1:: Bad Day

10.1K 1K 35
                                    

"Mark, boleh pinjam buku PR mu?" Jeno tanpa sapaan sama sekali langsung duduk di bangku hadapan Mark, merasa santai dengan tatapan tajam sahabat di depannya ini. Jeno sudah biasa mendapat tatapan seperti itu. Mark tak habis pikir, Jeno hampir setiap hari mencontek PR nya sejak berpacaran dengan salah satu lelaki manis di kelas sebelah. Siapa namanya? Kalau Mark tak salah ingat namanya Na Jaemin.

"Semalam kemana lagi bersama Jaemin?" Seakan sudah tahu kebiasaan Jeno, dia langsung bertanya to the point.

"Aku?" Jeno menunjuk wajahnya sendiri, lalu tersenyum hingga menampilkan senyuman bulan khasnya yang tentu menjadi daya tarik bagi oranglain,"Tentu saja berkencan dengan Jaemin,"

Mark memutar bola matanya jengah,"Apa-apaan kalian itu? Berkencan hampir setiap hari? Lebih baik kau tabung uangmu untuk keperluan di masa depan, bukan malah di buang-buang hanya untuk pacar mu itu." Dengan sengaja Mark menekan kata pacar di perkataannya.

"Ah ayolah Mark, kau belum saja merasakan yang namanya jatuh cinta. Kalau sudah pasti kau akan melakukan apapun untuk pasanganmu agar merasa senang,"

Mark bersandar pada sandaran kursi sambil melipat kedua tangan di depan dada,"Aku bukan orangtuanya yang harus membiayai semua keperluannya. Itu namanya kau di manfaatkan oleh Jaemin, kau tidak sadar?"

Jeno melempar pulpen ke wajah Mark,"Enak saja kalau bicara! Jaemin tidak seperti itu,"

"Who know?"

Jeno mendecak malas jika sudah menghadapi sikap Mark yang seperti ini. Anak orang kaya yang selalu membuat emosi Jeno naik turun karena perkataan pedas dan sok tahunya. Kelas sangat ramai dan ribut karena belum bel selesai istirahat sebelum akhirnya seseorang membuka pintu kelas dengan tak manusiawi. Keheningan langsung menyapa mereka. Beberapa siswa masuk ke dalam kelas dengan wajah pongah dan seakan berkuasa. Salah seorang lelaki yang wajahnya terkesan terlihat manis membenarkan anting di telinga kanannya dengan santai. Tentu sudah sangat melanggar peraturan sekolah.

Di sampingnya berdiri lelaki tinggi dan berbadan atletis, di kenal dengan nama Lucas.

"Mark, apa kau membuat masalah lagi dengan sahabat Jaemin?" Bisik Jeno.

"Masalah? Untuk apa aku berurusan dengan lelaki sok jagoan seperti dia? Menghabiskan waktu saja,"

Lelaki manis itu menghampiri Mark dan menompa tubuhnya dengan tangan kanan di atas meja,"Tak bisakah kau berhenti memamerkan kelebihanmu?"

"Memamerkan kelebihan apa?"

"Semuanya! Aku sungguh benci jika terus saja di banding-bandingkan dengan lelaki sepertimu, Mark Lee. Kau merasa di puja-puja? Di dewakan? Padahal kau tidak sepintar itu,"

Mark menyeringai,"Apa ini kau berarti cemburu? Tak terima jika otak kecilmu itu di bandingkan denganku? Sangat bagus jika orangtuamu pun menyadari kebodohan anaknya sendiri,"

Bugh!

Haechan memberi bogeman mentah di pipi kanan Mark, namun lelaki yang menerima pukulan itu sama sekali tak bereaksi atau mengeluarkan sepatah kata pun. Namun wajah memerahnya tak dapat menutup kemungkinan bahwa dia sedang menahan marah.

"Ups, maaf. Aku tak sengaja. Lagipula rasanya pukulan itu cukup memuaskan dan cocok untuk wajah sok mu itu," Haechan mengelap punggung tangannya menggunakan tisu dan membuangnya asal seakan merasa jijik baru saja bersentuhan kulit dengan Mark.

"Lalu, kenapa tak kau lanjutkan saja?" Mark mengusap ujung bibirnya yang sedikit berdarah.

Kedua alis Haechan menyatu tajam dan menarik kerah seragam Mark hingga memaksa lelaki itu sampai berdiri. Kedua bola mata mereka saling menatap tajam, bahkan Haechan tak merasa goyah sama sekali walaupun perbedaan tinggi dan besar tubuh mereka sangat kentara.

Fragile Heart [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang