بسم الله الرحمن الرحيم...
Happy Reading!!!Ibadahnya di perbaiki lagi, bahu nya di kuatkan lagi, usahanya di tambah lagi, sisanya biar Allah yang merencanakan yang terbaik untuk mu. Karena ketika ikhtiar sudah di garis batas, biarkanlah do'a yang bertarung di langit.
....
Setelah selesai sarapan pagi tadi, Umma Amira, Papa Fahmi, Aisyah dan Azzam kini duduk di ruang keluarga sembari mendengarkan tausiyah dari TV. Dengan Umma Amira dan Papa Fahmi yang duduk bersampingan, tangan Umma Amira yang di genggam erat oleh Papa Fahmi. Serta Aisyah dan Azzam yang duduk bersembrangan.
"Kami pindah ke apartemen" ucapan singkat Azzam membuat semua menatap dirinya, Aisyah juga mengerutkan dahinya, kenapa tiba-tiba suaminya memutuskan pindah tanpa berbicara kepadanya terlebih dahulu?
"Kapan pindahnya Mas?" tanya Umma Amira menatap putranya itu.
"Siang nanti"
"Emm, kakak kok nggk ada bilang sama Aku?" gumam Aisyah, tapi masih bisa terdengar oleh mereka.
Azzam yang mendengarnya hanya acuh, karena menurutnya tidak penting untuk dijawab. Semua keputusan apapun tetap ia yang pegang, egois? Sudah jelas.
"Kalian uda beres-beres?"
"Belum"
"Yaudah sana gih, beres-beres" perintah Umma Amira.
Aisyah hanya menjawab dengan anggukan, kemudian naik ke lantai dua untuk membereskan pakaiannya dan pakaian suaminya
Setelah masuk ke dalam kamar Azzam, Aisyah pun mengambil satu koper berwarna abu-abu milik suaminya. Namun saat Aisyah ingin membuka lemari suaminya, suara tegas di belakangnya membuat ia mengurungkan niatnya untuk membereskan pakaian suaminya .
"Ngapain?"
"Ini mau mberesin pakaian kakak untuk pindah" ucap Aisyah lembut sambil menatap netra suaminya.
Setelah menjawab pertanyaan dari sang suami, Aisyah kembali mempacking pakaian dirinya dan suaminya itu. Azzam hanya memperhatikan Aisyah yang terlihat santai namun kecekataan membereskan pakaian mereka.
Hanya membutuhkan setengah jam, pakaian keduanya sudah rapi tertata di dalam koper.
"Alhamdulillah selesai juga" gumam Aisyah pelan. Kemdian ia berdiri dan menarik dua koper sekaligus dengan warna abu-abu milik suaminya, dan warna biru adalah miliki dirinya.
Kemudian Aisyah menarik kedua kopernya dekat dengan ranjang.
"Kecil-kecil gitu kuat juga ternyata" bathin Azzam.
"Tidak ada lagi yang mau kakak bawa?" tanya Aisyah lembut
"Nggk" dinginnya. Aisyah hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Keadaan di kamar kembali hening.
Hingga Azzam bangun dari duduknya dan masuk ke kamar mandi berganti pakaian.
Aisyah hanya tersenyum tipis di balik cadarnya.Ini adalah awal langkah yang bagus, Azzam tak sampai bermain tangan. Setidaknya ia berusaha pelan-pelan untuk meluluhkan hati es suaminya itu. Bissmillah.
......
Kini Azzam dan Aisyah sudah berada di depan pintu rumah Papa Fahmi berpamitan untuk pindah ke apartemen Azzam yang tak terlalu jauh dari rumah orangtuanya dan juga lebih dekat untuk mereka menuju ke sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Mas Azzam !
Spiritualité---- Inilah kisah Aisyah, seorang gadis sholihah yang harus menjalankan Rumah Tangga dengan sosok lelaki yang dingin. Sosok lelaki yang seharusnya membimbing, kini malah memperporak-poranda kehidupan Aisyah. Tingkah laku suaminya membuat ia harus b...