Kaguya mengelus lembut kursi singgasananya yang sudah lama tak ia duduki. Bentuk dan letaknya masih sama.
Isshiki memandang jengah Kaguya, sebab sejak beberapa menit yang lalu Kaguya tak henti-hentinya melampiaskan rindunya pada kursi singgasana.
"Hentikan itu. Mataku jengah melihatnya!" ketus Isshiki, menduduki kursi kasar.
Kaguya menatap Isshiki datar. "Apa saja yang dilakukan?"
"Banyak." Isshiki membalasnya singkat. Tak ada respon dari Kaguya. "Hyuuga Hinata sudah menjadi Hyuuga kotor. Sebentar lagi namanya akan tercemar di depan publik."
"Otsutsuki Toneri?"
"Mati di tangan Rei Gaara." Diambilnya satu batang rokok kemudian ia nyalakan. "Dia tidak berguna, dan pantas mendapatkannya."
"Hagoromo, apa dia setuju?"
Isshiki menggeleng. "Pengkhianat itu tidak setuju, walau ditawar kebahagiaan sebesar apapun."
Kaguya tersenyum tipis. "Indra?"
"Dia akan datang."
"Benarkah?" Kaguya bertanya dengan nada tertarik. "Ini akan menarik."
"Lanjutkan sesuai rencana," lanjut Kaguya, meninggalkan singgasananya. Wanita itu keluar dari ruangan menuju kamar.
"Uchiha Sasuke, gadismu mungkin akan menjadi wanita nanti." Isshiki tertawa keras membelah keheningan di ruangan tersebut.
-o0o-
"Pergerakan Kaguya melambat," lapor Shikamaru melihat analisnya.
Sai melirik Shikamaru dan kembali memandang meja. "Ada yang aneh," gumamnya.
"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh lengah!" seru Naruto penuh keseriusan. Matanya terlihat berkilat kemarahan. "Isshiki pasti akan mati ditanganku!" Ia menggeram sembari mengepalkan tangannya kuat.
"Jangan gegabah." Neji menyahut, juga menahan emosinya. "Kita perlu strategi. Mereka musuh yang kuat."
"Apalagi mengingat mereka yang tak segan menghancurkan satu tanah negara," lanjutnya.
"Urus semuanya." Uchiha Sasuke, pria iti berdiri di tempat. Wajahnya dingin namun terlihat kalut.
Sakura, bagaimana keadaannya? Ia meninggalkannya bersama Tenten dan Temari saja.
Yamanaka Ino ada di mansion Sai dan Hinata berada dalam pengawasan keluarganya.
Meski keamanan mansion yang ketat, tak menutup kemungkinan Sakura tak dalam bahaya.
"Hubungi The Red Psychopath. Suruh dia menjaga Sakura," titah Sasuke.
"Kenapa tidak kau saja yang mengubungi?" tanya Sai polos.
Sasuke menggeram. Mana sudi dia mengubungi si merah bata?
"Jangan membantahku." Kemudian Sasuke pergi, entah kemana.
"Masalah mereka belum selesai ternyata." Sai tersenyum palsu memaklumi keadaan. Untung saja hal yang terjadi antara mereka tak terjadi pada dirinya.
Mansion Sasuke penuh dengan teriakan Sakura dan Tenten yang saling berkejaran seperti Tom and Jerry.
Saling melempar bantal satu sama lain dan tertawa dengan tingkah mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Devil
FanficMature. "Ada apa kemari?" ketus Sakura tak ingin berlama-lama. "Cepatlah aku tak punya waktu untukmu." "Aku ingin..." "Ingin apa?" "Sasuke, minggir!" suruh Sakura yang tak dituruti oleh Sasuke. Justru pemuda itu terus maju dan maju. "I want you to b...