Episode 40. The War 2!

2.1K 280 19
                                    

DORR!

DORR!

DORR!

Sasuke bersama sang ayah menembaki puluhan pengikut Otsutsuki yang hendak memasuki mansion. Mereka menjadi benteng pertahanan bagi para wanita di dalam, termasuk Sakura.

Sebenarnya, Sakura enggan bersembunyi. Itu akan melukai harga dirinya sebagai di berandal, tapi apa boleh buat(?)

"Bala bantuan akan sampai," beritahu Sasuke seraya mengisi kembali peluru pistol.

"Hn. Cepat sedikit, aku bosan dengan para tikus ini," ujar Fugaku jengah.

DORR!

DORR!

Sementara suara tembakan menggema, Madara tengah asyik meminum red wine dari atap mansion. Tugasnya hanya satu; menonton.

"Ahh, minum saat siang begini memang nikmat!" seru Madara mengangkat botol wine tinggi-tinggi.

"Eh, Madara-kun?"

Madara memincingkan matanya.

"Siapa?"

Wanita itu—Kaguya, tersenyum tipis sembari menodongkan pistol ke arahnya. "Apa karena aku meninggalkanmu, kau jadi amnesia, suamiku—oh, maksudnya mantan suamiku."

"Aku tidak menyangka kau akan menginjakkan kaki di rumahku," ledek Madara tidak mempedulikan Kaguya, memilih kembali membasahi tenggorokan dengan wine.

Kaguya tersenyum mengejek. "Mansionmu memang jelek dan tidak suci." Ia melihat mantan suaminya berdiri tegak, Madara memang kuat alkohol. "To the point saja." Kaguya mengedikkan bahu. "Aku ke sini untuk menjemput Haruno Sakura, lalu menikahkannya dengan Indra," utarnya gamblang.

"Cucuku tidak akan membiarkan Indra hidup, jika begitu." Madara terkekeh geli.

"Jika begitu dia akan kuhabisi," sahut Kaguya enteng.

Tidak berubah, masih sama dengan ambisi besarnya rela menghancurkan siapapun—termasuk cucunya sendiri.

"Apa spesialnya Haruno Sakura?" Madara mengambil sebatang rokok dan pematik. "Awal-awal kau mengincar Hyuuga Hinata, tapi berbalik ke Haruno Sakura." Madara membakar rokoknya, lalu menyesapnya. "Aku yakin ada alasannya."

"Jangan bodoh, Madara. Kau tau benar jika Haruno bukan keturunan Otsutsuki, melainkan keturunan keluarga lain."

DORR! Kaguya menembak peluru ke atas.

"Keturunan Haruno punya ciri khas sendiri, jika bersatu dengan Otsutsuki, maka Otsutsuki akan diperuntungkan. Dan Otsutsuki akan mendapat kekuasaan terkuat," janji Kaguya mantap.

"Sifat serakahmu tidak berubah," komentar Madara santai.

"Aku tidak akan serakah, jika kau tidak membunuh Tenji," desis Kaguya.

"Ah, Tenji." Madara menggaruk-garuk kepalanya. "Pria yang kau cintai, bukan?" Mendadak pria paruh baya itu mendatarkan wajahnya. "Dia pantas mendapatkannya."

DORR!

"Awsh!" ringis Madara memegangi lengan kanannya yang tertembak. "Ahh, shit! Enak sekal—maksudnya sakit sekali!"

"Aku akan memberi lebih," sahut Kaguya menodongkan senjata apinya ke arah Madara, tepat dikepala.

DORR!

"Bantuan tiba, dattebayo!" seru Naruto berkendarakan helikopter.

"MELESET, BODOH!" teriak Madara memaki.

Handsome DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang