Chapter 15

10.5K 1.4K 111
                                    


🦋Happy Reading🦋





Sudah cukup lama Erias tidak melihat Aeeri. Dan sekarang orang itu muncul dihadapannya, dalam keadaan yang buruk.

Apa yang terjadi dengannya? tanya Erias dalam hati. Dia tetap memandang Aeeri dengan aneh tanpa berniat menolongnya lebih dulu.

Aeeri sesungguhnya sudah memprediksi respon dari Erias. Tetapi sekarang situasinya cukup berbahaya. Dia ingin selamat dan hanya Erias harapan terakhirnya.

"Ma-maafkan aku menganggumu tetapi kita harus pergi dari sini. Kalau tidak mereka pasti akan membunuh kita" ujar Aeeri.

Erias hanya diam dan terlihat tidak peduli. Dia bergegas memakai bajunya dan ingin cepat-cepat pergi dari sini. Suasana hatinya menjadi lebih buruk saat bertemu Aeerina.

Aeeri yang melihat sikap Erias benar-benar sudah kehilangan kesabaran. Dengan cepat dia menarik Erias agar tidak meninggalkannya.

"Aku tidak ingin ikut campur! Urus saja dirimu sendiri!" marah Erias saat Aeeri bersikeras menarik dirinya untuk mengikuti gadis berambut merah muda itu.

"Jujur saja hanya kau satu-satunya orang yang kutemukan di hutan ini. Kalau aku bertemu dengan orang lain pasti aku tidak sudi meminta pertolonganmu," Sahut Aeeri dengan ketus.

Karena Erias tidak mau ikut dengan Aeeri dan Aeeri tetap kekeuh untuk menarik Erias akhirnya mereka berakhir dengan perdebatan. Tetapi tidak lama ada suara langkah kaki. Suaranya terlihat seperti gerombolan orang-orang dewasa.

Mendengar suara itu Erias langsung menatap Aeeri. "Suara siapa itu?"

"Kau tahu desa Apllocross kan?! Mereka adalah orang-orang jahat yang berusaha merampok ku." Aeeri berusaha menjelaskan situasi yang dialaminya dengan singkat agar Erias bisa mengerti.

Erias tertegun. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan anak yang berada dihadapannya.
"Sialan! Kau benar-benar bodoh!" geram Erias.

Akhirnya Erias menggendong Aeeri seperti karung beras dan menaiki kudanya. Aeeri yang digendong secara tiba-tiba pun langsung berteriak dengan spontan. Mendengar teriakan Aeeri, segerombol perampok tadi terdengar berlari kearah mereka.

"Berhentilah merusuh bodoh! Kau bisa membuat mereka semakin mengejar kita," seru Erias dengan menoleh kebelakang untuk memastikan para perampok belum bisa menyusul mereka.

Langsung dengan sigap Aeeri berhenti berteriak. Meskipun kepalanya sangat pusing karena digendong secara terbalik dan goncangan akibat kuda, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang dan tidak mengeluarkan suara.

Semakin lama semakin menjauh kuda yang ditunggangi Erias dan Aeeri. Mereka memasuki hutan ini semakin dalam. Bahkan hanya sedikit sinar matahari yang terlihat karena rimbunnya pepohonan. Udarapun juga terasa sangat dingin, meskipun Aeeri masih lengkap memakai baju musim gugurnya. Hanya saja alas kakinya hilang saat dikejar oleh para perampok.

Karena sudah merasa aman, Erias pun berhenti di dekat sungai dan langsung menurunkan Aeeri. Mereka berdua langsung dihadapkan suasana hutan yang menyeramkan.

 Mereka berdua langsung dihadapkan suasana hutan yang menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Im Not Side CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang