Pagi Hari

696 75 0
                                    



Pagi hari, bukan waktu yang bagus untuk bertengkar.

Tapi lihatlah dua lelaki tinggi itu, bibir mereka maju beberapa centi hingga terlihat seperti bebek, saling memunggungi satu sama lain dan beberapa kali terdengar suara desisan kesal dari si pipi gembil.

"Diam, aku gamau ngobrol sama kamu."

"Loh, aku diem dari tadi ini, kamu aja ke geeran"

Yunho berdecak kesal, moodnya pagi ini di buat jelek oleh sang kekasih, ah sekarang bukan kekasih tapi sedang dalam mode musuh. Lelaki beruang itu cemberut, bibirnya melengkung semakin menjadi ketika merasakan pergerakan di sebelahnya karena Mingi beranjak dari sofa.

Mingi diam, tidak mengucap sepatah katapun ketika melewati Yunho yang masih cemberut itu menuju dapur. Suasana hening, hanya terdengar Mingi yang beraktifitas di dapur, tanpa ada suara yang berarti lagi.

Tuhan, sudah ku beritahu, ini masih pagi. Jam bahkan baru menunjuk angka 8 namun dua orang ini sudah bertengkar hanya karena masalah "kenapa kamu gak bangunin aku? Padahal aku ingin olahraga pagi" yang di mulai oleh lelaki manis itu dengan tatapan galaknya pada sang kekasih.

Mingi yang baru keluar dari kamar mandi hanya memandang Yunho dengan bingung,

"Loh, kan kamu gak minta bangunin kemarin. Aku mana tau?"

"Kan biasanya kalau minggu aku pasti jogging, kamu harusnya bangunin aku Gi!"

"Yun, kalo kamu ga bilang aku mana tau kan? Lagian kamu kan bisa masang alarm tadi malem?"

Nah, sekarang mereka dalam mode bermusuhan. Tidak saling berbicara, tidak saling menatap, hanya ada suara gumaman kesal yang pelan memenuhi ruangan, walaupun pasti suasana ini tidak akan berlangsung lama. Yah, pasangan ini memang agak sedikit, unik.

"Aku buat teh" Ucap Mingi tiba-tiba di kesunyian ruang tengah. Dia berjalan menuju sofa dan mendudukan dirinya di tempat semula sembari membawa dua cangkir teh yang masih mengepulkan asap tipis.

"Aku ga mau teh" jawab Yunho, masih dengan nada sebalnya yang lucu.

"Siapa bilang aku buatin teh buat kamu, ini tehnya buat aku." Mingi menyeruput tehnya dengan suara yang berisik, membuat Yunho langsung menatapnya dengan sengit.

"Terus kenapa kamu bilang-bilang ke aku, sipit?!" Yunho sekarang sepenuhnya berbalik dan menatap Mingi. Dia mendekap bantal sofa, menatap Mingi dengan galak dengan bibirnya yang masih cemberut.

Mingi menghiraukan Yunho, dia menyeruput tehnya sekali lagi kemudian tangannya mengambil remote tv dan menyalakan benda kotak itu.

"Aku ngomong gitu biar ada obrolan" Kata Mingi, berpura-pura tidak peduli dengan beruang lucu kesayangannya yang masih menatap galak ke arahnya.

"Jelek banget caranya"

"Yang penting kamu jadi mau ngobrol sama aku kan?"

Mingi menoleh kearah Yunho dengan senyum meledeknya, sembari menaik turunkan alisnya menggoda sang kekasih dan itu berhasil membuat Yunho merona. Yunho menutup setengah wajahnya dengan bantal sofa di pelukannya, berharap wajah memerahnya tidak terlihat oleh Mingi yang menatapnya dengan jail dari seberang.

"Kemari, Kau tidak mau ngobrol?" Mingi menggerakkan tangannya, mengajak Yunho untuk mendekat kepadanya, kali ini dengan suaranya yang lembut.

Yunho terdiam sebentar, kemudian mulai bergerak dengan perlahan. Wajahnya yang manis dan merona itu masih tertutupi oleh bantal, membuat Mingi yang melihatnya gemas sendiri.

"Sini duduk," Ajaknya lagi. Yunho semakin mendekat kearah Mingi, lalu dengan tiba-tiba mendudukan dirinya di atas pangkuan Mingi.

"Heh siapa suruh duduk disini? Aku nyuruh duduk di-"

"Diem, ga terima penolakkan." Ucap Yunho dengan suara kecil yang sedikit bergetar, malu.

Mingi tertawa, dia gemas melihat Yunho yang dengan kening berkerut mencoba menempatkan dirinya dengan nyaman di atas pangkuan Mingi. Diantara mereka masih ada bantal sofa yang di peluk Yunho, dan itu membuat jarak lumayan jauh di antara mereka.

"Buang bantalnya.."

"Gak, mukaku panas. Kamu gak boleh liat"

"Malu kan?"

"Ga"

"Ga boleh bohong. Liat, kuping kamu aja ga bohong loh ini" Ucap Mingi jahil sembari memainkan daun telinga Yunho yang mulai memerah. Tawanya terdengar kembali ketika Yunho segera membuang sembarangan bantal sofa yang di peluknya, kemudian langsung membenamkan wajah meronanya ke leher Mingi, berusaha menyembunyikan rasa malunya disana.

"Mingi Sialan"

"Heh, kok ngomong gitu?! Selamat pagi dulu gitu, pacarmu ini dari tadi di ngambekin loh"

"Selamat pagi, Mingi sialan"

"HEH! Berani kamu ya hah?!"

Tawa Yunho pecah begitu Mingi menggelitiki pinggangnya tanpa ampun. Mingi menyerang pinggang dan perut Yunho, menggelitiki kekasihnya itu hingga Yunho meminta ampun berulang kali kepadanya, berjanji untuk tidak berkata seperti tadi.

"Gi, udah, ahahaha, udah cape. Maaf" Pintanya di antara napasnya yang memburu,

"Kamu berani sama pacar sendiri, hm?"

"Iya, enggak. Aku, aku janji ga nakal lagi"

Yunho mengatur napasnya yang masih tersendat, sedangkan Mingi menatap wajah manis itu dengan senyum puas. Setelah kekasih manisnya lebih tenang, dia memberikan satu cangkir teh yang tadi dia bawa ke tangan Yunho.

"Minum, perut kamu belum di isi apa-apa dari bangun tidur."

Tanpa di suruh dua kali, Yunho langsung meneguk cairan hangat itu. Menghabiskannya dalam sekejap karena memang dari tadi dia merasa haus, terlebih dia di serang oleh Mingi secara membabi buta.

"Maaf ga bangunin kamu tadi pagi, sekarang mau ke gym?" Tanya Mingi dengan suara beratnya yang lembut sembari membenarkan rambut Yunho yang berantakan karena ulahnya. Dia juga mengusap peluh di dahi Yunho dengan lembut kemudian menangkup pipi gembil kekasihnya.

"Ga mau.."

"Terus maunya apa?"

Yunho terlihat berpikir, mukanya yang masih memerah itu terlihat lebih menggemaskan dari bawah sini. Mingi mencubit pelan pipi di tangannya, memainkan buntalan kenyal itu sembari menunggu jawaban Yunho.

"Mau cuddle sama Igi.. ehehe"

Yunho tersenyum lebar, manis sekali, hingga membuat Mingi langsung membawanya ke dalam dekapannya. Memeluk tubuh besar di pangkuannya dengan gemas, kemudian menciumi kepala dan juga leher Yunho berulang kali. . .

Sudah ku bilang, mereka itu pasangan unik. Jadi biarkan saja mereka menikmati waktunya berdua dan aku hanya akan menceritakannya sampai sini saja, jadi, sampai jumpa!



ps. ini republish dari akun twitterku^^

Buku untuk Minyun (Mingi & Yunho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang