AMA ~ 08

337 103 5
                                    

Happy Reading !!

.
.

Setelah selesai mengisi kajian dan  juga menemani Naya ke Mall untuk membeli skincare dan  baju sekolah yang baru yang cocok untuk dipakai  bersama jilbabnya.

Ya, Naya memutuskan untuk mengenakan jilbab di sekolah. Saat mendengar keputusan dari sahabatnya itu ingin mengenakan jilbab Aisyah sangat-sangat bahagia, semoga sahabatnya itu selalu istiqomah, Aamiin...

Flashback!

Aisyah dan Naya menaiki mobil setelah pulang dari kajian, dan Naya mengajak Aisyah untuk ke Mall sebentar karena ingin membeli skincare nya yang telah habis.

Sepanjang perjalanan Naya terus bertanya, kenapa Aisyah sudah mendapat julukan ustadzah? sedangkan Aisyah masih kelas XI SMA.

"Syah, kamu kok uda di panggil utadzah? kan kamu masih SMA?" tanya Naya, sambil fokus menyetir mobil sedan hitamnya.

"Sebenernya aku sudah tamat pesantren, bahkan aku sudah mengajar di sana. Tapi aku juga merasa belum pantas untuk mendapatkan gelar itu, aku juga masih banyak belajar lagi. Tapi setiap aku bilang jangan memanggil ustadzah, mereka tetap memanggil begitu. Jadi ya sudah deh" balas Aisyah sambil menggedikkan bahunya tanda ia tak mengerti.

Naya mengangguk-anggukan kepalanya
"Hmm, Syah"

"Ya?"

"S-soal pakai j-jilbab, itu wajib banget ya?" tanya Naya sedikit ragu dengan pertanyaannya.

"Yang namanya seorang muslimah itu wajib pakai jilbab. Kenapa? karena Allah sudah memerintahkan kepada kaum laki-laki untuk memerintahkan para istri dan saudara perempuannya untuk mengenakan jilbab. Yang boleh kamu tampakkan hanya telapak tangan dan wajah"

"Dalam surah Al-Ahzab ayat 59, yang artinya ,Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”

"Kamu boleh kok menampakkan auratmu tapi hanya kepada suami, ayah, ayah suami(mertua laki-laki), putra-putra mereka, putra-putra suami, saudara saudara laki-laki, putra-putra saudara lelaki (keponakan), putra-putra saudara perempuan(keponakan), kemudian wanita-wanita muslimah, budak-budak yang kamu miliki, pelayan laki-laki yang tidak mempunyai syahwat karena telah udzur atau lainnya, dan yang terakhir adalah kepada anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita" terang Aisyah sambil menatap Naya yang fokus menatap ke depan dengan tenang, tapi tidak dengan hatinya. Jadi selama ini ia telah banyak berdosa hanya karena tidak mengenakan jilbabnya, belum lagi dosa yang ia lakukan lainnya.

"Hmm, Syah aku ingin berjilbab" putus Naya. Selama berada di sisi Aisyah, ia sangat merasa tenang melihat cara berpakaiannya, tutur katanya. Bahkan yang dulu ia melihat ibu-ibu berpakaian besar dan jilbabnya, ia melihat seperti sangat ribet dalam hatinya.

Tapi saat melihat Aisyah, malah terlihat sangat mudah. Bahkan Aisyah bisa makan dengan mudah walaupun wajahnya terhalang oleh kain tipis itu.

"MasyaAllah..." Aisyah berseru bahagia dan langsung memeluk sahabatnya itu dari samping. Keputusan yang tepat pikirnya.

"Bimbing aku ya Syah" ucapnya lirih, Aisyah mengangguk cepat sambil mengambil sebelah tangan Naya lalu mengecup punggung tangannya.

"InsyaAllah Naya, aku akan bimbing kamu sebisa aku"  balas Aisyah lembut, senyuman tak luntur dari balik cadarnya.

Assalamu'alaikum, Mas Azzam ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang