Episode 7. Heart Warm Up

5.6K 450 5
                                    

Ino berjalan menuruni tangga menuju ke ruang makan. Saat sampai, ia dapat melihat semua makanan mewah di atas meja makan. Mulai dari Tokyo Dog, Fugu, The Luxury Pizza dan yang lainnya.

"Ah, Ino-chan sudah datang. Duduklah." Sai mempersilahkan Ino duduk di kursi meja makan sembari tersenyum tipis dan Ino enggan melihatnya karena itu akan membuat bulu kuduknya tegang.

"Makanlah. Ini semua khusus untukmu."

Awalnya Ino ragu untuk memakan makanan yang tersedia. Pikirannya mulai menduga-duga jika di dalam makanan ada racun, tapi setelah melihat Sai memakan makanannya, Ino juga ikut makan. Lagipula perut Ino akan berbunyi jika tidak diisi. Biasa, perut tidak akan bisa diajak berkompromi dengan mulut.

"Apa makanannya enak, Ino-chan?" tanya Sai yang diangguki oleh Ino.

"Tadi dia memanggilku Ino-san sekarang Ino-chan. Apa dia baru saja terbentur sesuatu?" batin Ino ngeri.

Seusai menjalani makan malam yang menurut Ino sangat menegangkan, ia kembali ke kamar tempat ia pertama kali membuka matanya. Matanya membulat mendapati Sai yang ada di atas ranjang dan hanya memakai boxer ketat yang bisa memperlihatkan junior nya dari dalam.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ino was-was.

Sai menoleh lalu tersenyum palsu. "Tentu saja tidur. Aku mengantuk."

"Um, baiklah. Aku akan tidur di kamar lain." Ino berbalik dan dengan sigap Sai meraih pergelangan tangan gadis ponytail itu hingga membuatnya jatuh ke dekapannya lagi. Wajah Ino yang tadinya putih bak boneka barbie sekarang sudah memerah padam. "Kenapa terulang lagi? Aku malu!"

"Kau tidur disini bersamaku, Ino-chan. Kau tidak keberatan bukan?" tanya Sai.

Sekarang Ino gelagapan. Otaknya kembali berputar mengingat kejadian siang hari yang lalu saat dirinya dibentak oleh Sai. Ia merasa merinding. Ada yang salah dengan Sai, tapi ia tidak tau apa. Sepertinya Sai memiliki jati diri lain selain seorang murid sekolah.

"T-tidak. Aku tidak keberatan," sahut Ino gugup ketakutan.

Sai menyunggingkan senyumnya. "Bagus." Kemudian ia melingkarkan lengan kekarnya di di perut Ino menyebabkan sensasi menggelitik di perut sang empu.

"Sai-"

Ucapan Ino kembali terpotong. "Mulai sekarang panggil aku Sai-kun, mengerti?" Ino mengangguk mengiyakan dengan sangat amat terpaksa karena dirinya mulai ketakutan mengingat senyuman Sai yang begitu mematikan.

"Sai-kun, apa kau tau dimana ponselku? Aku belum menghubungi keluargaku. Mereka pasti akan khawatir," kata Ino.

Sai membelai rambut blonde panjang milik Ino dengan lembut. "Tenang. Aku sudah memberitahu kakakmu, Deidara." Sai menarik kepala Ino menuju ke pelukannya. "Sekarang tidurlah." Ino mengangguk kemudian mencoba tidur. Dalam beberapa menit, Ino sudah berada di alam mimpinya.

Sai membuka matanya dan menampilkan onyx hitam pekatnya yang amat gagah jika dipandang. Ia menelisir setiap inci wajah Ino bak boneka barbie itu. Ia heran, kenapa bisa orang tuanya melahirkan gadis secantik dirinya.

Pemuda bermarga Shimura itu memajukan wajahnya hingga jarak diantara mereka mulai menipis. "Kau milikku!" Setelah itu Sai mencium bibir Ino dengan lembut. Manis, pikirnya.

"Kau membuat hatiku menghangat seperti saat aku bersama dengan keluargaku yang utuh. Rasanya aku ingin memilikimu, selamanya!"

-o0o-

Sementara itu di tempat lain, Sasuke tengah sibuk dengan mangsanya kali ini. Seorang wanita jalang bernama Mizuki tengah meringkuk ketakutan di atas lantai. Sasuke tersenyum miring kemudian menarik rambut violet panjang Mizuki dengan kasar.

"Beritahu aku, apa yang kau tau tentang Otsutsuki!" bisik Sasuke penuh penekanan.

Tubuh Mizuki bergetar. "A-aku t-tidak tau apapun tentang Otsutsuki!"

"Cepat katakan!" sentak Sasuke. Ia mulai kehabisan kesabaran menghadapi Mizuki yang keras kepala karena tidak mau memberitahu apa yang diketahuinya tentang Otsutsuki.

"Otsutsuki Toneri. Dia mengincar putri Hyuuga. Hanya itu yang aku tau. Hanya itu," kata Mizuki jujur.

Sasuke mulai beranjak berdiri dengan ekspresi datarnya. Ia menoleh kearah beberapa anak buahnya. "Ini hadiah kalian. Nikmati saja setelah itu singkirkan dia." Mata Mizuki membola saat mendapati empat anak buah Sasuke mulai mendekat kearahnya dengan tatapan lapar, sedangkan Sasuke keluar dari ruangan itu dengan senyum tipis. Akhirnya ia mendapatkan informasi yang dia inginkan.

Di dalam mobilnya, Sasuke mulai menelepon Neji. Ia akan memberitahukan semuanya pada Neji. Bagaimanapun juga Neji yang berhak tau tentang hal ini karena Neji adalah kakak dari dua putri Hyuuga.

"Halo, Sasuke. Ada apa?" tany Neji dibalik telepon. Ia tengah menemani Hanabi dan Hinata tidur.

"Otsutsuki Toneri. Dia mengincar salah satu adikmu," sahut Sasuke dingin.

Raut wajah Neji mulai menjadi datar dan dingin. Ia menatap kedua wajah adiknya yang ayu.

"Hanya itu?" tanya Neji lagi.

"Hn." Setelah itu Sasuke memutuskan dambungan telepon secara sepihak.

Neji meletakkan ponselnya di atas meja nakas kemudian membelai kedua pipi chubby Hinata dan Hanabi. "Tidak akan kubiarkan Otsutsuki itu mencelakai kalian berdua. Itu janjiku!"

Handsome DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang