Chapter 2

19K 2K 50
                                    


🦋Happy Reading🦋





Hal yang pertama diperhatikan setelah orang membuka mata adalah tempat sekitarnya.
Itu juga yang dilakukan Rina, setelah siuman karena kecelakaan yang dialaminya saat pulang dari sekolah.

Sejak kapan ada rumah sakit model vintage gini deh?! Batin Rina kebingungan.

Berusaha membuka mata dan bangkit dari kasur, Rina ingin segera menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah berusaha untuk berdiri, Rina terkejut. Baju yang dia pakai tidak terlihat seperti baju rumah sakit pada umumnya.

Dan ruangan yang dia kira sebagai rumah sakit, sebenarnya terlihat seperti kamar dengan aksen klasik. Meskipun tidak terlalu besar, tetapi masih layak untuk digunakan.

Rina berusaha berjalan kearah pintu dengan memegangi tembok agar tubuhnya tetap seimbang. Rasanya Rina ingin segera memanggil ibunya dan menanyakan apa yang terjadi.

Mungkin efek dari kecelakaan yang Rina alami, membuat sakit dikepalanya terasa bukan main. Meskipun cukup aneh, karena dia benar-benar tak menemukan luka sedikitpun. Normalnya kalau orang baru saja kecelakaan, pasti minimal ada luka yang masing belum mengering atau bonyok sana sini.

Tetapi setelah Rina tidak sengaja melihat pantulan dirinya di kaca, dia langsung speechless.

"kok tiba-tiba tubuhku menjadi kerdil?" tanya Rina pada dirinya sendiri.

"Sejak kapan rambut ku juga berwarna permen karet gini dah?!" Rina juga memegang rambut berwarna merah muda itu.

"Dan, mataku kok jadi biru kayak bule-bule!" Rina terkejut melihat bola matanya yang berwarna biru cerah dengan sedikit kilauan ungu muda.

1.... 2.... 3....

"APAAA...!!!!!"

Rina terlalu syok, hingga dia tanpa sengaja menginjak ujung gaun tidur yang digunakan nya dan yah terjadilah guling mengguling.

***

"NONAA..!!"

Seorang gadis berambut coklat tua berlari tergesa-gesa menghampiri gadis yang baru terjatuh tadi. Tampak jelas kekhawatiran di raut wajah cantiknya.

"Bagaimana Nona bisa terjatuh?!" panik gadis itu.

Dan gadis itu tanpa basa-basi langsung membopong Rina, tetapi dengan tubuh barunya  yang terjatuh tadi.

"Apa ada yang sakit? Beritahu hamba, nanti hamba akan pangggilkan dokter." ujar gadis itu .

"Maaf, kamu siapa?" tanya Rina dengan sedikit mengernyit.

"NONAA!! jangan bercanda! Mana mungkin Nona melupakan hamba." Gadis itu langsung melotot dan terkejut.

Rina hanya diam. Dan gadis tadi langsung berlari dengan panik. Mungkin saja dia akan datang membawa dokter.

Aku cukup terkejut, tetapi syukurlah aku bisa mengatasi dengan berkepala dingin. Entah bagaimana bahasa yang dia gunakan tadi bisa ku mengerti, dan sebaliknya juga. Ujar Rina dalam hati.

Rina berusaha untuk berpikir rasional, dan menerka-nerka apa yang sedang dia alami. Selagi menunggu gadis tadi membawa seorang dokter.

***

Setelah Rina diperiksa oleh dokter dengan pakaian yang mungkin sedikit kuno, gadis tadi bernapas lega.

"Mungkin, karena Nona Aeerina mengalami keracunan dan racun tersebut sudah menyebar ke saraf otaknya. Kemungkinan besar ingatan nona juga ikut dampaknya." jelas dokter tadi dengan datar.

Rina mengernyit. Sejak kapan keracunan bisa membuat orang hilang ingatan?

"Besok lagi kau bisa memanggil dokter lainnya Emma! Kau tau aku sangat sibuk, apalagi hanya untuk mengobati Nona hina ini. Menyebalkan!" gerutu dokter tidak tau diri itu.

Setelah berkata kasar, dokter tersebut langsung pergi tanpa mengucapkan salam. Rina hanya melongo, masih adakah manusia seperti itu didunia?

Melihat tubuhnya yang gemuk dan penuh lemak, membuat nya terlihat sangat minus dimata Rina. Dan juga attidue yang dimilikinya sangat kurang. Bagaimana sosok seperti itu bisa dipekerjakan sebagai seorang dokter? Sedangkan dokter adalah pekerjaan yang mulia, yang seharusnya bisa mengobati orang-orang yang membutuhkan dengan ikhlas dan tanpa pamrih.

"Maaf kan hamba Nona, lain kali pasti hamba tidak akan membawa dokter dari kediaman utama Arshavin lagi." sesal gadis itu. Dia berusaha untuk tidak menitikkan air mata.

"Maaf? coba kau ulangi lagi, darimana dokter itu berasal?" tanya Rina dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Dia berusaha menghalau segala pikiran buruk yang tiba-tiba menempel di otaknya.

"Kediaman Arshavin, Nona." jawab gadis tadi.

HAHHH!!! APAA?!!!

"Terus siapa diriku ini?" sekali lagi Rina bertanya dengan menunjuk dirinya sendiri. Lagi-lagi dibarengi dengan ekspresi aneh bercampur bingung.

Kalau memang transmigrasi/reinkarnasi memang ada dan nyata didunia, aku mohon jangan sampai aku bertukar jiwa dengan gadis itu Tuhan. Doa Rina dalam hati. Bahkan memikiran dia bisa bertransmigrasi aja sudah sangat mustahil. Tetapi melihat kondisi saat ini, bukankah hal tersebut bisa dikatakan sebuah keajaiban? Atau malah kutukan.

"Kalau memang ingatan Nona terganggu, baiklah akan hamba jelaskan siapa sebenarnya Nona. Nona adalah Anak ketiga dari Duke Arshavin yang bernama Aeerina Von Arshavin dan saudiri kembar dari Nona Selena Von Arshavin." jelas gadis itu dengan tersenyum

Setelah mendengar itu, Rina hanya tertawa menyedihkan. Hahahaha Gila!

Setelah mengalami kematian yang tragis pun, dia masih mengalami nasib yang sangat sial. Yaitu masuk kedalam novel yang baru saja dia baca dan menempati tubuh Aeerina, kembaran dari Selena yang ditakdir kan akan mati diusia 18 tahun.

Bagaimanapun dia seorang Rina Maheswari Atmaja memang ditakdirkan akan selalu mati muda entah di dimensi manapun.





~REVISI~

Vote dan Comment!
untuk menghargai author

Karya ini hasil inspirasi dari berbagai karya fiksi. Bila memiliki kesamaan tokoh atau nama tempat mohon dimaklumi.

❤️❤️

Im Not Side CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang