Chapter 10

13.5K 1.7K 37
                                    


🦋Happy Reading🦋





Aeeri menunggu jawaban dari Judith dan Bellona tentang permintaan nya tadi. Mungkin bagi mereka, Aeeri terlihat tidak tahu malu karena meminta sesuatu, bahkan ketika belum lama saling mengenal. Tapi kalau bisa membuat Aeeri keluar dari penderitaan, apapun pasti akan dilakukannya.

"Aib keluarga Arshavin, putri buruk rupa, dan gadis pembawa sial. Bukan kah itu rumor tentang mu, Lady Aeerina Von Arshavin?" ungkap Judith.

Aeeri yang mendengar itupun hanya tersenyum. Dia tidak merasa tersinggung tentang rumor yang beredar tentangnya. Bukankah lebih baik banyak orang yang membenci Aeeri, sehingga dia bisa menemukan sosok yang bisa dipercaya selain Emma untuk ditempatkan di sisi nya dimasa depan.

"Itu memang aku. Aku lah sosok yang menyebabkan kematian seorang yang sangat berarti bagi kekaisaran ini. Karena beliau mengorbankan nyawanya untuk ku, aku tak bisa menyia-nyiakan masa depan yang ku miliki." jelas Aeeri dengan tatapan teduh.

Judith yang melihat respon Aeeri menanggapi rumor tentang dirinya sedikit membuat dia bertanya-tanya. Bagaimana gadis belia yang masih menginjak umur 12 tahun bisa berpikir dewasa seperti itu.

Apakah dia memang berusia 12 tahun? Bagimana dia bisa tetap tenang menghadapi ketidak adilan yang menimpanya? batin Judith.

"Apa alasan mu memilih akademi Evemorny?" Bellona yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara.

"Karena hanya Akademi Evemorny yang tidak terikat dengan kekuasaan yang dimiliki Kekaisaran. Dengan aku menjadi murid disana, Duke Arshavin tidak akan bisa melakukan apapun padaku dan Emma." terang Aeeri.

Bellona yang melihat keteguhan dan ketegaran dari mata Aeeri akhirnya tersenyum. Cukup lucu melihat anak kandung dari salah satu orang berpengaruh dari Kekaisaran ini, ingin membelot dan membebaskan diri.

"Baiklah.. Mungkin Miss Judith bisa membantu untuk pengajuan sponsormu." ujar Bellona.

"Jelas dong.. Karena bagaimanapun, Nona Aeeri sangat berbakat. Sudah kewajiban bagi Akademi Evemorny untuk menyambutnya."

"Apalagi kalau sampai Guru besar mengetahuinya, pasti dia akan sangat senang."
terang Judith dengan semangat.

Aeeri akhirnya bisa bernafas lega. Setidaknya respon yang diberikan meraka tidak buruk. Dia menatap Emma dan dibalas Emma dengan mengangkat 2 jempolnya.

"Karena permasalahan kita sudah selesai, ayo kita kuliner makanan untuk mengakrabkan diri...!!!" Ajak Judith.

"Aku juga yang akan menraktir kalian semua. Soalnya aku baru dapat bonus nihh... Hahaha..!!"

Aeeri yang mendengar tentang makan gratis langsung senang bukan main. Dimana tadi perasaan nya cukup kacau bisa membaik seketika.

Memang makanan enak adalah obat terbaik untuk mood yang buruk. Apalagi makanan gratis. Hehehe...

***

Akhirnya mereka menghabiskan sore hari dengan mencoba makanan pinggiran di pasar Bastille. Aeeri untuk pertama kali merasa sangat bahagia, sudah sangat lama dia tidak merasakan namanya makan daging atau dessert.

Im Not Side CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang