"Shotaro, astaga!" Haechan berlari dari ujung lapangan,"Hei kalian! Menjauh darinya atau ku jewer kalian satu-satu!"
Segerombolan anak yang mengelilingi Shotaro langsung berlari menjauh setelah melihat wajah seram Haechan yang tengah menahan kesal. Pria manis itu langsung menyamakan tinggi Shotaro dan memeluknya,"Taro tidak apa-apa? Ada yang sakit?"
Anak berusia 8 tahun itu mengusap matanya yang tampak berair, lalu menggeleng,"Taro tidak apa-apa, Ma."
"Syukurlah, apa yang mereka lakukan padamu tadi?"
"Mereka menyebut Taro pendek...," lirih anak itu.
Haechan menjawil hidung Shotaro,"Itu berarti kamu imut dan menggemaskan,"
"Menyebut Taro anak buangan karena tidak punya teman,"
"Itu tidak benar, sayang. Kamu punya teman. Anak dari Om Jeno kan selalu menemani,"
"Ta-tapi dia yang menyebut Taro semua itu. Taro di bilang jelek...,"
Seketika senyum di wajah Haechan memudar dan langsung mengambil ponselnya dari tas,"Jeno bajingan, dia harus menasihati anaknya untuk—"
Shotaro menyentuh tangan Haechan bermaksud untuk berhenti menelfonnya,"Tidak apa-apa, Ma. Taro tidak masalah, Sungchan memang selalu seperti itu jika di sekolah. Berbeda saat dia berkunjung ke rumah...,"
"Tapi tetap saja, Taro sayang... mama tidak bisa membiarkan ini, setidaknya Om Jeno harus tahu bagaimana kelakuan Sungchan jika di sekolah agar saat Sungchan makin beranjak dewasa, dia tidak terus melakukan hal itu,"
Haechan menjadi teringat bagaimana perlakuannya dulu pada Mark yang sudah sangat kurang ajar bahkan sampai sempat terancam di keluarkan dari sekolah dengan tuduhan palsu. Melihat sosoknya yang dulu, Haechan jadi makin merasa bersalah karena pada akhirnya Shotaro sendiri yang menjadi korban di masa depan.
Taro pun pada akhirnya mengangguk pelan, lalu matanya melirik ke samping dimana seseorang datang mendekat. Haechan pun ikut menoleh dan mendapati Sungchan berjalan pelan menghampiri dengan wajah tertunduk.
"Sungchan, kenapa kamu—"
"Taro menyebalkan, tante!"
"Oh ya? Apakah Taro melakukan hal yang tidak Sungchan suka?" Haechan bertanya dengan nada selembut mungkin. Mau bagaimana pun Sungchan masih kecil, jadi harus di tuntun dengan baik bahkan tanpa adanya kekerasan.
Sungchan melirik Shotaro yang menatapnya, lalu membuang muka,"Tidak, sih."
"Lalu kenapa Sungchan bersikap seperti itu pada hyungmu?"
"Sungchan tidak suka saja melihat wajahnya,"
Haechan mengerjabkan mata beberapa kali dan melirik Shotaro serta Sungchan secara bergantian,"Padahal Shotaro menggemaskan seperti ini kenapa bisa tidak suka melihatnya?"
"Itu dia alasannya, tante!" Sungchan tampak kesal.
"Jadi Sungchan tidak suka melihat Taro hyung karena wajahnya terlihat menggemaskan?"
"Iya!"
Pria manis itu mengusap wajahnya dengan lelah,"Astaga Jaemin... anakmu memang penuh teka-teki...,"
"Sekarang kalian harus saling minta maaf. Sungchan minta maaf pada hyungmu karena sudah berlaku tidak baik, Shotaro minta maaf juga karena sudah membuat Sungchan merasa jengkel karena terlalu menggemaskan. Adil bukan? Sekarang ayo, berjabat tangan,"
Shotaro pun berjalan mendekati Sungchan yang memang tampak lebih tinggi sedikit darinya padahal perbedaan umur mereka hanya setahun. Tangan mungil Shotaro terulur menunggu Sungchan meraih tangannya, namun anak laki-laki itu hanya membuang muka tanpa mau menatap wajah hyung-nya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart [Markhyuck]
FanfictionSaat masa sekolah, Haechan seorang pembully dan salah satu korban yang sering dia perlakukan jahat adalah Mark Lee, seorang murid biasa yang tak banyak bicara dan di sayangi oleh para guru. Tak ingin menyebarluaskan kenyataan bahwa dia adalah seoran...