Urashiki meringkuk ketakutan di sudut ruangan. Sementara Gaara yang sedari tadi menahan hasratnya untuk memainkan mainan barunya.
"Katakan siapa wanita yang diincar oleh Toneri, selain Hinata?" Gaara bertanya, menggeram jangan sampai nama adik gulalinya disebutkan.
Urashiki menatap remeh Gaara. Untuk inikah dirinya ditangkap?
"Lemah, jika kau tak tau," balas Urashiki.
"Jangan terpancing emosi," cegah Yahiko sebelum Gaara melakukan hal yang tidak-tidak.
"Katakan siapa, sialan!" sentak Gaara mulai emosi, namun ia mencoba menjaga emosinya tetap terkendali.
"Bagaimana jika aku bilang..." Urashiki tersenyum miring. "Adik merah mudamu?"
"SIALAN! MATI KAU!"
Gaara beranjak ke arah Urashiki dengan pisaunya, namun lagi-lagi dicegah oleh Hidan."Kita masih membutuhkan dia sebagai bahan informasi."
"Cih!" Gaara kembali ke tempat, menetralkan emosinya. Tak boleh satu pun hal terjadi pada Sakura, tidak boleh.
"Kalian terlambat."
Dua kata yang membuat mereka kebingungan. Namun kemudian Urashiki muntah darah seakan habis diracun.
Itachi dengan tatapan tajam menghampiri dan memeriksa kerongkongan mulut Urashiki.
"Racun ini sudah dipersiapkan sejak awal jika dia ditangkap," ungkap Itachi.
"Urashiki sudah mati."
Hidan memalingkan wajahnya tak puas. Dirinya tak bisa mengajak Urashiki untuk bergabung pada aliran sesatnya.
"Sepertinya Otsutsuki memang sudah menyiapkan ini sejak awal," pikir Konan memberitahu.
"Apapun itu kita tidak boleh membiarkan mereka membebaskan Otsutsuki Kaguya," sahut Yahiko.
Konan melirik Hidan. "Ketatkan keamaan penjagaan Kaguya. Jangan sampai dia terlepas."
"Aku mengerti." Lantas Hidan pergi menjalankan tugasnya.
-o0o-
Bersama dengan Shikamaru, Temari berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih sepi. Bahkan satu murid pun tak terlihat di sana.
Tiba-tiba Shikamaru mengajaknya berangkat ke sekolag lebih awal. Entah dengan tujuan apa dia mengajaknya berangkat awal.
"Sebenarnya kenapa kau berangkat pagi buta seperti ini?" tanya Temari gemas sembari meletakkan tas sekolahnya di atas meja.
Shikamaru mengedikkan bahunya. "Hanya ingin. Mansion tampak bising."
Benar kata Shikamaru. Sekarang mansion memang bising dengan suara teriakan Ino dan Tenten yang saling menyaut bagaikan burung beo.
Mereka berdebat sepanjang pagi ini hanya karena masalah make up. Entah bagaimana caranya peralatan make up mereka tertukar dan mereka saling menyalahkan satu sama lain.
"Temari."
"Ya, ada apa?" Sontak Temari menoleh menghadap wajah Shikamaru yang terlelap di atas meja. "Aku tidak percaya kau tidur di sini."
"Cerewet!" ketus Shikamaru. Ia menarik tangan Temari dan meletakkannya di atas kepalanya.
Rasanya Temari ingin tersenyum sendiri dengan sikap Shikamaru yang bisa dibilang manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Devil
FanficMature. "Ada apa kemari?" ketus Sakura tak ingin berlama-lama. "Cepatlah aku tak punya waktu untukmu." "Aku ingin..." "Ingin apa?" "Sasuke, minggir!" suruh Sakura yang tak dituruti oleh Sasuke. Justru pemuda itu terus maju dan maju. "I want you to b...