AMA ~ 14

398 67 21
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم...
Happy Reading!!
...

04.00 PM

Kring kring kring

Alarm dari ponsel berwarna biru itu terdengar nyaring di telinga Aisyah. Mata indahnya terbuka perlahan, hingga ia merasakan bahwa perutnya terasa berat. Netra penglihatannya turun melihat kearah perutnya, terlihat tangan kekar melingkar di pinggang mungilnya.

Aisyah mencoba membuka lilitan tangan itu dipinggangnya, namun sama sekali tak bisa. Tangan mungilnya itu tak kuat melepas lilitan tangan kekar itu. Perlahan ia membalikkan tubuhnya ke arah suaminya.

Tepat menghadap suaminya, jantung Aisyah berdetak lebih cepat, dirinya termanggu melihat pesona suaminya yang tertidur pulas. Alis yang tebal, hidung mancung bak perosotan anak, kulit putih bersih menambah kadar ketampanannya, sungguh pahatan Tuhan yang sempurna.

Wajahnya yang tampak polos saat tertidur, namun jika ia terbangun tidurnya, matanya bagaikan elang yang siap memakan mangsanya. Hanya orang-orang tertentu yang berani menatap matanya itu.

"Terpesona? Heh?" ucap Azzam dengan suara khas bangun tidurnya, serak-serak basah dan menggoda, ups!

"Aa...em n-nggk" gugup Aisyah saat tertangkap basah melihat Azzam tidur, ia tertunduk malu, pipinya terasa sangat panas. Aisyah mencoba membuka lilitan tangan kekar yang masih melingkar sempurna di pinggangnya itu. Bukannya terlepas, namun sang empunya malah mengeratkan lilitan tersebut.

"K-kak..aku m-mau ke kamar mandi" ucap Aisyah kembali mencoba melepas lilitan itu, tapi tetap tak bisa.

Azzam semakin memajukan tubuhnya, sehingga tak ada lagi jarak diantara mereka berdua di atas ranjang itu.

Wajah Azzam maju mendekati wajah Aisyah yang masih tertunduk malu dan gugup. Tangan kanan Azzam terulur dan memegang dagu Aisyah agar menatap dirinya. Aisyah sangat gugup saat matanya bertemu dengan mata tajam itu, tangan mungilnya meremas baju yang dikenakan Azzam,  agar menjadi penghalang di antara keduanya.

Azzam semakin memajukan wajahnya kearah Aisyah, dengan secara otomatis Aisyah memejamkan matanya, "Ngapain lo tutup mata? Berharap gue cium? Dih nggk sudi gue. Gue cuma ngigetin satu hal sama lo, jangan pernah jatuh cinta sama gue, atau lo akan menderita" bisik Azzam tepat di telinga Aisyah.

Deg!

Ucapan dari Azzam sungguh membuat hati Aisyah terasa sangat sakit, bagaikan ditusuk oleh beribu-ribu jarum. Sakit, perih, dan kecewa rebuk menjadi satu dalam relung hatinya. Istri mana yang tak sedih, saat suami sendiri melarang dirimu agar tak mencintai dirinya. Istri mana yang tak kecewa melihat suaminya sama sekali tak menginginkannya? Istri mana yang tak sedih?! Coba katakan!

Di awal pernikahannya, harusnya kata-kata romantis yang terlontar dari lisan sang suami, hal yang selalu di idamkan oleh banyak wanita. Namun ini? Aisyah malah mendapat penolakan suaminya atas kehadirannya di kehidupan sang suami.

Setelah membisikkan itu di telinga Aisyah, Azzam bangkit dari ranjang dan berjalan santai ke kamar mandi tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Sedangkan Aisyah masih terdiam kaku di atas ranjang, hatinya masih terasa sakit mendengar perkataan suaminya. Air matanya luruh jatuh membasahi cadarnya. Hatinya sangat terasa sakit, ia belum pernah merasakan ini sebelumnya. Ia ingin mencintai suaminya, menyerahkan hatinya yang sudah berhak untuk dimiliki sang suami. Namun jika begini? Apakah mampu memberikan hatinya, sedangkan suaminya saja tak menginginkannya.

Assalamu'alaikum, Mas Azzam ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang