MARKISA ✔

⭐ 20. Accident

Happy reading!!!

ㅡㅡㅡ

"Kamu beneran harus pergi kesana?"

"Iya, maaf ya baru ngabarin. Soalnya dadakan banget, kayak tahu bulet."

Lelaki itu menghela napas, "Iya, gapapa. Mau gimana lagi? Aku juga gak bisa ngelarang kamu buat pergi."

"Heheh, makasihh."

"Kamu udah sarapan?"

"Udah kok, tadi kita mampir dulu ke tukang bubur."

"Kalian bertiga doang?"

"Iya, Bunda sama Ayah udah berangkat duluan semalem. Jadi sisa aku, kak Jen sama Jisung aja yang baru berangkat pagi ini."

Mark mengangguk-angguk. Ini sudah masuk hari kedua mereka menjadi sepasang kekasih. Namun dikarenakan Anne ada urusan keluarga di luar kota, akibatnya mereka harus LDR sekarang.

"Berapa hari kamu disana?"

"Perkiraan sih tiga hari. Tapi gak tau deh, kadang suka gak sesuai."

"Yah, nanti kalo aku kangen gimana?"

Anne terkekeh diseberang sana. "Gemes banget sih manyun gituu."

"Aku serius loh, aku bakal kangen sama kamu."

"Kan bisa telponan, bisa vc-an. Santai aja bro, alat komunikasi sekarang udah canggih."

"Santai-santai, tetep kangen tau!"

"Hahahah, gemes bangett. Aku juga bakal kangen kok sama kamu."

"Pengen ketemu, pengen peluk."

"Iya, nanti ketemu kalo aku udah pulang ya?"

"Mau nya sekaranggg." Mark merengek, membuat Jaemin yang saat ini tepat berada di sebelahnya bergidik ngeri.

"Gak usah cemberut gitu ah, kayak anak kecil aja. Mau aku beliin es krim?"

"Gak mau es krim, maunya kamu aja."

"Najess, bucin!" Anne mengarahkan kameranya ke arah sang kakak yang sedang menyetir.

"Emang bucin dia, kak! Dasar alay!"

Mark memberi death glare pada Jaemin, sebelum menyahuti Jennie. "Heheh, hai kak Jen."

"Jangan bucin-bucin Mark, ntar jadi tolol."

"Kakak gak bucin, tapi kok tolol?"

"Pfftt," Anne, Jaemin, serta Mark kompak menahan tawanya.

"Jisung, siapa yang ngajarin kamu ngatain kakak?"

"Gak diajarin siapa-siapa, belajar sendiri. Mandiri aku tuh." Sautnya santai seraya memainkan ponselnya.

"Gak boleh durhaka sama kakak, nanti masuk neraka loh. Mau?"