Seorang pria berwajah tampan nan teduh tengah memandangi Taeyong yang masih saja memejamkan mata seolah tidak ingin bangun dari mimpi panjangnya. Tangannya tak berhenti menggenggan erat tangan Taeyong.
"Kapan kau akan bangun?"
Jaehyun menghela nafas dan mengistirahatkan kepalanya di pinggir kasur.
"Maaf sayang... tidak seharusnya aku melakukan hal buruk."
"Hal buruk apa?"
Jaehyun membatu dan menolehkan kepala secara perlahan. Disana Mark sudah berdiri dengan kedua tangan di masukan ke saku jaket. Tatapan anak itu tak lepas dari Dad-nya, seolah menahan diri untuk tidak memburu mangsa di depannya. Jaehyun bangkit dan menghampiri anak laki-laki itu.
"Kenapa tidak mengabari Dad dulu jika mau kesini?" Jaehyun mengambil sekotak makanan yang masih hangat,"Makan dulu."
"Hal buruk apa yang kau lakukan?" Mark terlihat tak perduli dengan tawaran Jaehyun.
"Ada apa dengan pertanyaanmu?"
"JAWAB SAJA!"
Jaehyun menggeram, dia juga tengah menahan emosi karena mendapat perlakuan tak sopan dari Mark.
"Apakah kau menyuruh oranglain untuk melakukan hal ini pada Mom? Rasanya aneh kasus tidak terselesaikan padahal banyak bukti dan saksi mata," Mark mengeluarkan pisau lipat dari saku jaket dan melempar-lempar pelan pisau itu ke atas,"Perusahaan Dad bangkrut bukan karena tak terurus, tapi habis untuk menyumpal mulut semua orang yang berada di kepolisian dan ahli hukum."
"Kau sudah gi-"
"Bisa di jelaskan? Aku memang gila, tapi masih cukup waras untuk mengerti omong kosong apa yang akan di jadikan tamengmu saat ini."
Jaehyun mendecih dan terdiam sejenak,"Sejak dulu, mom-mu terlalu memanjakanmu. Bahkan nama kepemilikan dari perusahaan keluarganya di ubah menjadi namamu, padahal seharusnya atas nama Dad," pria itu tertawa kecil,"Ah, Dad tak terlalu mempermasalahkan. Karena tujuan utama Dad adalah menyingkirkanmu. Bisa saja Dad membunuh Mom-mu dengan mudah, namun bukankah percuma jika warisan tidak jatuh ke tangan Dad?"
Pria tinggi itu menghampiri sofa dan duduk dengan santai,"Sebagian ingatanmu masih belum kembali? Hm, sepertinya kecelakaan yang sengaja Dad perbuat tidak cukup untuk membunuhmu."
Mark membelalak,"Kecelakaan yang kau perbuat...?"
Tawa keras berasal dari Jaehyun,"HAHAHA! Astaga, anak yang malang. Saat akan pulang dari keluarga Seo dulu, Dad sengaja berpisah mobil darimu karena sudah menyuruh salah satu bawahan Dad untuk menabrak mobil yang sedang kamu tumpangi. Sayang sekali kecelakaan yang cukup menghebohkan itu hanya menghilangkan sebagian memorimu, bukan nyawamu."
"BASTARD!" Mark melesat cepat mendekati Jaehyun dan hendak menusuknya tepat di dada, namun pria itu menahan pergelangan tangan Mark dan mampu mengimbangi kekuatan. Tubuh kedua pria itu sedikit bergetar karena mengerahkan tenaga, saling beradu dan tak ada yang mau menyerah.
"Haechan,"
Mendengar nama itu disebut oleh Jaehyun membuat mata Mark makin awas.
"Kamu lupa tentang dia? Dia mataharimu," Jaehyun tersenyum tipis,"Orang yang berharga untukmu juga, bukan? Jatuh cinta sedari masih tak paham apa maknanya. Apakah kamu menjaganya dengan baik saat ini, hm?"
Kekuatan Mark makin mengendur,"Tidak mungkin,"
Jaehyun tersenyum lebar sebagai tanggapan,"Jika dad tidak bisa membunuhmu secara fisik, maka dad bisa membunuhmu dari dalam secara perlahan," bisiknya,"Dengan menyakiti Haechan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart [Markhyuck]
FanficSaat masa sekolah, Haechan seorang pembully dan salah satu korban yang sering dia perlakukan jahat adalah Mark Lee, seorang murid biasa yang tak banyak bicara dan di sayangi oleh para guru. Tak ingin menyebarluaskan kenyataan bahwa dia adalah seoran...