Haechan's Side Story

8.9K 978 24
                                    

"Haechan, coba lihat banyaknya pencapaian yang di capai oleh anak dari keluarga itu?" Ten meletakan berlembar-lembar kertas di atas meja belajar Haechan yang sedang bermain game di komputer. Anak yang sedang di ajak bicara oleh ibunya sendiri pun seakan tidak peduli karena terus saja dia di bandingkan dengan lelaki cupu di sekolahnya itu.

"Memangnya kenapa?"

Ten menghela nafas,"Ayolah, ibu yakin kamu bisa seperti dia. Tinggal belajar dengan rajin di rumah maupun di sekolah. Jadi anak yang menaati peraturan dan tidak ada yang namanya nongkrong saat  jam pelajaran. Apa itu sulit? Apa kamu tidak mau seperti dia?"

Karakter di dalam game Haechan tertembak dan mati, lelaki manis itu mendecih sambil membanting pelan mouse nya. Ten sudah bersiap untuk mengomel karena sikap Haechan yang tidak sopan, namun anak lelaki itu sudah lebih dulu bicara.

"Kenapa ibu selalu membandingkan Haechan dengannya? Sebenarnya anak ibu itu aku atau dia?"

"Dengar Haechan, ibu hanya ingin kau tidak kalah pintar dengan anak dari sahabat ayahmu saja,"

Haechan melirik tak terima,"Apa itu berarti aku sekarang anak yang bodoh?"

Ten langsung mengusap wajahnya kasar,"Tidak, bukan begitu, sayang. Ibu hanya ingin kamu jadikan dia sebagai contoh yang baik, selalu menaati peraturan dan penurut, rajin belajar juga."

Haechan bangkit dan berbaring di atas tempat tidurnya, memunggungi Ten,"Aku mau tidur,"

Ten memijat batang hidungnya sebelum menghampiri Haechan dan mencium pelipis anak laki-laki kesayangannya. Dia jadi merasa bersalah, namun tak dapat di pungkiri bahwa jauh di dalam hatinya dia ingin Haechan seperti anak lelaki dari sahabat suaminya, Mark. Ten sengaja mendaftarkan Haechan ke sekolah yang sama dengan Mark dengan tujuan agar anaknya bisa mencontoh lelaki itu untuk menjadi lebih baik.

Ten hanya khawatir pada Haechan, dia sudah di panggil berulang kali ke sekolah karena Haechan membuat ulah. Itu lah yang membuat dia takut jika tiba-tiba anaknya di keluarkan dari sekolah. Ulah yang Haechan lakukan selalu kasus pembullyan. Padahal Ten sudah memintanya untuk tidak bergaul dengan anak-anak bandel lainnya di sekolah.

"Selamat malam, Haechan." Ujar Ten sambil mengusap rambut anaknya sekali dan keluar dari kamar.

Haechan merapatkan selimut, sebenarnya dia belum mau tidur, tapi dia tidak ingin terus saja di banding-bandingkan dengan anak cupu itu terus. Haechan sadar tidak sepintar atau semenarik Mark, tapi sakit hati rasanya jika orangtua sendiri seakan memaksa kita untuk jadi seperti oranglain. Dia tahu bahwa ibunya ingin anaknya menjadi yang terbaik, namun dengan cara membanding-bandingkan seperti itu justru bukan mendorong Haechan menjadi lebih baik, tapi malah membuatnya menjadi down dan merasa tak percaya diri. Tentu Haechan membenci perasaan itu.

"Terus saja membicarakan anak cupu itu! Tidak bisakah anak itu merasa tak betah di sekolah dan keluar dari situ? Aku juga lelah jika harus terus berpikir memperlakukannya sekejam mungkin agar dia tak betah! Cih, fuck that shit!"



END OF HAECHAN'S SIDE STORY

Fragile Heart [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang