tawon deh. Dijamin cepet sembuh." Saran Renjun.

"Biar gue yang beli!" Jaemin langsung pergi setelah memakai jaketnya.

"Lagi sih lo, Mark! Kenapa bisa nyasar kesini bolanya? Mana sampe biru gitu jidatnya. Lo lempar sekenceng apa?" Heran Renjun.

"Ya, maaf. Kan gak sengaja."

"Ck." Mereka menoleh ke arah Anne yang berdecak.

"Kenapa lagi sih, Ne?"

"Sakit tau!" Sebenernya lebih ke pusing sih.

"Yaudah sini gue elusin."

Anne langsung menepis tangan Haechan, "Gak usah! Tangan lo bau!"

"Heh, mana ada?! Tangan gue wangi gini!"

"Iya, wangi wipol!" Mark tertawa karena celetukan Renjun itu.

"Ish, berisik! Gue haus!"

"Minum lah."

"Mau air dingin. Beliin gih sana."

"Siapa elo nyuruh-nyuruh?" Sinis Haechan.

"Cepet gak?!" Kata Anne galak.

"Ah elah, iya sabar!"

MARKISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang