Ragu

394 27 0
                                    

Malam itu terbilang ramai di dalam dorm yang seharusnya hanya berisikan dua orang. Hongjoong tengah berbaring di atas sofa sambil memakan popcorn yang ada di tangannya, San sedang mengusili Yeosang yang membawa sebuah panci kecil, kemungkinan besar ada mie instan di dalam sana yang menjadi incarannya, sedangkan Mingi sendiri duduk di sofa single, memperhatikan keramaian itu dengan tawa lebar sambil sesekali matanya menatap ke ujung lorong, dimana ada sosok tinggi manis yang tengah berbincang santai dengan manager.

Mingi termenung, tanpa sadar ia menatap Yunho lagi dalam diam. Memperhatikan segala gerak geriknya, melihatnya bersenda gurau dengan yang lain, dan ketika Yunho tersenyum, Mingi juga tanpa sadar ikut mengembangkan senyum kecil di wajahnya.

Mingi tidak mengerti akan hal ini. Dalam hidupnya, ia melawati berbagaimacam jenis perasaan dan peristiwa. Namun entah kenapa jika berhubungan dengan lelaki bermarga Jeong itu rasanya berbeda, jauh berbeda dengan yang lainnya.

Ada sebuah rasa janggal, namun Mingi tidak ingin menyingkirkannya.

Jika ini disebut cinta, mungkin Mingi sudah jatuh terlalu dalam.

Jika ini disebut sebagai obsesi, tidak, ia bahkan tidak ingin memaksa Yunho untuk membalas rasanya.

Jika ini dinamai dengan rasa sayang, mungkin Mingi telah menyayangi Yunho dengan sepenuh hatinya, atau bahkan lebih.

Mingi yakin, jika dirinya bisa menjabarkan bagaimana sosok Yunho dalam pandangannya pada sebuah tulisan, maka ia akan menulis berlembar-lembar, bahkan mungkin akan menjadi beberapa buku yang hanya menceritakan dan menggambarkan bagaimana indah dan berharganya sosok manis itu di dalam kehidupannya.

Yunho

Yunho

Yunho

Yunho

Di dalam pikiran dan benaknya, porsi Yunho hampir menyita setengah dari kapasitas otaknya. Yunhonya terlalu berharga untuk disandingkan dengan pemikiran lain yang singgah dalam kepalanya. Jika Mingi boleh, ia akan terus mengikuti Yunho, ia akan memilih untuk membuntutinya dari belakang, memperhatikan si manis dalam diam dan memastikan jika lelaki itu tetap baik-baik saja.

Mingi tidak tahu dengan pasti kapan perasaan ini muncul, namun satu hal yang pasti adalah ia sudah jatuh ke dalam pesona si manis dari pertama kali mereka bertemu. Matanya yang bulat seakan mengajaknya masuk dalam dunia yang belum pernah ia jamah dan temui. Pesonanya yang ceria dan hangat seakan memeluknya dengan nyaman dan membimbingnya untuk keluar dari dunia yang kelabu.

Lagi-lagi tanpa sadar Mingi merasakan dadanya menghangat ketika memikirkan anak jangkung itu. tanpa sadar ia tersenyum lagi dengan tatapan yang entah berfokus kemana, membuat Hongjoong yang berbaring diseberangnya memilih untuk melemparkan beberapa butir popcorn yang ada dipelukannya ke arah Mingi.

“Jangan senyum-senyum gitu, serem!” ujar Hongjoong sambil memicingkan mata, membuat Mingi tersadar bahwa ia kembali tenggelam dalam pikirannya. Suasana lebih tenang dari sebelumnya, anak-anak lain yang memang memilih untuk bertamu di tempat Yunho dan Yeosang itu kini sibuk dengan dunianya masing-masing.

Yeosang yang sedang sibuk memakan mie instan di depan tv dengan San yang terus mencuri beberapa helai makanan dari panci kecil milik lelaki cantik itu. Hongjoong juga kembali sibuk bermain ponsel sambil terus memakan popcornnya, sesekali ia juga terlihat tersenyum kecil sembari mengetik sesuatu pada ponselnya, mungkin ia sedang berbalas pesan dengan Seonghwa, Mingi juga tidak tahu.

Buku untuk Minyun (Mingi & Yunho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang