Walau udara dingin menggerogoti, tak ada niatan sekali pun untuk berhenti. Haechan tak mengurangi kecepatan motornya sama sekali, tidak perduli banyaknya kendaraan dan hujan deras menerjang hingga mengharuskannya untuk lebih ekstra hati-hati agar tidak terjatuh. Klakson mobil bersuara tanpa henti karena terkejut dengan keberadaan Haechan mengendarai motor seolah tak memperdulikan nyawa.
"Ugh!" Sesekali desisan menahan sakit menyerta, tubuh Haechan terasa perih karena air hujan dan gesekan baju.
Sesungguhnya Haechan sempat berpikir untuk kabur saja dan kembali ke rumah ternyaman bersama papa-mama. Namun dia masih cukup sadar atas tanggung jawab yang tengah dia genggam untuk menjaga dan merawat Mark.
Tak lama, sampai di sebuah jalan masuk yang hanya bisa di lewati satu mobil saja. Haechan celingukan melihat papan nama, menurut foto yang Jeno kirimkan, disini lah jalan masuknya menuju club dimana Mark berada. Jadi tanpa berpikir lama, Haechan masuk ke dalam melewati beberapa meter dan sampai lah dia di sebuah bangunan kecil. Walaupun hujan deras, Haechan dapat mendengar suara dentuman lagu yang keras serta memekakan gendang telinga.
Jujur saja dia sedikit takut untuk masuk ke dalam karena Haechan sama sekali tidak pernah ke tempat seperti ini. Papanya bilang bahwa akan ada banyak orang jahat dan hanya berpikir menggunakan otak penuh nafsu, menggaet mangsa untuk di seret ke atas kasur.
"Jeno belum datang?" Haechan menoleh ke belakang, jika dia menunggu lebih lama maka bisa saja Mark babak belur di dalam.
"Ah! Persetan!" Haechan melangkah lebar ke dalam club.
Baru saja masuk, dia sudah menjatuhkan atensi pada orang yang berkumpul di pojokan ruang di tambah suara riuh ramai menyoraki. Langsung saja Haechan berlari dan menelusupkan diri ke sela-sela tubuh agar bisa menembus hingga ke depan. Kedua matanya langsung membelalak melihat Mark terluka di sudut bibir dan siku, berbeda dengan seorang pria yang sudah menggelepar tak berdaya di atas lantai. Lebih mengagetkan lagi tiba-tiba Mark mengambil sebuah botol beling dan memecahkan bagian bawahnya. Apa Mark berencana membunuh pria itu?
"MARK!" Haechan berlari dan menahan tangan Mark yang sudah terangkat tinggi, bersiap menusuk pria itu.
Mata tajam nan kelam itu langsung berserobok dengan mata Haechan, menghantar udara dingin baginya. Namun tak bisa menutupi fakta bahwa Mark terkejut dengan keberadaan Haechan di tempat ini.
"Mark, hentikan. Kau bisa membunuhnya!"
Mark mengarahkan botol bagian yang tajam pada Haechan,"Apa yang kau lakukan disini?"
Nadanya rendah dan penuh kuasa, Haechan berusaha menahan diri agar tidak memundurkan tubuh se-inci pun.
"Menjemputmu. Jeno menelponku bahwa kau terlibat perkelahian, jadi aku-"
Kedua alis Mark menyatu tajam,"Jeno?"
"M-maksudku adalah-"
"Jangan ikut campur,"
Haechan menggertakan gigi,"Sudah menjadi tanggung jawabku untuk membantu, Mark!"
"Pulang,"
"Tidak, kecuali kau ikut."
Mark melempar botol itu sembarang dan membalikan tubuh,"Aku punya urusan disini,"
"Urusan apa? Lebih baik kau pulang dan obati luka-lukamu, Mark! Jika tidak, aku akan-"
"Kau mau mengancamku?"
Sulit sekali bicara dengan orang yang temperamental, Haechan harus ekstra sabar dalam menghadapinya. Jujur saja dia tidak tahu Mark sedang mengurus hal apa di tempat begini, namun jika bisa menundanya kenapa tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart [Markhyuck]
Fiksi PenggemarSaat masa sekolah, Haechan seorang pembully dan salah satu korban yang sering dia perlakukan jahat adalah Mark Lee, seorang murid biasa yang tak banyak bicara dan di sayangi oleh para guru. Tak ingin menyebarluaskan kenyataan bahwa dia adalah seoran...