AMA ~ 04

411 136 48
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

......

كلّ نفسٍ ذآٸِقۃ الموت
'Semua yang bernyawa akan merasakan mati'

.....

Di SMA Perwira, tepat di mana sekolah Azzam menuntut Ilmu. Saat Azzam melangkah masuk ke dalam lingkungan sekolah membuat dirinya menjadi objek penglihatan, dan semua itu tak ia gubris sama sekali.

Tepat saat masuk kelas ia duduk dan menelungkupkan wajahnya dimeja. Sembari menunggu bel masuk pertanda jam belajar akan dimulai. Hingga sahabatnya datang lalu menghancurkan ketenangan dirinya.

"Wes Zam, kapan lo datang" tanya Reyhan, sambil menepuk pundak Azzam lalu duduk di kursi sebelahnya.

"Barusan" balasnya.

"Oh oke-oke"

"Tugas lo dah siap Zam"

"Udah"

"Liat dong"

"Di tas"

"Ye si kampret, nyontek mulu kerjaan lo" celutuk Rafi - sahabat Azzam dan Reyhan.

"Gaya lo sok-sok an bilangin gue" sinis Reyhan sambil membuka tas Azzam untuk mengambil buku tugas.

"Dih"

"Inget kata guru gue pas SMP dulu, beliau bilang gini 'dari pada kalian tidak mengerjakan tugas  yang saya berikan, lebih baik kalian menyontek juga tidak masalah, dari pada tidak mengerjakan itu tandanya kalian tidak berusaha' kata guru gue gitu, wlee" ejek Reyhan sambil memeletkan lidahnya ke arah Rafi.

"Bener juga ya" gumam Rafi, setelah di fikir-fikir ucapan sahabat laknatnya itu ada benernya juga.

"Gue juga mau nyontek dong" lanjut Rafi

"Tadi sok bilangin orang nyontek mulu kerjaan lo, sekarang ikut-ikutan dasar dugong" ejek Reyhan.

"Serah lo dah"

"Mana sini gue liat" Ucap Rafi menarik buku latihan Azzam yang dipegang Reyhan

"Sabarlah dugong, gue dulu yang nulis baru lo"

"Gue dulu"

"Gue"

"Gue dulu kampret" Reyhan dan Rafi saling berebutan buku latihan Azzam, mereka tak melihat bahwa muka Azzam sudah merah padam menahan emosi

"Berisik!,"

Tepat saat Azzam melontarkan kata-katanya Reyhan dan Rafi langsung kicep terdiam.

"Mampus lo berdua berisik bener uda tau si bos nggk suka berisik masih aja berulah. Kalau mau nulis cotekan, bareng-bareng juga bisa, hadeuhhh" nasihat Husein.

"Nah bener tu" celutuk Reyhan, sedangkan Husein hanya memutar mata jengah melihat kelakuan abstrud kedua sahabatnya itu.

"Yaudahlah bareng-bareng nulisnya, pindah ke meja itu aja, biar enak" tutur Rafi sambil menunjuk meja pojok dekat jendela, kemudian diangguki Reyhan dan keduanya berjalan ke meja itu.

Assalamu'alaikum, Mas Azzam ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang