Haechan kecil berlarian di depan perkarangan rumah penuh bunga-bunga cantik. Di sore hari seperti ini dia sangat suka bermain di taman melihat kupu-kupu dan bunga. Bahkan sesekali dia menghitungi bunga mawar merah yang telah lama dia tunggu tumbuh. Haechan tertawa kala seekor kupu-kupu mendarat di atas kepalanya.
"Mama! Kupu-kupu!" Haechan berjalan cepat menuju Ten yang tengah memotong beberapa tangkai bunga,"Ma, ada kupu-kupu di atas kepalaku,"
Ten menoleh,"Hei, pelan-pelan jalannya. Kamu bisa terja-"
Bruk!
Benar saja, Haechan tersandung oleh batang karena fokusnya memastikan kupu-kupu tidak terbang dari atas kepala sebelum mamanya melihat.
"Ugh... sakit, ma...," bibir Haechan sudah mencebik menahan tangis.
Ten segera menghampiri Haechan dan menggendongnya,"Haechan kuat, kan? Pasti rasa sakit ini bukan apa-apa buat Haechan,"
Haechan mengangguk, walaupun ekspresinya masih menunjukan usaha agar tak menangis
"Ayo, sakit hilang~" Ten menepuk lembut paha anak berusia lima tahun itu.
"Coba ikuti mama, ayo sakit hilang!"
Haechan mengangkat kedua tangan ke udara,"Ayo, sakit hilang!"
"Nah, begitu. Terus ulangi,"
Haechan menurut dan mengulangi perkataan yang sama. Ten tertawa sambil memberi ciuman-ciuman di wajah Haechan hingga dia ikut tertawa dan memeluk leher mamanya. Rasa kantuk langsung menyerang, begitu lah Haechan jika sudah berada di dalam gendongan mamanya, rasa kantuk akibat kenyamanan dan kehangatan dari pelukan Ten.
Matanya hampir terpejam sebelum dia mendengar suara deru mobil yang mendekat,"Ma, ada mobil."
"Oh, sepertinya ada tamu. Untuk sore ini kita sudahi dulu bermainnya, ya?"
Haechan mengangguk dan minta untuk turun. Dia mau jalan sendiri karena merasa tidak mau membuat mamanya kerepotan harus menggendong dan membawa tangkai bunga secara bersamaan. Dia melihat Johnny keluar dari rumah dan menyambut tamu, seorang pria yang sepantaran dengan papanya. Haechan berjalan menuju Johnny dan memeluk sebelah kakinya.
"Oh lihat, siapa nama anak manis ini?" Tamu itu berjongkok di hadapan Haechan yang terlihat malu melihat orang baru.
"Ha-haechan...,"
Jaehyun mencubit kecil pipinya,"Sangat menggemaskan,"
"Kamu pasti akan suka bermain dengan anak Om,"
Johnny mengusap puncak kepala Haechan,"Apa dia sekarang ikut?"
Jaehyun berdiri dan mengangguk,"Dia ikut. Tapi entah kenapa tidak mau turun dari mobil,"
"Ayo, Haechan... coba untuk membujuknya,"
Haechan mengangguk dan menghampiri pintu mobil. Dia terlalu pendek untuk melihat seperti apa rupa seorang anak dari teman papanya dari jendela mobil. Ketukan di pintu akan cukup mengalihkan atensi seseorang di dalam,"Haloo, siapa pun di dalam sana~"
"Ayo, bermain denganku!"
Haechan kembali mengetuk,"Halo?"
Sama sekali tidak ada pergerakan dari pintu mobil yang berarti orang di dalam sama sekali tidak tertarik untuk melakukan apapun dengannya. Haechan cemberut merasa kecewa bujukannya tidak berhasil, jadi dia kembali mendekati Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart [Markhyuck]
FanfictionSaat masa sekolah, Haechan seorang pembully dan salah satu korban yang sering dia perlakukan jahat adalah Mark Lee, seorang murid biasa yang tak banyak bicara dan di sayangi oleh para guru. Tak ingin menyebarluaskan kenyataan bahwa dia adalah seoran...