Sedari tadi Gaara terus saja menunggu para Akatsuki yang tengah bekerja di bidang masing-masing, seperti Deidara yang membuat peledak lalu sepupunya, Sasori yang membuat boneka hidup.
Gaara mendengus kesal karena ia tidak suka yang namanya menunggu, maka dari itu dirinya lebih baik bekerja sendiri dibandingkan bekerja sama dengan yang lain karena itu akan memperburuk bahkan bisa menghancurkan rencananya.
"Sedikit bersabarlah, Gaara. Ini harus benar-benar sempurna," ujar Sasori yang bisa membaca ekspresi wajah adik sepupunya.
Gaara memutar bola matanya bosan. "Selesaikan pekerjaan kalian. Aku akan mulai dengan target pertama." Gaara keliar dari ruangan sembari menyeringai.
"Apa kita harus mencegahnya? Kita bahkan belum memberinya perintah," ucap Kisame sedikit kesal karena sikap Gaara yang suka memutuskan keputusannya sendiri tanpa mendengar dari pihak lain.
Yahiko menggeleng, "Tidak perlu. Biarkan saja. Lagipula jika dia bermain dengan dia, Gaara bisa mendapat sedikit informasi mengenai Otsutsuki."
"Hm, kau benar," timpal Itachi.
-o0o-
Warning!
Terdapat adegan kekerasan, bijak dalam membaca!
Gaara berjalan menyusuri koridor hotel di hotel bintang lima yang ada di kota Moskow. Pemuda yang dijuluki The Red Psychopath itu mulai beraksi.
Tujuannya kali ini adalah kamar nomor 158 yang ditempati oleh seorang Otsutsuki yang bernama Momoshiki. Menurut Gaara, dia adalah Otsutsuki yang paling sampah diantara yang lain karena Momoshiki yang memang termasuk keluarga pelindung di Otsutsuki.
Dengan tangan yang sudah gatal, Gaara membuka pintu kamar tujuannya kemudian mengunci pintunya. Pemilik kamar itu terkejut mendapati Gaara berada di kamarnya. Bulunya berdiri tegak menandakan pria itu merinding ketakutan.
"Kau! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Momoshiki dengan nada ketakutan.
Gaara menyeringai penuh misteri. "Aku hanya datang untuk membukakan pintu neraka untukmu." Perlahan Gaara mengeluarkan pisau perak kesayangannya. Pisau yang selalu ia pakai untuk bermain dengan seseorang.
"Mundur kau! Kau pikir siapa kau berani-beraninya kau datang kemari!"
Tidak gentar, melainkan Gaara semakin melangkah maju ke depan sembari memamerkan seringai kejamnya. Sudah lumayan lama, Gaara tidak memuaskan hasrat psikopatnya pada seseorang karena tengah fokus pada sepupu tercinta, Sakura.
Rambut panjang Momoshiki tertarik kebelakang oleh Gaara dan ia meringis kesakitan. Gaara tersenyum karena mendengar ringisan Momoshiki yang menggema di telinganya.
Srak!
Dalan sekejap, rambut putih panjang Momoshiki terpotong oleh pisau perak kesayangan milik seorang Rei Gaara.
"Katakan, apa yang kau tau tentang Otsutsuki!" titah Gaara dengan nada kasarnya.
Sekarang Momoshiki yang tertawa puas. "Untuk apa aku menberitahumu?" Rahang Gaara mengeras. "Lagipula aku tidak bekerja padamu.
"Akh!--"
Darah segar mengalir dari telinga Momoshiki kemudian turun hingga bagian bawah tubuhnya. Baru saja Gaara membuat luka yang besar dan dalam di telinga Momoshiki dan Gaara tidak suka satu hal, yaitu erangan Momoshiki yang kurang erotis dan mengenakkan di telinga. Namun, Gaara bisa bermain lebih lama lagi bersama dengan Momoshiki malam ini.
"Kutanya sekali lagi, kau mau memberitahuku atau tidak?" tanya Gaara yang mengulangi pertanyaannya.
Momoshiki gelagapan sekarang. "Jika kau tidak mau pun tak apa karena keluarga kecilmu yang akan menanggung akibatnya."
Momoshiki tercegang kemudian mengangguk cepat. "Akan kuberitau tapi tolong jangan sakiti keluargaku."
"Argh-"
Momoshiki mengerang sesakitan saat tangan kanannya mulai terkena pisau perak milik Gaara. "Cepat katakan sebelum aku membuatmu berada di neraka."
"Otsutsuki Toneri bukan hanya mengincar Hyuuga Hinata, tapi juga mengincar gadis lain. Dia akan menggunakan kedua gadis itu untuk menjadi aset berharga agar Kaguya bisa dilepaskan."
Gaara menatap Momoshiki datar. "Siapa gadis itu?"
"Dia adalah-"
Dor!
Satu peluru berukuran sedang melesat dan bersarang di dalam jantung Momoshiki dan dirinya sudah tak bernyawa lagi. Gaara menggeram marah, ia mencari asal dari peluru itu dan menemukan seorang penembak sniper handal yang ada di atas gedung.
Ingin sekali Gaara menghabisi orang yang berani memotong informasi yang hampir saja ia dapatkan. Sekarang target pertamanya sudah tak bernyawa dan tentu tak berguna lagi bagi Gaara. Akhirnya dengan geram, Gaara meninggalkan Momoshiki di kamar hotel sendirian, sedangkan dirinya kembali ke markas.
Sekembalinya dirinya dimarkas Gaara menancapkan pisau peraknya di meja hinga meja tersebut rusak dan mengundang perhatian para Akatsuki yang tengah bekerja.
"Ada apa Gaara? Wajahmu kusut sekali," tanya Sasori kemudian duduk di samping Gaara.
"Dia bilang bukan hanya Hinata yang jadi sasaran, tapi juga gadis lain." Akatsuki terkejut saat mendengar penuturan Gaara. "Hampir saja aku mendapatkannya tapi dia tertembak."
"Cih! Sialan!"
"Sepertinya bawahan Kaguya mulai merencanakan hal besar untuk melepaskannya," ujar Yahiko.
"Dan aku yakin gadis itu adalah salah satu dari Temari, Tenten, Ino dan Sakura," lanjut Konan.
Gaara tercenggang saat mendengar nama adik sepupunya. Otaknya mulai berpikiran kemana-mana tentan Sakura. Jangan sampai target selanjutnya dari Otsutsuki adalah Sakura, pikirnya.
"Sakura, semoga kau baik-baik saja di sana."
Deidara mulai bersuara, "Ini berarti mereka berlima akan dijaga oleh Crown Devil selama kita berada di sini." Yahiko mengangguk mengiyakan, sedangkan Gaara berdecih tidak suka. Sampai Sasuke menyakiti Sakura sedikit saja, maka Gaara akan menghabisinya tidak peduli apapun.
"Hn. Mereka hanya sampah yang melebihi kotoran," sindir Itachi.
"Bagimu begitu, tapi kita harus tetap hati-hati," sahut Obito.
Deidara melirik Obito sekilas. "Tumben kau pintar, Tobi."
Obito yang sering dipanggil Tobi itu menyeringai lebar. "Ah, senpai bisa saja."
"Baiklah, besok Gaara akan melanjutkan target kedua bersama dengan Hidan," utar Yahiko.
"Kurasa tidak ada salahnya bekerja sama sesama psychopath kan?" batin Gaara menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Devil
Fiksi PenggemarMature. "Ada apa kemari?" ketus Sakura tak ingin berlama-lama. "Cepatlah aku tak punya waktu untukmu." "Aku ingin..." "Ingin apa?" "Sasuke, minggir!" suruh Sakura yang tak dituruti oleh Sasuke. Justru pemuda itu terus maju dan maju. "I want you to b...