Bagian Dua Puluh Empat

2K 416 77
                                    

Bagi teman2 yg kemarin masih gak bisa akses cerita ini di karya karsa karena terkendala pembayaran dan minta paketan, yuk meluncur aja sekarang ke karya karsa. Paket cerita ini sudah ada ya. Dan tentu saja ada potongan harga jadi cuma 68.000 aja jika melakukan pembelian sepaket.

Untuk cerita Pita-Rajasa masih bisa diakses dalam bentuk satuan ya.

###

"Pita, sudah kenal belum sama Syifa? Syifa ini istrinya Ical." Laily membuka suara.

Gadis itu mengangguk canggung. "Sudah, Bu. Seminggu lalu kami bertemu saat Mas Ical menjemput Dian." Gadis itu mengulas senyum lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman. Syifa tentu saja menyambut uluran tangan itu lalu berbasa-basi menanyakan kabar.

"Ibu tinggal ke depan dulu ya. Kalian bisa ngobrol." Syifa menganga, hal yang sama sepertinya juga terjadi pada gadis itu. Cobaan apa lagi ini. "Syifa temani Pita ya. Kalau Pita butuh sesuatu bisa kamu bantu ya, Nak," ucap Laily sebelum meninggalkan mereka berdua dalam kecanggungan.

Mengerikan. Syifa bahkan tak mampu berpikir apapun saat ia ditinggalkan dengan mantan tunangan suaminya. Namun untung saja hal itu tak berlangsung lama. Lima menit setelah obrolan basa-basi Syifa dengan gadis itu, sebuah suara menginterupsi mereka.

"Apa kabar, Pit? Aku baru tahu kalau kamu datang." Syifa mengalihkan pandangannya. Hal yang sama juga dilakukan gadis yang ia ajak berbincang. Tak jauh dari mereka berdiri, sosok Rajasa mengulas senyuman. Senyum lebar yang terlihat begitu bahagia tanpa ditutup-tutupi.

Syifa seketika paham. Benar. Pria ini memang masih menyimpan rasa untuk gadis cantik di sebelah Syifa. Syifa diam. Tak mengambil respons apapun. Mencoba mengamati interaksi antara dua orang di hadapannya itu.

"Oh, hai, Mas. Kabar baik. Kamu juga begitu kan?" balas gadis itu canggung.

Rajasa hanya mengulas senyum. "Aku sudah bisa berjalan tanpa bantuan tongkat, Pit. Bahkan satu minggu ini aku sudah bisa menyetir mobil sendiri."

"Wah, syukurlah. Kabar bahagia ya."

Rajasa mengangguk. "Pulangnya aku antar ya."

Wow! Syifa menyunggingkan senyum samar. Sepupu suaminya itu ternyata benar-benar pria yang gesit. Begitu to the point dan tak membuang kesempatan. Padahal sepertinya mereka berdua baru saja bertemu tapi Rajasa sudah begitu sigap menawarkan diri untuk mengantar gadis itu pulang. Pantas saja jika Ical kalah.

"Nggak usah repot-repot, Mas. Aku bisa pulang sendiri." Jawaban itulah yang Syifa dengar dari gadis itu.

Belum sempat perbincangan itu berlanjut, tiba-tiba saja Ical datang. Pria itu terlihat terburu-buru menghampiri mereka semua sebelum kemudian terlihat kaget dengan keberadaan Pita di sebelah istrinya.

"Pita? Kamu kapan datang?" tanya pria itu memandang lekat Pita. Hal yang tentu saja tertangkap mata Syifa.
"Belum sampai tiga puluh menit kok."

Ical mengangguk. Mengalihkan pandangannya pada sang istri. "Dek, ayo ke depan. Tamunya sudah datang. Kamu juga harus ikut menyambut." Syifa mengiyakan. "Ayo kalian juga ikutan ke depan," lanjut Ical memandang Pita dan Rajasa bergantian lalu berjalan mendahului dengan tangan meraih pinggang sang istri. Entah kenapa Syifa merasa risih. Ia tak nyaman dengan sikap Ical kali ini. Ia khawatir jika sikap manis pria itu hanya karena hadirnya Rajasa dan gadis itu.

Pukul sembilan, seluruh acara sudah selesai. Sesi foto bersamapun sudah dilakukan. Beberapa kerabat sudah berpamitan pulang. Tak terkecuali Pita. Namun, yang sempat Syifa lihat, gadis itu justru memasuki mobil yang sama dengan orang tua Rajasa. Syifa melihat sekilas sebelum kemudian menyingkir ke dalam rumah. Apa mungkin gadis itu kembali menjalin hubungan dengan Rajasa? Ck... Syifa berdecak. Tak seharusnya ia terus menerus memikirkan hal itu. Ia seharusnya membuang semua pikiran negatif yang bercokol di otaknya.

Jodoh Yang (Tak) SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang