AMA ~ 18

251 44 17
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم...


Happy Reading!!!
...

Suara gemercik air terdengar dari luar apartemen, Aisyah yang penasaran akhirnya membuka tirai dan terlihat hujan deras telah menimpa kota Bekasi.  Sedikit khawatir, sekarang sudah pukul 8 malam, sedangkan suaminya belum ada tanda-tanda akan pulang.

Aisyah mengambil ponselnya kemudian menelpon suaminya, namun berulang kali ditelpon tetap tak terjawab.

Kecemasannya semakin bertambah, di kirimi pesan juga hanya ceklis satu.

"Ya Allah lindungilah suamiku" bathinnya.

Gemuruh hujan dan petirpun saling bersuatan keakan saling menantang, siapakah yang paling mengerikan. Aisyah berjalan mondar mondir, ia merasa sangat khawatir saat ini.

Karena rasa khawatirnya semakin bertambah, dengan cepat Aisyah mengambil cadarnya dan mengambil jaket kebesarannya, mengambil kunci mobil suaminya yang bergantung di dekat TV. Sedikit berlari untuk membuka pintu apartemen. Namun saat ia membuka pintu, terlihat seorang lelaki masih menggunakan pakaian SMA dan jaket hitam yang basah kelebus melekat ditubuhnya. Aisyah menatap wajah lelaki itu, dan langsung cemas. Itu Azzam, suaminya.

Aisyah langsung menarik Azzam masuk ke dalam apartemen, kemudian ia berlari dan mengambil handuk untuk menghilangkan sedikit basah dari pakaian Azzam.

Seakan tak ada canggung, Aisyah menarik kembali Azzam agar masuk ke dalam kamarnya. Ia berlari lagi mengambil pakaian ganti dari kamar suaminya.

"Mandi dulu kak, nanti akan ku buatkan teh hangat" ucap Aisyah, sambil  menyerahkan pakaian yang ia ambil tadi.

Azzam yang terlihat lemas hanya patuh dan segera membersihkan diri. Sedangkan Aisyah langsung menuju dapur untuk membuatkan teh hangat dan sedikit bubur untuk Azzam.

Tak lama Azzam sudah keluar dari kamar mandi, wajah pucatnya terlihat jelas dalam penglihatan Aisyah. Ia sangat khawatir melihat keadaan suaminya itu.

Aisyah langsung menghampiri suaminya, saat ia melihat Azzam sedikit oleng saat berjalan. "Sini kak, biar aku bantu" usul Aisyah, namun karena tak melihat ada penolakan, Aisyah mengambil tangan suaminya dan ia letakkan dipundaknya, dan tangan Aisyah yang satunya memeluk pinggang Azzam guna untuk menompang Azzam saat berjalan.

Aisyah mendudukkan Azzam di atas ranjang dan bersandar pada kepalanya, mengangkat kaki azzam ke atas ranjang, kemudian menyelimuti kakinya.

"Ini kak di minum dulu teh hangatnya" ucap Aisyah penuh kelembutan. Azzam tanpa protes pun mengambil teh hangat yang di sodorkan kepadanya.

Azzam perlahan meminum teh hangat itu, dan sedikit ada rasa hangat mengalir di dalam tubuhnya.

Azzam sedikit melirik Aisyah, ia tertegun. Dari mata itu, ia melihat kekhawatiran yang cukup besar, apakah ini karena melihat kondisinya, pulang dalam keadaan kehujanan? - Pikirnya.

"Sudah habis kak?" ucap Aisyah, "ini makan dulu buburnya, setelah itu kakak baru tidur, biar enakan badannya" lanjutnya lagi.

Azzam yang memang saat ini sangat lemas, ia hanya menganggukkan kepalanya setuju.  Aisyah pun yang melihatnya tersenyum hangat dan menyuapi suaminya, hingga buburnya habis kandas tiada tersisa.

"Alhamdulillah sudah habis, langsung tidur ya" lembutnya sambil menyelimuti suaminya hingga batas dada dan Azzam hanya mengangguk.

Namun saat Aisyah ingin beranjak dari duduknya, tangan kekar menahan lengannya.

Assalamu'alaikum, Mas Azzam ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang