Don't Cry!

905 62 0
                                    

CW // Mpreg

P.s. Sangat di anjurkan membaca sembari mendengarkan lagu dibawah ini, karena aku menyisipkan liriknya di dalam cerita dan bisa memperkuat vibe dari ceritanya sendiri, ehe :D

.

.

.

.

Rumah kecilnya terlihat sepi malam ini. Lampu-lampu yang ada di dalam sudah mati kecuali ruang tamu, sepertinya suami manisnya memang sengaja agar tetap bisa melihat dan berjalan dengan benar menuju kamar ketika dirinya pulang. Hal kecil itu membuat Mingi tersenyum kecil, di kala lelah tubuhnya yang seakan mau remuk, dia teringat semua lelah ini hanya untuk membuat dua malaikat kesayangannya itu bahagia.

Mingi berjalan pelan memasuki rumah, sedikit berjinjit demi memastikan dirinya tidak membuat suara berisik sedikitpun yang dapat mengganggu Yunho maupun Hyuno. Sebelum membawa langkahnya menuju kamar utama dimana dirinya dan Yunho tidur, kakinya berbelok untuk mengecek kamar jagoan kecilnya yang terlihat masih terang. Tidak biasanya anak itu belum tidur selarut ini.

"Hyunie?" Panggil Mingi pelan. Dia melihat anaknya terduduk di atas kasur sembari menutupi wajah dengan tangan mugilnya. "Hey?" Lagi, Mingi memanggil dengan lembut untuk menarik perhatian si kecil.

Begitu Hyuno mendengar suara Mingi, dia langsung menatap Mingi dengan mata bulat dan berair, Bibirnya melengkung sempurna dan sedikit bergetar. Kedua tangannya terangkat, meminta untuk dibawa kedalam rengkuhan hangat ayahnya.

"Dadda.." Suara lirih itu membuat Mingi merasa tidak tega. Dia sangat tidak bisa melihat makhluk mungil dipelukannya ini menangis. "ada apa sayang? mimpi buruk?" Hyuno menggeleng, kemudian menatap Mingi setelah mengusap air matanya yang tidak berhenti jatuh sedari tadi.

"Dda, tadi papa nanis" Kata Hyuno dengan suara serak. Anak itu merengut, wajah terutama pipinya memerah, air mata kembali mengalir dari mata bulatnya yang cantik, "Uno, da suka iyat papa nanis" Lanjutnya lagi, kali ini diiringi isakkan yang lebih keras.

Mingi langsung menggendong Hyuno, mendekap tubuh anaknya dengan sayang sembari membisikkan kata-kata penenang untuknya. Yunho menangis, kenapa? Ada apa?

"Papa nangis?" Tanya Mingi yang di jawab oleh anggukan kecil dari Hyuno.

"Hum, tadi sian.. Uno iyat papa di dapul, diem-diem. Papa nanis, tapi Uno da bisa bantu" Oceh Hyuno lagi. anak itu sesenggukan di bahu Mingi, dia merasa sedih ketika tidak sengaja melihat papa manisnya menangis di dapur tadi siang, dirinya yang masih kecil bingung dan tidak bisa berbuat apa-apa selain memperhatikan dalam diam. "Uno, nakal ya?" Tanyanya dengan nada sendu.

Mingi menepuk-nepuk pelan punggung Hyuno, berusaha membuat anak itu merasa nyaman dan tidak menangis lagi. dia memberikan beberapa kecupan kecil pada wajah manisnya, mengusap buliran air mata yang masih setia mengalir dengan deras.

"Ssstt.. jagoan dadda gak nakal, udah cukup nangisnya ya? Bobo sama dadda sama papa mau?" Bujuk Mingi dengan senyuman lembutnya. Hyuno mengangguk, lalu mengusakkan wajahnya ke leher Mingi.

Mingi segera berjalan menuju kamar utama, membuka pintu ruangan itu dengan pelan kemudian menaruh Hyuno di atas kasur dan membiarkan anak itu merangkak menuju Yunho yang masih terlelap tidur. Mingi melihat mata suaminya memang sedikit membengkak dan jujur saja itu membuatnya merasa sedih. Kenapa si gembil menangis?

"Papa" Kata Hyuno pelan sembari menepuk-nepuk bahu Yunho. Yunho yang merasa terusik segera bangun dan bingung mendapati anak manisnya berada tepat di sampingnya, "Loh? Kok kamu di sini sayang?" Tanyanya, lalu segera membawa si kecil kedalam pelukannya.

Buku untuk Minyun (Mingi & Yunho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang