Kunjungan ke rumah sang kakek berjalan lancar dan menyenangkan. Sang kakek adalah seorang pria berusia kisaran delapan puluh tahun namun tanda-tanda jika pria itu pikun sama sekali tak terlihat. Gaya bicara yang begitu tegas dan jangan lupakan topik pembicaraan yang tidak ketinggalan zaman.
Di usia yang sudah begitu senja, pria itu masih mengikuti perkembangan berita di beberapa stasiun televisi nasional. Syifa bahkan sering kali terperangah saat pria itu membahas kabar-kabar politik terbaru, juga pergantian susunan kabinet yang terjadi beberapa saat yang lalu.
Pria itu menanyakan kabar cucu-cucunya yang lain kepada Ical yang ke semuanya tidak Syifa kenal. Namun yang sering kali pria itu ucapkan adalah nama Rajasa. Pria tua itu berkali-kali menyebut nama Rajasa. Rajasa yang kecelakaan, Rajasa yang tidak bisa berjalan, Rajasa yang masih menjalani rawat jalan dan terapi, juga memaafkan Rajasa.
Hal-hal itu yang Syifa tangkap dari pembicaraan suaminya dengan sang kakek. Syifa hendak menyela untuk bertanya siapa itu Rajasa dan meminta untuk membagi informasi apa yang terjadi, namun wanita itu segan. Sepertinya tak sopan jika ia menyela pembicaraan mereka. Lebih baik ia menjadi pendengar, dan jika ia tak punya cukup kemampuan untuk menahan keingintahuannya, ia bisa menanyakan semua itu kepada suaminya. Nanti. Ya tentu saja nanti saat mereka hanya berdua saja atau sudah kembali ke rumah.
Syifa dan Ical sempat menumpang salat sebelum kembali melanjutkan tujuan mereka. Tujuan berikutnya adalah mendatangi kakak laki-laki ayah mertuanya. Suaminya menyebut Om Suryo. Sekilas Syifa tahu dengan pria itu.
Dulu, sebelum dirinya tinggal bersama sang bibi di Solo, Syifa pernah bertemu kakak dari mertuanya itu saat mendatangi ayahnya di tambak. Jika ia kebetulan ikut sang ayah ke rumah suaminya, ia juga pernah bertemu dengan pria itu. Pria yang bagi Syifa berwajah sedikit mengerikan. Bukan mengerikan karena buruk rupa, namun lebih ke aura yang ditampilkan oleh pria itu. Secara fisik pria itu cukup tampan di usianya yang sudah tidak muda lagi. Dengan postur tubuh yang tinggi besar, pria itu terlihat dingin dan tak terlalu ramah. Jauh berbeda dengan mertuanya yang terlihat lebih hangat.
Kini, saat ia kembali berhadapan dengan pria itu, rasa segan seketika menyelinap. Apalagi saat istri pria itu sepertinya tak berhenti menatapnya dengan begitu lekat. Entah apa yang terjadi, namun Syifa merasa tak nyaman berada di antara orang-orang ini.
"Ayo dimakan, Fa." Suara Rini, istri dari paman Ical menyentak pikiran Syifa yang berkelana.
"Oh iya, Tante. Terima kasih." Dengan canggung Syifa mengangguk lalu mengulurkan tangan untuk meraih piring berisi Masak Pae¹ di meja di depannya. Beberapa saat yang lalu seorang asisten rumah tangga di rumah itu memang menyuguhkan makanan.
Syifa mengalihkan pandangan ke arah suaminya. Pria itu terlihat mulai menyuap makanannya. Syifa pun mengikuti. Sedangkan pasangan suami istri pemilik rumah meninggalkan mereka agar menikmati makanan yang telah disajikan.
Belum habis makanan di piring mereka, seorang pria seumuran Ical menghampiri mereka dengan langkah pelan. Sebuah tongkat penyangga ada di tangannya yang ia gunakan sebagai alat bantu saat berjalan. Syifa seketika ingat. Pria ini adalah pria yang sama yang hadir di acara pernikahannya beberapa hari yang lalu. Pria muda bertubuh gagah namun entah kenapa justru menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
"Gimana kabarmu? Sudah lebih baik?" Suara Ical terdengar. Bahkan saat pria bertongkat itu masih belum tiba di hadapan mereka.
"Ya, sudah ada kemajuan." Akhirnya pria itu tiba di hadapan mereka lalu duduk di sofa.
"Oh ya, Fa, kamu sudah kenal belum, ini sepupuku Rajasa." Ical sudah menyelesaikan makanannya. Pria itu berucap sebelum kemudian meneguk air di meja di hadapannya.
Syifa mengangguk mengulas senyum. Ia cepat-cepat menyelesaikan makannya. Setelah itu ia bersalaman dengan Rajasa. Kini Syifa tahu, jadi yang sedari tadi dibahas sang kakek adalah pria ini. Jadi, apa pria ini baru saja mengalami kecelakaan seperti yang ia dengar tadi? Lalu apa maksud dari sang kakek yang meminta suaminya memaafkan pria ini? Ada masalah apa di antara mereka berdua hingga Rajasa harus meminta maaf pada suaminya?
"Kamu kapan mau balik ke Surabaya?" Ical kembali berucap. Membuat Syifa seketika memusatkan perhatiannya pada kedua pria di dekatnya itu.
"Entahlah. Mungkin aku akan melakukan terapi di sini saja. Terlalu merepotkan jika aku menjalani terapi di Surabaya. Kasihan ibu dan ayah yang harus kerepotan."
Dengusan seketika terdengar di telinga Syifa. Suaminya yang melakukannya. Kenapa pria itu harus mendengus seolah tak suka dengan kalimat Rajasa?
"Kan kamu bawa asisten rumah tangga dan sopir dari sini. Bukannya lebih enak di Surabaya? Kamu bisa lebih dekat dengan ---"
"Cal!" Rajasa menggelengkan kepala. "Maafkan aku," potong Rajasa dengan wajah sendu. Pria itu terlihat ..., entahlah Syifa seperti melihat raut bersalah pada wajah sepupu suaminya itu.
Hening. Menit berikutnya tak ada siapapun yang berbicara. Syifa bahkan kebingungan melihat dua orang pria di ruangan yang sama dengannya itu. Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua? Apakah sang suami dan sepupu pria itu berselisih paham? Ataukah mereka sedang.... Entahlah Syifa bahkan tak bisa sedikit saja menarik kesimpulan dari apa yang telah terjadi di antara mereka sebelumnya.
Sama halnya seperti kejadian sebelumnya di rumah kakek Ical. Syifa juga tak tahu apa-apa. Sedikit terselip rasa tak nyaman. Meskipun ia mendapatkan pernikahan yang sempurna dan telah mengagumi suaminya sejak bertahun-tahun silam, namun kenyataan jika ia sama sekali tak mengenal suaminya ternyata mencubit hatinya. Ya, ia sama sekali tak tahu kehidupan pria itu. Bahkan ia baru terlibat pembicaraan dengan suaminya setelah menikah. Proses lamaran dan sejenisnya pun ia tak tahu karena kedua orang tuanya yang menerima lamaran pria itu.
***
1. Masak Pae = Makanan khas sumenep yang terdiri dari kentang kukus yang telah dihaluskan dan dioven, wortel, kacang polong, ayam kampung dan lidah sapi.###
Btw masak pae tuh beneran enak lo. Foto di atas sengaja aku ambil saat menikmati masak pae. Yg kepo lokasi rumah makannya di mana, sini aku bisikin. Kl dikasih tau di sini ntar jd ngendorse dunk. 😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Yang (Tak) Sempurna
RomanceSempurna, adalah kata yang bisa melukiskan perasaan Syifa saat pria yang sejak bertahun-tahun lalu hanya mampu ia kagumi dari kejauhan saja pada akhirnya menjadi suaminya. Namun, kesempurnaan yang Syifa rasakan ternyata hanya sekejab mata. Alasan di...