Bagian Empat Belas

2.7K 583 50
                                    

"Tuh! Masih bagus kayaknya. Masih terbungkus plastik. Apa sih, Pak? Kok mirip undangan."

Pria di depan Syifa semakin kebingungan. Pria itu tak mampu mengeluarkan kalimat demi bisa menjawab pertanyaan menantu sang majikan. Tanpa berpikir panjang pria itu melemparkan sisa isi kardus yang teronggok di dekat kakinya ke dalam kobaran api. Sepertinya hal itu adalah cara yang terbaik yang bisa ia lakukan.

Namun hal itu ternyata memicu tanda tanya besar di kepala Syifa. "Loh kok malah dibakar semua, Pak? Memangnya apa sih yang dibakar. Saya lihat dulu, Pak. Siapa tahu masih bisa digunakan. Kalau kertas kan bisa dikasih ke pemulung biar bisa dijual, dari pada dibakar seperti ini."

"Tidak apa-apa, Mbak. Ibu yang menyuruh membakar kok. Saya saja yang lupa dari kemarin-kemarin belum sempat." Pria itu berucap canggung dan terlihat kebingungan.

"Bapak enggak apa-apa? Kok kelihatan bingung gitu?"

Pria itu menggeleng. "Tidak apa-apa kok, Mbak."

Syifa menyipitkan mata. Semakin curiga dengan sikap pria berusia awal lima puluhan itu. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tak lama matanya menatap sebuah pintu yang terbuka di bagian belakang rumah. Setahu Syifa itu adalah pintu gudang. Ia belum pernah masuk namun beberapa waktu lalu saat berkeliling rumah bersama ibu mertuanya, wanita itu mengatakan jika letak gudang mereka ada di sana.

Tanpa kata Syifa bergegas menuju gudang. Di belakangnya Sobri menyusul dengan tergesa. "Mbak Syifa mau ke mana?"

"Pak Sobri kan bakar-bakar barang dari gudang. Saya pengin lihat ada apa saja di dalam. Siapa tahu ada barang yang bisa dimanfaatkan. Seperti benda yang Bapak bakar tadi. Bisa dikasih ke orang kan. Dari pada dibakar begitu saja."

"Jangan Mbak Syifa. Gudangnya kotor banyak tikusnya. Lagi pula di dalam sudah tidak ada apa-apa lagi. Sudah saya bakar semua. Mbak Syifa masuk saja. Kotor semua. Di gudang banyak kotoran kelelawar juga soalnya sering dijadikan sarang sama kelelawar."

Syifa menghentikan langkah. Lalu berbalik menghadap pria yang menyusulnya itu. "Seharusnya Bapak bersihkan gudangnya biar enggak ada kelelawar dan tikus yang bersarang di sana. Masak gudang sampai bisa dijadikan sarang hewan-hewan kotor kayak gitu. Padahal yang kerja di sini banyak." Syifa mulai sebal dengan pria itu.

Yang benar saja. Rumah ini mempunyai beberapa pekerja yang mempunyai tugas berbeda-beda. Mulai dari membersihkan rumah, memasak, sopir, pengurus kebun, penjaga rumah, juga pekerjaan-pekerjaan lainnya. Kenapa gudang bisa dihuni tikus dan kelelawar?

"Emm... Maaf, Mbak. Iya nanti akan dibersihkan. Mbak Syifa kembali saja ke depan. Nanti kotor."

Terlambat. Syifa sudah membalikkan tubuh melangkah cepat ke dalam gudang. Saat memasuki ruangan yang Syifa perkirakan akan kotor dan juga pengap itu Syifa terkejut. Ia edarkan pandangannya ke sekeliling. Apanya yang kotor? Mana ada bau busuk efek kotoran kelelawar atau tikus? Syifa membatin. Ia bahkan melihat ruangan itu tertata dengan rapi. Jauh dari apa yang ia bayangkan baru saja.

Di setiap sudut gudang terdapat rak tinggi yang berisi beraneka jenis barang yang sepertinya masih di pakai. Kotak-kotak kontainer besar berbahan plastik juga terlihat berjajar di rak-rak itu. Di setiap kotak tertulis isi dari kotak tersebut. Hal yang memudahkan siapa saja yang mencari barang di tempat itu. Jendela besar juga terlihat terbuka yang membuat ruangan itu jauh dari kesan apek ataupun pengap. Bisa dipastikan ruangan ini jauh dari apa yamg telah dijabarkan oleh Sobri barusan.

Pandangan Syifa mengarah pada tumpukan kardus tak jauh dari kakinya. Hanya kardus-kardus itu yang tampak berantakan tak tersusun di rak seperti barang lainnya. Mungkin karena Shobri berniat membakarnya tadi.

Syifa melangkah mendekati kardus-kardus itu. Diambilnya salah satu isinya lalu matanya membelalak tak percaya saat membaca apa yang tertulis di sana. Jantung Syifa mulai berdetak cepat. Gemetar perlahan ia rasakan.

"I... Ini apa?" tanya Syifa gemetar sambil memegang benda persegi di tangannya. Matanya menatap nyalang pada benda yang masih terbungkus rapi dalam plastik bening itu.

"Ini apa, Pak?" ulang Syifa pada pria yang sepertinya begitu ketakutan pada pertanyaan yang ia ajukan.

Mata Syifa bergerak liar. Mengamati seluruh isi ruangan yang dipenuhi tumpukan kardus juga barang-barang yang tak terpakai itu. Berusaha mencari jawaban atas pertanyaannya yang tak mampu dijawab oleh pria yang hanya berdiri kaku tak jauh darinya.

"Jawab, Pak!" Lagi-lagi Syifa menekan pria tua itu.

"Saya... Saya tidak tahu. Spaya kan tadi sudah bilang, itu barang yang sudah tidak terpakai. Saya hanya disuruh membakar barang-barang itu sama ibu. Tapi Mbak Syifa malah melarang dan ingin melihatnya." Pria tua itu akhirnya berucap gugup.

"Lalu ini apa?" Syifa seketika ingin menjerit kala matanya menangkap kardus yang tak tertutup, memperlihatkan benda yang membuat hatinya makin tak nyaman. Benda yang terkemas dalam kotak-kotak mungil berbahan mika cantik.

Dengan langkah pelan Syifa mendekati kardus berukuran besar itu. Gemetar hebat seketika ia rasakan kala tangannya telah meraih salah satu kotak mungil di dalam kardus. Matanya menajam memperhatikan isi dari kotak cantik itu dan saat melihat tulisan yang tersemat di sana. Tubuhnya seketika bagaikan diguyur air es.

Pandangannya lagi-lagi meliar mengitari ruangan itu. Tangannya bergerak cepat membuka deretan kardus yang tertutup satu persatu. Semakin ia buka sakit di dadanya terasa semakin menusuk. Apalagi saat ia buka benda persegi yang terkemas rapi itu. Bagaimana mungkin ruangan ini dipenuhi oleh kardus-kardus berisi undangan dan souvenir pernikahan suaminya?

Ya, benda persegi yang ia pegang di tangan kanannya adalah undangan pernikahan sang suami dan di tangan kiri adalah souvenirnya. Undangan pernikahan suaminya dengan satu nama yang tentu saja bukan namanya. Dan yang lebih mencengangkan, tanggal pernikahan yang tertulis di sanapun sama. Sama dengan tanggal pernikahan Syifa dengan sang suami satu bulan yang lalu.

###

Seperti biasa. Bab2 berikutnya sudah tayang di KBM Nia_Andhika. Jangan lupa mampir juga ke cerita lainnya ya. Ada beberapa cerita yg sdh tamat yaitu : Cintaku terhalamg stratamu, juni & isi dompetmu, beautiful disaster, waiting in the dark, serpihan rindu dan another sunshine.

Jodoh Yang (Tak) SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang