19 :: Lucas

7.9K 779 87
                                    

Haechan tersenyum lebar melihat pantulan dirinya di kaca, baju yang di bawakan Mark sungguh cocok di tubuhnya. Dia mengambil baju Chenle dan berniat untuk mengembalikan baju haram tersebut pada pemilik.

"Biar kulihat,"

Haechan berjingkat kaget karena tiba-tiba Mark muncul saat dia menutup pintu kamar mandi.

"Lihat apa?"

Mark mengambil baju Chenle dan memberi kode pada Haechan melalui mata untuk sedikit merentangkan kedua tangannya. Jujur,  jantung pria mungil itu tidak baik-baik saja. Mata tajam Mark sungguh memperhatikan dengan dalam dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Cocok, tapi jika di depanku lebih cocok ini." Mark mengangkat baju milik Chenle.

Jujur saja Haechan paham betul apa yang di maksud oleh pria di depannya ini, itulah mengapa dia hanya mampu bungkam.

"Lupakan," Mark memberi baju Chenle pada Haechan,"Kembalikan ini pada adikmu."

Mark memperhatikan langkah kecil Haechan yang keluar dari kamar, lalu menggelengkan kepala kecil. Yah, saat ini dia harus menahan keinginannya yang telah bergejolak untuk membuat Haechan menangis atau pun memohon ampun. Katakan ada yang bermasalah dengan otaknya, namun melihat pemandangan seperti itu sungguh membangkitkan hasrat sex-nya. Lebih aneh lagi hal itu hanya berlaku untuk Haechan.

Ting!

Satu notifikasi masuk ke dalam laptopnya yang memang sedang menyala. Mark duduk dan melihat satu mail yang di kirimkan salah satu anak buahnya. Pesan pertama terdapat file berisi video berdurasi lima menit. Di thumbnail video tersebut tergambar sebuah jalan yang di pinggirnya terdapat tempat penyeberangan dan juga toko. Sepertinya ini rekaman CCTV yang ada pada palang lalu lintas. Akhirnya Mark memutar video tersebut dan tubuhnya berjengit kala melihat Mom-nya yang tengah menggenggam telepon berdiri menunggu lalu lintas untuk menyeberang berubah hijau.

Mark tahu mom-nya tidak akan pernah segegabah itu menyeberangi jalan. Benar saja, Taeyong baru menyebrang setelah lampu untuk penyeberang berubah hijau. Baru sampai di pertengahan jalan, sebuah mobil langsung menghantam tubuh Taeyong. Secara reflek Mark menutup matanya rapat dan berusaha menetralkan nafasnya yang tak beraturan.

Mark meremat kuat tangan kanannya yang masih saja gemetar, mau tidak mau dia harus melihatnya kembali. CCTV ini bisa menjadi pintu yang akan mengantarkan dia menemui pelaku yang sebenarnya. Setelah menghela nafas, dia kembali memutar video dan mempause video tersebut di saat sekiranya pengendara mobil terlihat. Lewat hampir 10 menit namun Mark tidak menyerah. Tepatlah di satu momen, mobil mundur dan jalan melewati Taeyong. Pengendara itu menoleh sedikit ke belakang untuk melihat keadaan Mom-nya.

Tangan kanannya menggulir mouse untuk memperbesar layar tepat pada wajah pelaku. Mata Mark membelalak. Dia sungguh tidak mengerti. Mobil yang di kendarai benar milik Hendery bahkan platnya pun sama. Tapi-

"Pelakunya bukan Hendery...," bisik Mark pada dirinya sendiri,"Siapa orang ini? Aku tidak mengenalnya, bahkan dia tidak ada dalam daftar semua teman Hendery."

Mark ingin sekali menghancurkan sesuatu untuk meluapkan rasa kesal dan kebingungannya. Mobil yang di pakai memang milik Hendery, tapi kenapa pengendara bukan Hendery ataupun teman-temannya?

Tujuan orang itu menabrak Taeyong itu apa?

Apakah ada dendam pribadi?

Kesalahan apa yang telah Taeyong buat hingga berakhir seperti ini?

Kenapa...

"AARGGHHH!!!"

Kacau. Pikirannya sungguh kacau. Dia sungguh ingin sekali membunuh pelaku itu dengan tangannya sendiri dan membuat pria itu memohon ampun dengan lidah yang telah Mark potong. Mark meninju-ninju meja dan sesekali memukul bahkan menarik rambutnya.

Fragile Heart [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang