Saat perjalanan pulang, Ino menghentikan mobilnya di depan toko bunga miliknya. Ya, miliknya. Ino memang menyukai beraneka ragam jenis bunga, bahkan arti dari bunga tersebut pun ia mengetahuinya.
Kebetulan di dalam toko bunga milik Ino sudah terdapat sang kakak, Deidara yang tengah merakit sebuah peledak. Ino menggelengkan kepalanya, kebiasaan kakaknya memang sama sekali tidak berubah.
"Aku pulang," sapa Ino kemudian melemparkan tas sekolahnya di meja kasir dan duduk bersebelahan dengan sang kakak.
Untung saja toko bunganya masih tutup. Jika buka, bisa saja pembeli banyak yang pingsan akibat melihat kakaknya yang dengan elite nya merakit peledak dengan ketampanannya.
"Sudah beberapa kali aku bilang jangan merakit peledak di toko bungaku. Bisa-bisa tokoku ini akan meledak karena ulahmu," gerutu Ino.
Deidara mengusap keringat di dahinya. "Tidak akan. Jika pun meledak akan kuganti toko kecilmu ini."
Ino memutar matanya bosan. "Oh, iya. Kau bilang ada urusan di Meksiko, lalu kenapa kau sekarang ada di sini?"
"Tugasku sudah selesai, maka dari itu aku pulang," balas Deidara yang diangguki oleh sang adik.
Ino berdiri dari duduknya kemudian menyambar tas sekolahnya dan meregangkan otot-otot tubuhnya. "Kebetulan kau yang ada di sini, tolong jaga tokoku sebentar ya." Deidara mulai menatap Ino kesal. "Ayolah, Kak. Aku harus ke salon dan mengurusi diriku, ok?"
Belum sempat Deidara berbicara, Ino sudah keluar dari toko bunga dengan cerianya. "Sampai jumpa, Kak. Tenanglah, salah satu pegawai toko akan sampai sebentar lagi."
"Ck! Selalu saja aku. Menyebalkan!"
-o0o-
Sementara itu di dalam mobil Gaara, Sakura tengah fokus memainkan ponselnya. Sementara itu Gaara yang tengah menyetir masih memikirkan Sasuke, musuhnya. Dibenaknya terdapat banyak pertanyaan yang menggumpal. Hanya saja yang paling ia takutkan adalah jika Sasuke memiliki keinginan bermain dengan gadis gulali yang ia sayangi.
"Aku tidak akan membiarkan Uchiha itu mendapatkan Pinky. Dan aku harus mulai menjaga Pinky lebih ketat," batin Gaara.
"Gaara," panggil Sakura yang sudah menoleh ke kanan.
"Ada apa? Kau ingin sesuatu?" tanya Gaara penuh selidik.
Sekarang wajah Sakura berubah menjadi lebih banyak tersenyum karena tujuannya sudah ditangkap basah oleh Gaara. "Kau ini tau saja." Sakura terkikik sebentar. "Aku hanya ingin gulali. Hanya itu, tidak ada yang lain."
Gaara mulai tersenyum hangat yang jarang dilihatkan oleh siapapun kecuali orang terdekat seperti keluarga dan sahabat. "Keinginanmu adalah perintahku, Saki." Sakura kembali terkikik. "Lagipula aku tidak keberatan jika kau meminta banyak hal dariku. Pasti aku akan memenuhinya."
"Saki, siapa kelima pemuda yang tadi keluar?" Kini, wajah Gaara mulai mendingin seperti lemari es.
Sakura mengernyitkan dahinya. Sepertinya ia lupa siapa saja yang keluar tadi di sekolah. Kemudian ia tersentak dan kembali mengingatnya.
"Ah, mereka. Mereka itu murid baru yang datang hari ini. Tapi aku tidak mengenal satu pun dari mereka."
"Tidak satu pun?" beo Gaara.
Sakura mengangguk. "Iya, aku tidak mengenal mereka semua. Bahkan mereka sangat aneh."
"Aneh?" tanya Gaara bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Devil
FanficMature. "Ada apa kemari?" ketus Sakura tak ingin berlama-lama. "Cepatlah aku tak punya waktu untukmu." "Aku ingin..." "Ingin apa?" "Sasuke, minggir!" suruh Sakura yang tak dituruti oleh Sasuke. Justru pemuda itu terus maju dan maju. "I want you to b...