AMA ~ 12

319 84 14
                                    

Seminggu berlalupun tak terasa. Pagi ini, tepat di hari jum'at ini, hari yang ditunggu telah tiba, pernikahan atas berdasarkan perjodohan itu. Pernikahan mewah dengan nuansa putih, sungguh terlihat sangat indah dan sejuk dipandang.

Sanak saudara sudah ramai berdatangan untuk melihat hal sakral ini. Berbondong-bondong dengan pakaian putih mereka. Mobil-mobil berdatangan tepat di rumah sang mempelai wanita, rumah bertingkat dua itu kini telah ramai dengan banyak orang.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Aisyah Rahma Humairah alal mahri seperangkat alat sholat wa surah Ar-Rahman hallan"  kalimat sakral itu terdengar jelas dan tegas di indra pendengaran para tamu.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" balasan dari ucapan sakral itu tak kala tegas nan dingin, Azzam mengucapkan kalimat sakral itu dalam tarikan nafas.

"Sah?"

SAH

Alhamdulillah...

Kalimat sakral itu membuat seorang wanita yang kini telah menjadi istrinya menintikkan air matanya. Tepat di umurnya  yang ke delapan belas tahun, kini telah resmi menjadi seorang istri dari Reynard Azzam Fahmi, laki-laki dingin yang kini telah menjadi suaminya.

"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir sayang, sekarang putri kecil ummi ini sudah sah menjadi istri dari Azzam. Patuhilah perintahnya selagi itu masih hal-hal yang baik, selagi itu tidak melanggar perintah Allah, karena sekarang surgamu sudah berada pada suamimu, bukan lagi pada Ummi dan Abi. Dan semoga kamu menjadi istri yang sholihah ya sayang" ucap Ummi Zahra sambil memeluk tubuh mungil Aisyah, air mata Aisyah tak terbendung lagi. Air matanya jatuh mengalir dengan derasnya.

Ummi Zahra pun sama halnya dengan Aisyah, menitikkan air matanya. Sekarang tanggung jawab ia sudah berpindah kepada Azzam. Putri kecilnya yang dulu menangis jika menginginkan susu Asinya, kini telah menjadi istri orang.

"Ummi...hiks..hiks" Aisyah masih sesegukkan menahan tangisnya sambil menguraikan pelukkannya.

Ummi Zahra menangkup wajah Aisyah agar menatap matanya, dan menghapus air mata Aisyah.

"Sudah ya jangan nangis lagi, nanti luntur lo make-up nya" gurau Ummi Zahra agar mencairkan suasana.

"Ummiiii" rengek Aisyah dan kembali memeluk erat umminya itu.

"Sudah-sudah, ayo temui suamimu" ucap Ummi Zahra memerintah, dan di angguki oleh Aisyah.

Ummi Zahra pun menuntun Aisyah untuk turun ke lantai satu menemui suaminya itu. Jantung Aisyah berpacu lebih cepat ketika semua pasang mata melihatnya, itu sungguh membuatnya malu dan langsung menunduk, membuat mereka yang melihat sedikit terkekeh melihat pengantin baru ini.

"Ummi Aisyah malu" cicit Aisyah pelan.

"Sudah tidak apa"

Aisyah dan Ummi Zahra pun terus berjalan hingga tepat  saat di samping Azzam, Aisyah semakin menundukkan kepalanya malu, sedangkan Azzam hanya memasang wajah datarnya.

Emang ya lu tong, hari bahagiapun masih masang muka triplek😑

"Nak Aisyah sekarang kamu sudah Sah menjadi istri dari Nak Azzam. Jadi sebagai bentuk penghormtanmu sebagai istri, maka ciumplah tangan suamimu"

"Dan untuk Nak Azzam, sekarang kamu sudah Sah menjadi suami dari Nak Aisyah, maka sekarang tanggung jawabmu adalah menjaganya dan menyayangi Nak Aisyah, berikanlah ia baik dzohir maupun bathinnya" lanjut pak Kadi.

"Ayo Aisyah, cium tangan suamimu" pinta Pak Kadi.

Saat di perintahkan untuk mencium tangan suaminya, Aisyah malah semakin menundukkan pandangannya, sangat malu pikirnya.

Assalamu'alaikum, Mas Azzam ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang