"Yun, Mingi gimana? Masih marah?" Tanya Wooyoung setelah dia dan Yunho mematikan siaran vlive mereka.
Yunho menatap Wooyoung disebelahnya dengan tatapan pasrah, dirinyapun tidak mengerti bagaimana cara kerja isi kepala Mingi.
"Ga tau deh. Tapi dari tadi aku telpon ga di angkat sih" Jawabnya dengan mengangkat bahu. "Udah, Mingi gak usah dipikirin. Lagian kita udah janjikan, urusan Mingi biar aku aja yang selesein" Lanjutnya.
Wooyoung mengangguk, kemudian membahas hal lain sembari melipat baju seragamnya di ikuti dengan Yunho.
Dua lelaki manis itu kemudian berjalan keluar dari ruangan tempat mereka siaran menuju dorm, ruangan luas itu hening karena sekarang sudah pukul 1 malam. Niatnya, setelah sampai didorm, si tinggi dengan pipi gembilnya itu ingin langsung masuk kedalam kamarnya, tapi dia langsung urungkan begitu melihat pintu kamar Mingi yang masih sedikit terbuka.
"Woo, kalo kamu mau tidur sama San malem ini gapapa. Aku mau ke kamar Mingi, baik-baikin si sipit yang lagi ngambek" Ujar Yunho sembari menepuk pelan bahu Wooyoung yang masih berdiri di depan pintu kulkas dan dibalas anggukan oleh anak itu.
Kaki panjang Yunho melangkah pelan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara agar tidak menarik perhatian Mingi. Dia mengintip ke dalam kamar, lalu menemukan Mingi yang menutup diri sepenuhnya dengan selimut tebal, sedangkan satu tangannya masih sibuk memainkan ponsel.
"Ehem.."
"!!"
Mingi yang tidak sadar bahwa Yunho sudah masuk ke dalam kamarnya terlonjak kaget di atas kasur dan beruntungnya dia tidak berteriak. Si sipit menatap Yunho dengan tajam, kemudian berbalik memunggungi Yunho.
"Gi.."
"..."
"Igi.."
"..."
Mingi sama sekali tidak bergerak, merespon panggilan Yunho saja tidak, dan itu membuat si manis merengut kesal. Dia langsung menerjang tubuh Mingi di atas ranjang, kemudian mengunci tubuh tinggi dibawahnya dengan pelukkannya.
"Lepaas. Apa sih malem-malem rusuh?"
"kamu marah"
"Ga"
"Bohong"
Yunho memeluk Mingi lebih erat. Dia melingkarkan tangannya dipinggang Mingi, mendekap gumpalan tubuh terbalut selimut itu dari belakang sambil sesekali menggesekkan wajahnya ke kepala Mingi.
"Giii"
"..."
"Migi, jangan marah" Ucap Yunho dengan nada sendu.
Dia mengusalkan wajahnya sekali lagi kebagian belakang kepala Mingi, menghirup aroma menenangkan yang selalu disukainya dari sang kekasih. Tapi sudah lebih dari tiga menit dia menunggu balasan Mingi, kekasihnya itu tetap bergeming.
Yunho tidak tau harus bagaimana lagi jika panggilan kesayangan untuk pria sipit didalam dekapannya ini tidak mempan. Mungkin meninggalkan Mingi untuk malam ini adalah pilihan terakhir, dan bodohnya dia sudah bilang pada Wooyoung untuk memakai kamarnya. Sepertinya malam ini diakan tidur di sofa ruang tamu saja.
Dengan berat hati, Yunho akhirnya melepaskan pelukkannya pada tubuh Mingi. Dia lalu beranjak dari kasur, kemudian berjalan menuju pintu. Sumpah, baru kali ini Mingi semarah ini kepadanya, jadi dia tidak tau harus berbuat apa.
"Gi.. Maaf ya, udah buat kamu marah" Bisik Yunho sembari menutup pintu kamar sang kekasih. Dirinya merasa bersalah, tapi dia tidak tau cara agar Mingi memaafkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buku untuk Minyun (Mingi & Yunho)
FanfictionBook ini menjadi wadah untuk beberapa cerita, judul yg berbeda menandakan cerita yg berbeda. On going : - Another You ( maaf, bagian ini di unpub. Nnti akan di tulis ulang dan up kalau sudah end) - It's Fine! WARN!! Gay Homo TOP(Mingi) BOTT(Yunho...